"Cinta itu seperti bunga mawar, indah dan harum. Tetapi berhati-hatilah, karena ada duri tersembunyi yang siap melukaimu,"
7~6~2017
🥀🥀🥀
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"ALFA!"
Cowok yang dipanggil Alfa itu menolehkan kepala, mengangkat sebelah alisnya saat seorang perempuan dengan gamis biru langit berlari ke arahnya. Sesampainya dia di depan Alfa, perempuan itu berusaha mengatur napas.
Alfa tersenyum. Perempuan cantik nan anggun itu terlihat begitu kelelahan. Manik matanya menyihir Alfa untuk bertahan lama bersamanya. Padahal Alfa tau jika berduaan dengan perempuan yang bukan mahrom, maka yang ketiganya adalah setan. Namun, bolehkah untuk kali ini Alfa meng-handle pernyataan itu? Terlalu tidak sabar menunggu jawaban, lalu menunggu waktu untuk mengsahkan dua insan menjadi sepasang yang mahrom.
"Aku ingin bicara!" seru perempuan itu.
"Apa itu, Hanum?" tanya Alfa penasaran.
Hanum menyembunyikan kedua tangan di belakang tubuhnya. Padahal Alfa sudah tau jika yang tadi dipegangnya adalah setangkai mawar merah. Perempuan itu tersenyum, pipinya merah merona. Dia menunduk malu, menatap rerumputan yang menguning di sekitarnya.
Tak kunjung menjawab, Alfa semakin penasaran. "Jangan buat aku penasaran,"
Hanum mendongak, menunjukkan senyum terbaiknya. Tak lama, dia mengulurkan tangan yang memegang setangkai bunga mawar merah. Kemarin lusa, Alfa memberikan setangkai mawar merah padanya, tanda bahwa Alfa benar-benar ingin mengkhitbah Hanum. Jika Hanum menerima, maka Alfa meminta Hanum untuk membalasnya dengan mawar putih. Alfa mengeryit, tidak mengerti mengapa pertanyaanya dijawab dengan sebuah pemberian.
"Apa yang kamu tau tentang mawar merah?" tanya Hanum, menjatuhkan manik matanya pada tatapan Alfa.
Alfa gelagapan, ada yang berkelahi di rongga dadanya saat mata perempuan itu terlihat syahdu. Pria itu nampak berpikir, "Warnanya merah?"
"Itu tentu saja!" ucap Hanum sedikit kesal.
Alfa tertawa, "Lambang daripada cinta?"
"Mengapa?" tanya Hanum lagi.
"Loh, kenapa kamu suka bunga mawar ini?" Alfa malah balik bertanya.
"Bunganya cantik, indah," jawah Hanum, "Kenapa kamu balik bertanya, sih?"
Alfa tersenyum hangat, "Bunga mawar itu indah, kan? Bukankah seseorang akan memberikan sesuatu yang indah pada orang yang dicintainya?
Hanum membalas senyum dengan semburat merah di pipinya. Dia tau sekarang alasan Alfa memberikan bunga mawar itu padanya kemarin dan permintaan Alfa mengkhitbahnya.
"Maaf, aku mengembalikan ini padamu," ucap Hanum.
Alfa menurunkan senyum, cukup kecewa dengan pernyataan Hanum yang menyakitkan. Sungguh, itu kesungguhan dan keberaniannya selama ia hidup, mengungkapkan perasaan bukan untuk pacaran namun langsung menikah.
"Oh ... Maaf. Aku terkesan buru-buru untuk mengkhitbahmu karena takut kamu berpaling ke orang lain. Tapi maafkan aku, sungguh! Jika kamu menolak khitbahku, aku tidak akan memaksamu. Aku-"
"Alfa, aku belum selesai bicara!" ujar Hanum memotong perkataan Alfa.
Alfa hanya menatap sendu. Detik kemudian dia menatap rumput, menunggu lanjutan perkataan Hanum. Rasanya pria itu tak sanggup mendengar penolakan dari perempuan yang berhasil memecahkan kristal es di hatinya itu. Perempuan pertama yang menanamkan benih cinta ada diri Alfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntukmu, Imamku [SELESAI]
Romantizm~°°~ "Kalian tau? Tiba-tiba dia melamarku!" Astaga, mimpi apa Naurra semalam? Seorang Alfazhar Farisi, Si Cogan Arab primadona kampus, Si Komisaris perusahaan Kakap Dirgantara Djaya, Si Cowok Populer yang selalu tak ingin kalah debat, tiba-tiba data...