Chap~40

4.7K 204 15
                                    

"Saat orang berkata buruk tentang kita, padahal kita tidak pernah mengusik kehidupannya. Itu tandanya kehidupan kita lebih indah dari mereka,"

~Alhabib Syech bin Abdul Qadir Assegaff~

12~3~2019

🥀🥀🥀

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Author°~

~Oman Cafe, Jum'at, 20.00 WIB~

Hafiz membalikkan papan BUKA menjadi TUTUP, lalu menutup gorden tipis pada kaca-kaca kafe. Hm, apa lagi yang harus ia kerjakan? Sepertinya semua sudah beres. Ruangan sudah bersih dari tiap meja tamu, lantai, kasir, dapur kecil di depan dengan etalase cake, dan dapur di belakang. Jangan usulkan kamar atas karena kamar itu tidak pernah berantakan barang sekecil apa pun. Aydrus akan berceloteh panjang karena ia termasuk manusia fobia kotor. Ah, sebutannya saja karena telinga Hafiz malas mendengar gerutuan dari Aydrus tentang kebersihan adalah sebagian dari iman dan meninggalkan sebuah tempat dalam keadaan bersih termasuk tabiat manusia yang santun .... bla ... bla ...

"Gudang beres," ucap Aydrus sambil berjalan ke kasir, lalu membuka mesin kasir. "Hm,"

"Kenapa?" tanya Hafiz mendekat.

"Agak macet. Gue bakal benerin dulu," sahut Aydrus.

"Oh ... Sampah udah?" tanya Hafiz.

Aydrus menggeleng, "Belum,"

"Gue aja," sahut Hafiz, lalu berlalu ke belakang.

Aydrus mengeryit. Matanya mendapati sesuatu yang melekat pada sudut mesin kasir. Ah, itu penyebab mesin kasir macet, ya? Aydrus mengambil beberapa obeng, lalu mulai berkutat pada benda besi tersebut.

Ting!

"Assalamu'alaikum!"

"Maaf, kafe ini udah tutup," ujar Aydrus tanpa mengalihkan pandangan dari apa tang dilakukannya.

Gadis itu mengembungkan sebelah pipinya, lalu menaruh tas di sofa. "Gue baru balik latihan. Lo bolos mulu, sih? Senpai marah, tau,"

"Heleh, bilang aja lo ngiri gak bisa libur gegara mau turnament," celetuk Aydrus, namun tepat mengenai elakan dari Zayra.

"Frappucino, dong," alis Zayra terlihat naik turun.

"Lo gak liat separuh lampu udah dimatiin? Tandanya kafe tutup. Lagian lo ngapain malem-malem bukannya langsung pulang malah kelayapan gak jelas,"

Zayra mengerlingkan mata, "Ojek online gue tadi tiba-tiba nurunin gue di persimpangan sono, katanya anaknya tiba-tiba masuk rumah sakit. Ya, gue gak tega, lah! Yakali gue jalan kaki dari sono ke rumah? Mending ke sini, deket, sekalian numpang duduk dan Wifi-an gratis,"

Aydrus tak menoleh "Sekarang mau pesan ojol lagi?"

"Iya, dari tadi malah. Tapi gak dapet-dapet! Sekalinya dapet, eh, jarak dia sama gue kek Jakarta ke Bogor, jauh banget!" gerutu Zayra, "Mana handphone sekarat, lagi. Ah, nyebelin! Minjem cha--"

Brak!

Aydrus melirik, Zayra mendongak. Suara sesuatu yang ditabrak disusul dengan ringisan Hafiz terdengar sampai ke depan.

"Ada Haf?" tanya Zayra sambil menaikkan sebelah alisnya, "Gak koas dia?"

"Udah balik tadi langsung ke sini," jawab Aydrus tak menghiraukan suara itu, "Liatin, gih, Zay,"

Teruntukmu, Imamku [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang