Chap~29

4.1K 218 4
                                    

"Dekatilah orang shaleh walau kita masih jahat. Dekatilah mereka sampai kita malu berbuat jahat.

Dan sehingga kita tidak mau lagi berbuat jahat,"

~Al Habib Ali Zainal Abidin Al Hamid~

15~2~2018

🥀🥀🥀

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~07.10 WIB~

"Assalamu'alaikum, Umi," salam Alfa sembari memasuki rumah, "Eh, Abi juga,"

"Wa'alaikum salam," sahut Abi Zaky dan Umi Sarah di sela sarapan pagi mereka.

"Sendirian aja, Al? Nau mana?" tanya Umi Sarah perihal menantu kesayangannya itu.

"Dia ada kelas pagi, barusan Al anterin ke kampus," jawab Alfa, lalu duduk di kursi makan.

"Ada apa, Al?" tanya Abi Zaky.

"Ini, Abi. Ada dokumen ..." percakapan anak dan ayah itu hanyalah perihal perkantoran yang selalu membuat Umi Sarah bosan.

"Oh, iya, Al, kamu belum bulan madu sama Naurra, kan?" tanya Umi Sarah tiba-tiba.

Alfa mendongakkan kepala. "Bu-bulan madu? Belum, sih ..."

"Ampun, deh, pernikahan kalian udah hampir setahun tapi kalian belum bulan madu?" Umi Sarah menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Rencananya mau ke mana?" tanya Abi Zaky.

"Eh, gak tau, Abi. Malah Al gak kepikiran buat bulan madu," sahut Alfa.

"Kamu ini," Abi Zaky terkekeh sambil menggelengkan kepala, "Cewek itu paling suka kejutan, apalagi bulan madu. Itu idaman semua wanita yang baru menikah,"

"Udah, pesan tiket bulan madu ke Maldives aja, atau ke Raja Ampat!" Umi Sarah terlihat gembira dengan ide-idenya.

"Umi, jauh banget," ucap Alfa, "Kenapa gak ke Tanah Abang aja buat nyari fashion? Atau ke Pasar Pagi?"

"Heh! Itu bukan bulan madu, Bahlul!" suara cempreng yang datang itu membuat telinga Alfa nyaris mendengung. "Lo mau bulan madu apa mau jualan di sana?"

"Zayra?" Alfa mengelus telinganya, "Lo, kan, ada kelas pagi?"

"Mau minjem buku elo, ada kaitannya sama pelajaran hari ini," ucap Zayra sambil menunjukkan sebuah buku tebal.

"Ya, gak apa-apa kali ke situ, cewek suka fashion, kan?" tanya Alfa kembali ke topik pembicaraan.

"Ya, gak gitu juga, Al," Umi Sarah terkekeh sambil memijat keningnya. Sungguh, anaknya satu itu tidak mengerti apa pun tentang wanita, "Nau pasti suka diajak jalan-jalan, apalagi ke tempat yang bagus,"

"Kalo Maldives ..." sejenak, Alfa berpikir. "Ribet. Naurra, kan, gak punya pasport, belum lagi ngurus visanya lama,"

"Dalam kota aja. Kota Batu di Malang bagus, lho. Kelilingin aja kota kelahiran elo. Atau ajak ke puncak!" usul Zayra.

"Paris! Kota fashion belanja! Pasti Nau suka!" usul Umi Sarah.

"Jogja! Ke Borobudur!" seru Zayra.

"Singapore! Kamu udah sering ke sana pasti tau jalan-jalan di sana. Nginepnya di apart Abi aja!" seru Umi Sarah.

"Bandung!"

"Jepang!"

"Kuala Lumpur!"

Alfa speechless.

Teruntukmu, Imamku [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang