'Cinta yang sejati baru dimulai setelah pernikahan'
15-6-2017
🥀🥀🥀
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
JANTUNGKU ingin lompat keluar dari rongga dada. Perasaan apa ini? Aku takut akan setiap perkataan yang dilontarkan dari mulut lelaki yang pernah singgah di hatiku dulu. Dulu! Di mana kebodohan dan hasrat mengelabui temeng yang sudah kubangun susah payah. Temeng yang diberikan Kak Fiah agar tidak terjerumus dalam hal yang tidak disukai Allah. Namun ketika satu kata gombal yang keluar dari mulut Amar berhasil membuat jantung ini berdegup lebih untuk meruntuhkan temeng itu. Aku hanya bisa merutuki kebodohan itu.
He is my first love. Cinta pertama begitu kokoh di ingatan dan tak mudah dilupakan. Banyak kenangan yang diwarnai bersama seorang cinta pertama. Hati ini lunglai dengan kehadirannya. Raga ini luluh dengan sikap lembutnya. Namun prilaku yang tidak senonoh tadi membuat semua pandangan takjub itu runtuh seketika.
Ke mana Amar yang dulu?
Aku menggelengkan kepala pelan. Tidak sepantasnya diri ini memikirkan orang yang bukan mahrom bagiku. Hanya saja otakku terlalu pusing memikirkan perubahan drastis sikap Amar. Sebenarnya aku tidak ingin percaya mengingat kebaikannya dulu padaku, namun sikap kasar dan tidak ingin kalahnya sekarang membuatku muak, risih, bahkan ... takut.
"Kenapa menyandar di pintu terus?"
Aku mendongak, menatap pemilik suara yang berbalik menatapku dengan alis tebalnya yang terangkat sebelah. Aku menggigit bibir bawah, menggeleng pelan dan hal itu membuat Alfa mendelikkan bahu lalu kembali berjalan.
Apa yang kulakukan? Kenapa aku harus memikirkan orang lain sedangkan di depanku ini adalah mahromku!
... I just scary ...
Pluk!
Alfa kaget ketika diri ini tiba-tiba menubruknya dari belakang. Memeluk erat melingkari pinggangnya yang kokoh sedangkan orang yang kupeluk hanya memasang wajah heran.
"Naurra?" cowok yang selalu memanggil utuh namaku itu, menolehkan kepala. "Hei, kenapa?"
Aku takut ...
Aku menggeleng pelan. Alfa memutar tubuhnya, dia menyamakan tinggi tubuh sambil memegangi kedua pundakku.
"Apa ada masalah?" tanya Alfa.
Ugh, tiada penyulut namun air mataku memberontak keluar. Dasar, cengeng!
"Masakan Nau enggak enak," jawabku pelan.
Alfa tertawa, "Aku kira apaan. Udah, ah, sejak kapan masakanmu tidak membuatku nambah dua kali?"
"Masakan Nau tidak enak!" sentakku sekali lagi, membuat Alfa terdiam.
"Yah, tetap enak untukku. Gapapa," ujar Alfa.
"Enggak! Masakan Nau gak enak! Gak pernah enak!"
Aku kesal! Kekesalan ini semakin jadi dan meluapkannya melalui pukulan-pukulan yang cukup keras ke arah Alfa. Entah setan apa yang merasuki diriku."Aduh, Naurra ... Sakit," ucap Alfa sambil menangkis setiap pukulanku.
"Enggak enak, Al! Masakan Nau gak enak!" seruku.
"Naurra!"
Aku terdiam, menggigiti bibir bawah saat namaku disebut cukup keras dengan tangan yang digenggamnya. Untuk pertama kalinya Alfa meninggikan suaranya terhadapku. Entah kenapa hatiku ciut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntukmu, Imamku [SELESAI]
Romance~°°~ "Kalian tau? Tiba-tiba dia melamarku!" Astaga, mimpi apa Naurra semalam? Seorang Alfazhar Farisi, Si Cogan Arab primadona kampus, Si Komisaris perusahaan Kakap Dirgantara Djaya, Si Cowok Populer yang selalu tak ingin kalah debat, tiba-tiba data...