Chap~10

5.2K 256 8
                                    

"Hei, kau yang di sana
Tahukah kau jika sekarang hatiku bak dibidik ratusan anak panah?
Sakit ... Sesakit diri ini menunggu pengakuan rindu darimu,"

3~6~2017

🥀🥀🥀

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

°~Author~°

HAFIZ menaruh tumpukan buku di meja sebelah Alfa yang sedang memainkan handphone. Cowok itu melirik, duduk dan menghela napas pelan.

"Are you oke, Al?" tanya Hafiz, yang dijawab dengan anggukan kepala oleh Alfa.

Ada rasa iba mampir di hati. Hafiz tau jika Alfa banyak pikiran sekarang, apalagi tentang Hanum. Perempuan itu sudah melekat bagai prangko di hati seorang Alfa yang tak pernah mencintai wanita sekali pun. Dan hanya dia satu-satunya perempuan pertama yang membuka segel hati Alfa. Dan Alfa pun bukan main membalasnya, menunjukkan cintanya dengan melamarnya untuk jenjang yang lebih halal bagi mereka. Karena Alfa tau cinta yang mereka bina tak patut dipertahankan kecuali dengan ikatan sakral.

Hafiz sangat ingat bagaimana gembiranya Alfa saat dia berhasil melamar Hanum dan menepis segala prasangka buruk. Lamaran yang langsung diterima Hanum membuat bunga di hati Alfa bermekaran ria. Dirinya yang cuek dan jutek berubah jadi ramah, bahkan banyak bicara sampai-sampai Hafiz pernah menempelkan lakban putih agar Alfa tidak berceloteh tentang kegembiraan itu.

Bahkan, Hafiz ingat hari di mana semua harapan yang telah dibangun tinggi Alfa, ambruk seketika. Cinta halal yang diimpikannya selama satu tahun hilang tanpa jejak. Hafiz ingat bagaimana gilanya Alfa kehilangan sosok Hanum. Sosok yang membuatnya semangat menggapai hari-harinya itu. Perempuan itu benar-benar sudah merantai penuh hati Alfa.

Hafiz meringis, dia memejamkan matanya. Ingatannya berputar saat Hanum menghilang sebulan sebelum pernikahannya dengan Alfa berlangsung. Siang malam Alfa tak mengenal lelah mencari Hanum. Dia masih percaya bahwa Hanum akan kembali dan menghadiri pernikahannya sebagai mempelai wanita. Namun, itu hanya sia-sia. Keluarga Hanum berkata jika mereka juga tidak tahu keberadaan gadis mereka, tapi mereka melarang Alfa untuk melaporkan hilangnya Hanum kepada polisi.

Hafiz sempat curiga, dia ingin mengatakan jika keluarga Hanum menyembunyikan sesuatu dari mereka. Namun, dia tidak bisa mengatakan di saat Alfa sudah benar-benar jatuh. Nilai kampusnya merosot drastis sampai prestasi-prestasinya dicabut. Beberapa dosen memarahinya karena tugas yang terbengkalai dan kesehatannya sempat drop sampai masuk rumah sakit.

Sebulan setelah tanggal pernikahan terlewati, baru diketahui jika perempuan bernama Athira Hanum itu berada di Kairo, Mesir. Menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Hafiz tau sakit tanpa kabar yang dirasakan Alfa, namun dia tidak habis pikir ketika Alfa masih membuka hati bahkan berniat menyusul Hanum ke Kairo untuk menyelesaikan masalah.

Semangat Alfa ke Kairo tidak bisa dihentikan setelah dua bulan tanpa kabar tentang Hanum. Kini dia bisa menemui pujaan hatinya yang berada di Negeri Sphinx itu. Sehari sebelum keberangkatannya, Hanum menelpon dari nomor yang berbeda. Membuat Alfa sangat senang saat itu.

Namun, perkataan Hanum di kala itu seperti puluhan anak panah yang menusuk hati. Bahkan Hafiz yang mendengarnya pun memendam rasa kesal hati yang besar.

"Jika aku menikah denganmu, aku tidak bisa menggapai citaku ... Maaf ..."

Ugh! Hafiz memukul pelan meja di depannya itu. Hanya karena keinginan perempuan itu untuk menggapai sesuatu, semua yang sudah disiapkan untuk acara sebulan lagi batal total. Dia membuat pertunangan yang sudah dijalani selama satu tahun itu runtuh seketika. Jika hanya akan menyakiti sebelah pihak saja lebih baik dibatalkan dari awal, tidak perlu menghilang membawa sedih dan datang membawa dilema. Entah mengapa rasa kesal memenuhinya sekarang tapi dia mengerti bahwa kekesalan tidak boleh dipendam.

Teruntukmu, Imamku [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang