Chapter 8

1.6K 57 2
                                    

*****
" pak ayo cepet... " ana udah 1000 ketakutan di pikirannya.

" iya iya sabar... Deket lagi. " bola matanya lirik kanan kiri.

    Iren gak tahan rasa ngantuknya, ia pun tertidur di mobil. Pak daniel dan ana muter muter selama 2 jam gak ketemu ketemu,mereka heran kenapa bisa seperti itu, padahal mereka sendiri mengikuti alur arah nya kemana. Mereka memutar balik mobilnya ke arah berlawanan, gak disangka ada jalan lain menuju entah kemana. Ana menyarankan untuk mengikuti nya, setelah rasa kekhawatiran nya yang besar bisa lepas dengan tiba tiba. Mereka melihat mobil iren di antara pepohonan. Ana langsung turun dan berlari mendatangi mobil itu. Ia gak sabar melihat iren kembali, pak daniel ikut berlari bersama ana..

GREGGGG...

  Ana membuka pintunya dengan tidak sabaran, ia melihat iren dengan keadaan entah itu tertidur atau pingsan. Ana mencoba membangunkan iren, ia mengoyang goyangkan bahunya dengan cepat. Alhasil, iren terbangun dengan mata pandanya. Iren kelihatan lemas dan masih pengen tidur lagi.

    " iren? Ayo, pulang " melihat iren membuka matanya perlahan.

    " ha? " iren langsung tertidur lagi.

    " iren? Ayolah " ana nampak kesal membangunkan iren

     " udah udah saya aja yang membawanya, kamu pake mobil iren. Permisi " pak daniel mengangkat tubuh iren dengan tenaga yang masih ada. Ia pun memasukkannya ke pintu belakang.

     " oke " ana masuk ke mobil iren dan menyalakan mobil nya. Dengan cepat, ana memutar mobilnya. Begitu juga dengan pak daniel yang sama memutar mobilnya,ana mengikuti mobil pak daniel dari belakang.

********** 
  Setelah menghabiskan waktu 2 jam lamanya, mereka bisa keluar dari hutan sial yang gak ada ujungnya. Di jalan, pak daniel bolak balik melirik ke arah belakang. Iren masih tertidur lelap di mobilnya, pak daniel membawanya pulang ke rumahnya. Ana greget melihat mobil pak daniel yang lamanya minta ampun, ana pun membalapnya dengan kecepatan maksimal.

     " Ana! " teriak pak daniel di dalam mobil. Pak daniel berusaha menahannya, ia tidak sabar lagi menunggu balapannya dilakukan. Di jalan tol pun mereka masih balap balapan, dengan sigap pak daniel mengambil jalan kanan. Ana juga gak mau kalah, spedometernya ia naikan lagi dengan tekadnya.

     " gak bakal menang pak, ngaku kalah aja. " melihat spion kanannya yang mengarah mobil pak daniel yang masih jauh.

      Gak sadar, pak daniel balapan seperti itu,tubuh iren terjatuh ke bawah. Pak daniel masih tidak melihatnya, iren jadi terjatuh karena ulahnya.

     Lagi seru serunya balapan, pak daniel gak sengaja melihat kebelakang.

  " loh kok dia menghilang? Kemana perginya? " celingak celinguk depan belakang.

    Pak daniel mendadak memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

   " Astaga! Jatoh! " buru buru dia keluar.

   Saat membuka pintu, iren membuka matanya. Ia bingung dimana lagi ini, dalam hatinya ia sepeti di dunia lain. Apa ini dunia lain? Dibawa sama siapa gue?. Iren terduduk dan terkejut melihat depan mukanya muncul wajah pak daniel yang sempat ia marahi kemaren. Tapi, entah kenapa iren lagi gak mood buat marah. Mungkin karena belum makan minum, ia gak ada tenaga buat marah.

   " sini " mengulurkan tangannya. Iren pun membalasnya.

   " gimana? " tanya nya memperhatikan wajah iren yang masih kebingungan. Iren tidak menjawabnya, ia pergi duduk di trotoar pinggir jalan sampingnya. Ia masih melamun memikirkan kenapa ia bisa ada disana, di jalan tol lagi.

    Apa ini beneran dunia lain? Atau malah ada di surga? Atau hanya imajinasi gue?.

   Apa yang terjadi? Kok gue ada disini lagi? Apa ada yang menemukan gue? Jangan jangan, gue diculik.

     Tidak tidak mungkin, gak mungkin di hutan ada penculik. Kalau ada, penculik macam apa mereka?.

  Memikirkan kalau ia diculik sejak berada di hutan tadi pagi.
   Pak daniel sibuk mengobrak ngabrik isi mobilnya siapa tau masih ada makanan yang terisa. Berpikir sejenak, ada atau tidaknya. Ia teringat ada kotak makan berisi nasi goreng yang sempat ia beli sebelum berangkat liburan. Ia segera mengambilnya dengan cepat. Iren masih melamun memikirkan entah apa itu. Pak daniel mendatangi iren, ia membuka kotak makannya.

    Iren melihat wajah dan matanya pak daniel. Ia masih bingung, siapa dia?. Iren mendadak berpikir kejadian penyebab ia bisa nyasar di hutan belantara.

   Orang ini! Pak daniel!

   Iren langsung secara cepat menjauhi pak daniel. Pak daniel memakluminya karena ia memang bersalah. Pak daniel meletakkan makanannya lalu ia menghampiri iren..

    " jangan deket deket. Jangan! " meminta pak daniel menjauhinya sekarang.

     " saya pengen minta maaf.. Saya tau salah " pak daniel memajukan dirinya, iren semakin mundur ke belakang.

  Tubuhnya kehilangan kendali, iren hampir terjatuh dari tol. Pak daniel langsung menarik dan memeluknya.

    " lepasin lepasinn!!!... " memberontak.

    " maaffin saya ren, saya salah. Saya janji gak bakal ngulangin lagi, saya begini karena saya sayang kamu. Saya gak mau melihatmu terluka nantinya. Saya mencintaimu" semakin memeluk erat,saat iren memberontak.

    Sontak, tubuh iren berdiam menerima pelukan pak daniel. Setelah mendengar kalimat " saya mencintaimu " iren menjadi diam. Ia kaget gurunya yang selama ini ia selalu dimarahi ternyata selama ini dia punya perasaan dengannya. Pak daniel melepaskan pelukannya, tangan pak daniel menarik tangan iren kembali duduk di mobil. Iren masih gak percaya dengan pak daniel bisa mengatakan seperti itu, sungguh menurutnya mustahil guru seperti dia jatuh cinta sama anak keras kepala seperti iren.

    Sumpah, apa ini mimpi? Tolong cubit gue siapa pun itu. Gak percaya gue, pak daniel menyatakan cinta di pinggir jalan tol. Tapi, kenapa gue gak bisa marah ketika dia mengucapkan itu.
 
  Dengan penuh sayang dan cinta,pak daniel menyuapi iren dengan penuh kasih. Iren sendiri gak tau kenapa hatinya senang melihat pak daniel menyuapinya dengan tatapan dingin seperti itu.

   Seolah olah, dirinya sudah menerima pernyataan cintanya dari pak daniel. Iren melamun memandangi wajahnya dengan penuh rasa ketidakpercayaannya kepada guru yang nyebelin itu. Hatinya ingin bertamya tanya tapi, kenapa gak ada jawaban di pikiran yang bisa menjawabnya.

    Penuh pertanyaan yang ingin ia katakan kepadanya tapi, mulutnya sama sekali tidak bisa mengeluarkan kata kata yang ingin ia katakan. 

   Suapan ketiga kalinya, membuat hati kecilnya berbunga bunga. Iren tersenyum kecil melihat pak daniel sibuk mengambil nasinya, ketika pak daniel kembali menyuapinya senyuman kecilnya itu ia tarik kembali.

    Pak daniel mengelus rambutnya iren yang masih tertata rapih dengan kepang ngan yang unik. Iren tidak sanggup menahannya lagi. Suapan terakhirnya sudah ia akhiri dengan indah. Pak daniel membalikkan badannya.

     " terima kasih " hanya kata itu yang bisa diucapkan. Pak daniel menengok kepada iren.

      " ha? Kenapa? " masih ingin membuktikan.

       " trima kasih " kalimat kedua yang ia ucapkan sambil memandang pak daniel dengan senangnya.

  Pak daniel tersenyum dengan manisnya, bibir iren mengikuti senyumannya yang manis. Pak daniel mengelus rambutnya iren sekali lagi, pak daniel menatap iren dengan perasaan yang akhirnya berhasil ia ucapkan di pinggir jalan tol.

   Walaupun tidak berkelas tapi, iren akan selalu mengingatnya di memori kenangan indah yang dimulai hari itu. Mereka melanjutkan perjalanan ke rumah mereka masing masing. Sepanjang perjalanan iren senyum senyum kecil mengingat kejadian yang belum pernah terjadi selama ia hidup.

 

Love And Forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang