Chapter 18

1.3K 41 0
                                    

   Bandara soekarno-hatta.
" oke, kalau begitu pak. Tolong bapak yang urus semua disini. Saya akan cek perusahaan 2 tahun lagi, dan saya akan kembali ke jakarta secepatnya. Saya juga akan pantau dari jauh perusahaan saya. " ucap putri yang akan berangkat ke amerika malam itu juga.

" oke, siap mba. " kata sekretaris putri yang selalu nurut sama putri.

" i want to go right now, see u two years again. Saya pergi dulu " berjalan  menuju pesawat nya.

" ok. " ucap sekeretaris putri yang berbalik arah menuju pintu keluar.

******
   Sampai di rumah bu alexa. Iren turun dan terpakau dengan rumah ibunya yang lebih besar dari rumah yang ia tinggal dulu.
" ayo masuk.. " mengandeng tangannya iren masuk kedalam.

  Walaupun rumah nya besar tapi, rumahnya layaknya bernuansa tropical. Mereka beristirahat di kursi tamu, bu alexa memanggil keras pembantunya.
" biiiiiii... " ucap bu alexa memanggil dengan panjang dan keras.

" iya nyah, ada apa? " pembantu itu pun lari menuju bu alexa.

" tolong kamu siapkan kamar buat anak saya yah. Layanin dia apa aja yang dia butuhkan " ucap bu alexa yang membuat iren tersenyum bahagia.

" alhamdulillah, jadi anak ibu sudah ketemu? Syukurlah kalau begitu, saya ikut senang " melepas lega karena anak majikannya yang selama ini dicari dengan susah payah akhirnya ketemu.

" oke.. Kalau begitu kamarnya mau diapain, mau dikasih wewangian apa? " ucap pembantunya siap memenuhi apa pun permintaannya.

" aku mau wangi lavender aja. " iren kali ini senang bisa kembali bertemu dengan wangi itu lagi.

" spreinya mau warna apa? " tanya bibi lagi.

" hmmm... Terserah bibi aja. Aku pengen seperti tidur di taman pokonya bi " iren pengen cepet cepet melihat kamarnya yang sekarang.

" oke! Siap diatur.. Tunggu 30 menit ya non. Permisi bu,non. " ucap bibi itu yang langsung menyiapkan semuanya. Iren gak tau kalau ini kamarnya mau diapain yang penting ia pengen seperti tidur di taman.

Bu alexa tersenyum tapi, sejenak ia memikirkan 2 orang perempuan yang dulu pernah mengaku sebagai anaknya.
" mah? " panggil mamahnya yang melamun tersebut.

" eh iya, kenapa? " tanya bu alexa yang bingung dengan iren yang memanggil dirinya.

" mamah kok ngelamun, nanti kesambet loh " menepuk pelan tangan mamahnya supaya mamahnya tenang.

" kamu besok harus kerumah sakit,kita tes DNA. " bu alexa ingin memastikan lebih jelas lagi kalau itu anaknya.

" oke, kenapa? " iren penasaran mamahnya yang mendadak minta tes DNA.

" bukannya mamah gak percaya tapi, dulu pernah ada 2 orang yang mengaku sebagai anak mamah. Mamah gak mau dibohongin lagi, mau ya? " ucap mamahnya udah getar getir takut iren gak mau melakukannya.

" hmm..begitu, oke kalau begitu. Jam berapa? " bersemangat melakukannya besok.

" syukurlah kamu mau, jam 9 aja. " ucapnya dengan gembira sekaligus bersyukur dengan bertemu anaknya walaupun ia sendiri belum pasti itu anaknya atau bukan.

" di rumah sakit medical centre aja ya mah, tempat pak daniel kerja. " ucap iren sekalian ngecek kabar pak daniel kerja disana.

" oh gitu? Ya udah. Tapi, dia kerja apa? " tanya mamahnya yang penasaran dengan pekerjaan calon menantunya.

" dokter. " ucap iren sambil menatap mamahnya dengan bangga dengan takdirnya sekarang.

" iya!? Wah kalau gitu, anak mamah beruntung banget punya calon suami sebaik dan penyayang seperti daniel itu. " mamahnya terkejut mendengar pekerjaan pak daniel.

Love And Forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang