Chapter 12

1.3K 45 0
                                    

  Ketika hari tiba esok kakaknya iren pulang, ia sempat telat pulang karena ada beberapa hal yang harus dia urus.

  Panas terik siang hari membuat iren mengurangkan suhu AC nya,menjadi 23°C.
" ampun,gak salah nih panasnya? Panas betul. " kekuarangan angin.

  Sedang santai santainya, pintu rumah ada yang ngetok. Iren langsung membukanya.

" kakak. " iren terkejut dengan kepulangan kakanya yang tiba tiba dateng.

" iya, kenapa? Maaf telat pulang. Tolong bikinin kakak makan sama minum ren,nanti bawain keatas aja. " dengan sangat lelahnya kakanya iren jalan pun sampe males seperti itu.

  Iren langsung membuatkan makanan kesukaan kakaknya itu. Walaupun kakinya masih terlihat sakit, iren tetap membuatkannya. Terlihat sedang kecapean, ia gak mau membuat kakaknya kecewa dan marah karena dia gak mau membuatkan makanan dan minum.

   Iren mengiris cabe merah dengan sangat hati hati. Sungguh sangat menganggu, pintu depan sekarang ada yang mengetuknya lagi. Iren berjalan membukakan pintu depan. Melihat dari bawah kaki, iren seperti kenal.

" pak daniel. " terulang kagetnya melihat pak daniel sudah sampe di rumahnya.

" itu mobil siapa? " menanyakan mobil yang terparkir di halaman dalam rumah.

" kakak,baru aja dia pulang. " menatap pak daniel.

" ouh.. Hmm.. Begitu " mengangguk pelan penuh kepercayaan.

" kok bapak dateng jam segini? Katanya jam 6 sore. " sedikit bingung

" mau ada operasi nanti jam 6 sore." ucap pak danuel dengan tenang dan santai walaupun udara panas sekali pun.

" hmm.. ayo, masuk. " memberi pintu masuk.

  Pak daniel pun masuk dan duduk di sofa,iren menutup pintunya dulu karena udara di luar sedang Panas.
" bentar ya pak, saya masak makanan dulu buat kakak. " berjalan pincang ke dapur.

" oke. " bersender kebelakang sofa sambil menikmati membaca koran diatas meja.

.........
............
..............
...................

  Makanan pun siap dimakan, iren menaruhnya pada tampan sedang berwarna coklat susu. Iren harus berhati hati ketika membawanya karena didalamnya juga ada air putihnya. Sampe di depan tangga, iren bingung ia takut air putihnya tumpah pada makanannya.
    Pak daniel melihat iren kebingungan, ia pun menghampirinya.
" sini saya aja. " mengulurkan tangan.

" gak papa? " ragu ragu.

" iya. Nanti pas depan kamar, baru kamu yang kasiin. " mengambilnya dari tangan iren.

" iya. " mengikuti pak daniel dari belakang.

   Beruntung, ternyata gue masih punya orang sebaik dia. Gue bangga punya dia yang bersikap baik seperti ini. Gue bakal pertahankan dia sampai kapan pun. Gak boleh ada yang merebutnya.

  Iren tersentuh melihat perilaku perhatian kepadanya. " ini " memberikannya kepada iren lagi ketika sudah depan kamar kakaknya iren

" terima kasih " menerimanya dengan senang.

" saya kebawah ya? " jari jempolnya menunjuk ke arah bawah.

" oke. " memberikan senyuman kepadanya.

*********
**********
***********

Tok... Tok.... Tok.. ( iren mengetuk dengan keras )

" masuk ren " teriak kakaknya dari dalam kamar.

" ini kak, udah jadi. " melihat kakaknya yang sedang tiduran di kasur.

" taro di meja rias aja " sibuk dengan ponselnya. Iren menurutinya, ia berjalan ke meja rias nya yang gak jauh dari tempat berdirinya.

" aku keluar ya kak " berjalan ke arah pintu.

" hmmm " seperti tidak peduli dengan kehadiran iren dirumahnya.

  Walaupun seperti itu, iren kadang sempet kesal karena selama ini ia seperti tidak dianggap dirumah nya sendiri. Iren menuruni tangga dengan hati hati, ia gak mau jatuh untuk kedua kalinya setelah begal yang ngeselin kemarin.

   " udah? " tanya pak daniel setelah matanya ia alihkan dari membaca koran pagi.

   " hmm... Iya " wajahnya menjadi jutek, cemberut sehabis mengantar makanan kakaknya.

    " kok cemberut? " menyingkirkan rambut dari wajah oval nya iren.

    " dari dulu,perasaan saya seperti gak dianggap ada dirumah ini. Kok bisa seperti itu sih? Bingung. " mengernyitkan dahinya.

     " jangan jangan.... " ucap pak daniel membuat iren penasaran.

      " apa? Jangan jangan apa? " iren semakin penasaran.

      " tadi pagi, saya nonton acara televisi.. Ceritanya persis sama kamu, ternyata dia anak angkat bukan anak kandung. Jangan jangan kamu anak angkat. " memegang tangan kanan iren dengan lembut.

      " iya gitu? Wah, gawat. Jadi, saya bukan anak kandung? " iren merasa seperti kesal dan sedih dengan ciri ciri cerita televisi sama dengan ceritanya.

       " saya gak tau lebih jelas, nanti malam kamu tanyakan kenapa kamu selalu tidak dianggap di rumah ini. Oke? Jangan sedih lagi,saya gak mau melihat kamu sedih. Lagian cerita itu belum tentu benar, kan? " membelai rambut iren dengan kasih sayang. Iren hanya mengangguk pelan, ia takut apa yang dibilang pak daniel benar kenyataan. Ia juga takut menanyakannya, ia gak mau kakaknya mengatakan kalau iren bukanlah anak kandung.

     Tapi, ia harus tetap melakukannya demi kejelasan identitasnya selama ini. Iren gak mau identitasnya diragukan lagi. Pak daniel  mengelus lengannya iren seperti dalam hati mengatakan " sabar, sabar ".

   Pak daniel mendadak ponselnya berdering kencang. " sebentar ya. " ia pun pergi ke teras depan rumah.

Iren masih memikirkan perkataan pak daniel terhadap dirinya tadi.

    Kalau beneran gue ini anak angkat, orang tua gue dimana? Siapa orangnya?. Kalau sampe ketauan gue anak angkat, gue bakal marah karena semuanya gak ada yang ngasih tau dimana keberadaan orang tua gue. Walaupun mereka yang mengurusi gue dari kecil setidaknya mereka ngasih tau kalau gue adalah anak angkat.

" hei! " pak daniel menepuk pundaknya. Iren kaget banget mendengar pak daniel tiba tiba menepuknya seperti itu.

  Ponsel pak daniel berdering sebentar, ia menerima SMS dari dokter lainnya. Ia membacanya, ia kecewa berat ternyata ada operasi mendadak yang harus secepatnya pak daniel yang ngurus.

" jangan melamun, nanti kesambet. Saya balik ke rumah sakit dulu ya, ada jadwal operasi mendadak banget sekarang " mengambil kunci mobilnya di meja.

" oke oke. " mengantar pak daniel sampe depan pager. Iren masih terus memikirkan omongan pak daniel tadi jadi, ia gak fokus untuk menatap jalan ke depan.

Love And Forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang