Chapter 10

1.6K 53 0
                                    

Sampai di kantor, iren dan pak daniel masuk ke dalam kantor pribadinya.

Ooh.. Ini kantornya.. Lumayan.

" ren, tunggu disini sebentar ya? Saya mau meeting, paling 1 jam selesainya. " menatap iren dengan kasihan karena dari tadi cemberut gak karuan.

" oke. " menjawab dengan tidak menerima selesai 1 jam meetingnya.

" jangan sedih, nanti malem kita dinner. Oke? Saya tinggal dulu. " berjalan ke pintu dan menutup nya.

" oke " menjawab dengan pelan

Semenjak pak daniel pergi rapat, iren jalan jalan di dalem ruangan bolak balik lari sana lari sini udah kayak bocah baru ketemu kantor.

" enak juga sih tapi, kalau disini mulu lama lama gue juga bosen. Mending di luar bisa nyari makan sekalian. " duduk di sofa dengan berlagak kalau dia yang mempunyai kantor itu.

Ia keluar dengan bahagianya, bisa bebas di luar. Saat menaiki tangga tanpa ujung, ia terus seperti itu sampe ada yang melihatnya aneh. Sampailah dia di atap rumah sakit, ia antara takjub atau nora melihat sprei dan selimut putih berjemur di atas talu yang panjang seperti gorden diterbangkan oleh angin.

" baru kali ini gue ngeliat yang kek beginian " menyentuhnya dan merasakan betapa lembut dan wangi sprei yang ia pegang.

Ia lari sana lari sini berulang kali sampe ia cape baru ia berenti. Ia menikmati angin sepai sepoi di atas atap.

" huh. Huh.. Cape gue. " berenti di tepi atap. Ia bahagia melihat kota dari atas atap seperti itu.

Saking sibuknya di luar, tak terasa panas mulai meningkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saking sibuknya di luar, tak terasa panas mulai meningkat. Iren merasa kepanasan, dari pada nanti kulitnya hitam mendingan dia balik ke ruangan pak daniel, nunggu dia disana sampe kelar meeting.

Ia menaiki lift kali ini, mulai turun kebawah mulai banyak yang menaiki lift itu. Iren berdesakan sampai ia hampir gak bisa nafas. Untungnya banyak orang yang keluar di lantai 3 kalau gak, iren mungkin udah marah marah di dalam lift.

Iren membuka pintu kantornya dan terkejut melihat seseorang di dalam kantor dipikir pikir ia seperti familiar melihat wanita tinggi dan sosialita seperti itu.

Ia sendiri bingung mau apa dia di dalam kantor pak daniel.

" hmm, mau ketemu pak daniel, ya? " tanya perempuan itu dengan manisnya.

" iya " iren semakin penasaran.

" duduk sini, gue juga lagi nunggu dia. " menepuk sofa yang dia duduki.

" hmm.. " mengangguk kecil.

" kenalin, gue putri revanalista " memberi tangan bermakdud agar dia dan iren berjabat tangan.

" gue renita nasution, panggil aja iren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" gue renita nasution, panggil aja iren. " membalasnya dengan penuh kebingungan tapi tetap tersenyum.

" maklumlah ya ren, pacar gue memang begitu. Kalau meeting pasti lama " kalimat itu membuat iren semakin penasaran dan kaget.

PACAR? apa yang dia maksud adalah pak daniel?

" pacar? " tanya iren dengan harapan pak daniel bukanlah pacarnya.

" iya, daniel. Dia pacar gue dulu. " iren merasa ia seperti dikhianati dan menjadi PHO diantara mereka.

Lagi membicarakan itu, tiba tiba pak daniel masuk tanpa mengetuk. Begitu terkejut, pak daniel kaget melihat putri ada di kantornya sekarang.

" putri? " tanya pak daniel sambil menutup pintu kembali.

" eh, iya dan Gue kesini pengen ketemu sama loe, kangen gue soalnya. " di depan pak daniel berusaha semanis di depan dia.

" oh ya, udah tau belum. Kenalin ini renita nasution,calon istri saya. Maaf baru ngasih tau. " langsung menarik tangan iren.

Ini mana sih yang bener?

  Iren mulai jengkel dengan seluruhbkalimat yang mereka katakan.

" bukannya kamu pacar gu.. " sebelum dilanjutkan pak daniel memotong omongannya.

" kamu masih nganggep saya ini pacar kamu? Hey, kita sudah mengakhiri 3 tahun lalu dan kamu masih menganggap saya ini pacar kamu. sungguh memalukan. " membuat malu putri didepan iren dan pak daniel.

" ayo " pak daniel menarik tangan iren keluar dari dalem kantornya. Putri yang masih di dalem merasa jengkel dan malu berkata seperti itu di depan mereka.

*****
" beraninya dia mengambil daniel dari gue. Awas kamu renita,liat tunggu pembalasan gue nanti. Loeh, masih selamat tahun ini. Kalau bukan karena bisnis, loe udah gue habisin. " menatap sinis dan penuh dendam.

Putri merencanakan balas dendam setelah ia selesai urusan bisnis tahun depan,ia akan segera balik ke amerika mengurusi bisnisnya. Setelah selesai, baru ia akan mengurusi hama penganggu hubungan ia dengan daniel.

Putri dengan kesal dan marah keluar dari kantornya pak daniel. Sampe diparkiran,Ia membanting tas selempangnya ke bangku mobil sebelahnya.
" awas loe ireeeen... " greget putri sampe memukul stiran mobilnya.

******
Di dalem mobil berbeda, iren meragukan jawaban pak daniel.
" pak, apa benar yang dikatakan putri tadi? " ia takut pak daniel menganggap dia cuman mainan.

" kamu masih ragu? Iya, itu memang benar. Saya pernah suka sama dia, tapi itu sudah 3 tahun yang lalu. Saya udah gak pernah suka lagi sejak ia mempermainkan saya dengan orang lain. " jawaban itu menenangkan hati iren.

" hmm. " mengangguk kecil sama seperti tadi.

Untung udah 3 tahun lalu
******
Sambil menunggu malam, mereka menunggu di halaman parkir cafe sampe pukul 7 tiba. Pak daniel sengaja menutupi mata iren dengan kain hitam, ia ingin menunjukkan kejutan kepada iren. Semoga yang ia pilih itu benar.

" mau ngapain sih pak? Gelap. " berusaha membukanya.

" e-eh jangan, tunggu 5 menit lagi " menuntun iren berjalan sampe dalem cafe.

" pak, ih.. Saya gak suka gelap kayak gini " udah mulai gak betah.

" sabar sabar " sampe akhirnya tiba di suatu tempat spesial yang sengaja pak daniel siapkan hanya untuk calon istrinya.

Setelah iren duduk, pak daniel tepat dibelakang iren bersiap membuka penutup matanya.

Pelan pelan....
..........
.........
Matanya mulai terbuka perlahan. Iren seketika kaget melihat hiasan semuanya yang manis dan cantik. Ia tersenyum gembira melihat semuanya nampak sempurna.

" bagaimana? Suka? " berjalan lalu duduk di depan iren.

" suka pak. Suka banget, bagus. " memutar kepalanya berusaha melihat sampe kebelakangnya.

Iren mendadak ada yang aneh dengan salah satu hiasannya. Ia risih dengan itu, ia berusaha menahannya tapi gak bisa itu merusak suasana hatinya. Walaupun kecil tapi, berpengaruh dengan suasana hatinya.

Love And Forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang