Chapter 16

1.2K 42 0
                                    

  Bu alexa tiba di masjid tempat ia membuang anaknya, sampai disana ia mencari petugas masjid disana. Ia berkeliling masjid, ia tidak menemukan petugas itu. Ia gak mau pulang sebelum ia bertemu petugas masjidnya.

  " bu? " suara itu mengagetkan bu alexa dari belakang.

   " eh, iya. " ia berbalik badan mengarah orang yang memanggil itu.

    " ada apa ya bu? Keliatannya ibu lagi kebingungan. " sambil memegangi sapu lidi. Bu alexa berpikir kalau itulah petugas masjid waktu ia berdoa untuk anaknya.

     " pak, apa bapak pernah bertemu seorang perempuan yang menanyakan waktu 19 tahun yang lalu? " berharap penuh hari itu bisa menemukan jalan keluarnya.

      " hmm... Waktu itu sih pernah, ada perempuan yang menanyakan apa ada orang 19 tahun lalu yang membuang anaknya disini " sambil mengingat ingat kembali.

        " ya, iya.. Bapak tau ciri cirinya? " begitu senengnya mendengar jawaban bapak itu.

        " cantik, kulitnya putih dan sepertinya dia bukan komplek sini. Kayaknya dia dari komplek sebelah. " ucapan bapak itu membuat bu alexa senang akhirnya bisa tau anaknya.

         " terima kasih ya pak, terima kasih. " mengeluarkan dompet dari tasnya.

         " ini, pak.. Tanda terima kasih saya..tolong diterima " bu alexa memberi uang 200k kepada petugas bersih masjid itu.

          " maaf bu, saya bukannya menolak tapi saya menolong dengan ikhlas. " menolak pemberian bu alexa.

          " tolong pak, pleasee.... Saya marah kalau bapak gak terima. " memaksa petugas itu menerima uangnya.

       " hmmm... Hmm.. Ya sudah deh bu, saya terima.. Terima kasih banyak ya bu. " petugas itu gembira menerima uang dari bu alexa.

        " oh ya, ini kartu nama saya. Kalau nanti ada perempuan itu lagi, tolong foto orangnya dan kasih tau informasi apa pun ke saya. " memberi kartu namanya.

        " oke siap bu, saya mau bersih bersih belakang dulu ya bu. Saya pamit " pamitnya.

         " oke, silakan pak " memberi izin membersihkan belakang masjid.

  Bu alexa pun pergi dari masjid itu dan menuju ke komplek sebelah.

*******
  Petugas PLN pun datang dan langsung membenarkan listrik hotel. Iren yang berada di dalam lift sudah sangat cape harus berusaha keluar dari sana, ia gak mau terulang lagi. Iren duduk bersender diam di pojokan. Bolak balik ia pengen tidur tapi, gak bisa. Keadaan belum aman ia pun terpaksa harus menahan ngantuknya.

  Petugas yang lain berusaha keras membula paksa pintu lift nya.

KREGGG.. KREGG..
Sedikit demi sedikit pintu lift terbuka, wajah iren lama lama terlihat. Pak daniel penasaran dengan orang yang didalam, ia gak bisa melihat jelas karena banyaknya petugas yang menghalangi penglihatannya.

  Bersyukur pintu dengan cepat terbuka sebelum Petugas PLN menyalakan lift. Pak daniel memaksa dirinya mendesak kedepan, ia ingin melihat siapa orang itu.

   " iren! " pak daniel langsung kaget ternyata iren yang terjebak di dalam lift. Ia langsung menggotong iren ke sofa lobi. Iren masih terdiam setelah dirinya digotong sama pak daniel.

   " ren? " tangan kanannya pak daniel melambai di depan matanya iren. Iren pun tetap gak ada jawaban, pak daniel meminta OB mengambil air putih.

   " ren?! " menepuk secara tiba tiba di pundak iren. Iren secara refleks kaget dengan wajah pak daniel disebelahnya.

    " pak? Kok ada disini. " iren sampe melotot saat pak daniel mengagetkannya.

Love And Forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang