Chapter 9

1.5K 53 0
                                    

" anaa... Sini deh. Liat, ada penyu.. Lucuuu " mengelus ngelus penyu.

  " manaaa? " berlari mendatangi iren.

  " ini. " melihat penyu kecilnya yang siap berjuang melawan kejamnya laut.

   " ih, lucu. " mengambil beberapa foto penyu yang jalan itu.

    " ren? " menengok ke wajah iren.

    " hmm " membalas tengokannya.

    " kesana yuk, ada es kelapa baru dateng tadi. " menunjukkan pake tangan ke arah tempat berteduhnya.

     " ayo! " berdiri sejajar dengan ana.

  Iren dan ana pun berlari ke tempatnya semula. Gak dilihat ada batu karang yang lumayan tajam, iren saat berlari langsung terjatuh.

  GEDEBUGGGG!!!!! .... 

    Iren terjatuh dari tempat tidurnya yang empuk. Dengkulnya sampe merah sejak karena mimpinya jatuh jadi, ia beneran jatuh dari tempat tidur. Untungnya, tempat tidurnya gak tinggi tinggi banget.

   " kenapa cuma mimpi? Kenapa gak beneran aja gitu? Kesel " mengelus elus dengkulnya.

   Iren melihat jam dinding kamarnya yang berbentuk keropi menunjukkan pukul
09.10

   Iren segera mandi, ia gak mau melakukan apa pun kalau ia belum mandi. Ia juga sudah bau dan kusam karena dari kemarin ia belum mandi sama sekali.

5 menit kemudian.......
7 menit kemudian........
9 menit kemudian........
12 menit kemudian......

   Yang akhirnya setelah 12 menit, iren keluar kamar mandi. Handuknya sambil ia gosokkan ke rambutnya yang basah.. Ia turun dari tangga,ia kaget melihat dua orang duduk di sofa depan wajahnya.

   Yang gak lain adalah ana dan pak daniel.

   Mau apa mereka kesini?

   Apa bisa beri gue waktu buat dirumah?

Berjalan ke halaman belakangnya, ia menjemur handuknya di bawah terik matahari. Iren sekarang suasana hatinya lagi gak enak, ia mencoba untuk tidak berbicara sama sekali.

  Dari pada gak enak, iren menghampiri mereka yang terlihat bosan menunggu. Iren duduk dengan males meladeni tamu di rumahnya.

  " kamu marah? " tanya pak daniel melihat raut muka iren.

   " gak " mengeluarkan suara kecil sambil mengelengkan kepala.

   " trus? " ana menjawabnya dengan bingung.

    " lagi gak mood " menatap ana dengan malesnya.

    " ouh hmm... " pak daniel mengangguk ngangguk.

   Iren menyender kebelakang sofa. Begitu juga dengan pak daniel dan ana yang sama sama menyender. Tangan ana mengambil sebuah gelas besar berisi jus alpukat yang diberi susu cokelat dan sedotan merah jambunya.

   " pak, iren aku pulang ya? Ada kerjaan yang harus selesai hari ini " berdiri, semua mata iren dan pak daniel menatap kecewa ana yang hanya sebentar mengunjungi iren.

    " ya udah " iren mengangguk dengan pelan. 

   Setelah bayangan ana sudah tidak ada, tinggalah pak daniel dan iren di ruang tamu. Mereka gugup apa yang harus dilakukan setelah mengucapkan cinta kemaren.

    " udah makan? " tanya pak daniel melihat iren menunduk pasrah.

    " belum " masih menunduk.

    " mau makan diluar? " tanya sekaligus ajakan makan di luar.

    " hah? " kepalanya diangkat menatap pak daniel dengan terkejut.

     " makan diluar, mau? " ucap pengulangan kata pak daniel barusan.

     " enggak ah pak, males banget.. Cape " memandang pak daniel tidak lagi bersemangat.

     Tiba tiba ponsel pak daniel berdering kencang membuat iren penasaran siapa yang telpon.
" sebentar ya, mau terima telpon dulu " berbicara kepada iren tapi, iren pun tidak menjawab balasannya.

Iren begitu memperhatikan pak daniel dari jarak yang jauh. Ia penasaran siapa yang telpon. Setelah ia kembali, pak daniel meminta izin untuk pamit ke rumah sakit karena ada yang harus dia urus secepatnya.

   " pak?ikut " iren mendadak minta ikut ke rumah sakit.

   " katanya tadi cape, kenapa jadi pengen minta ikut? " pak daniel berdiri di depan iren.

     " udah ilang kok capenya. " sambil tersenyum bercanda.

      " ya udah, ayo... Saya ke mobil dulu ya? "
Ucap pak daniel mengambil kunci mobilnya di meja.

       " oke, saya ganti baju dulu ya pak " iren berdiri menuju ke kamar.

   iren entah kenapa menjadi senang ikut pak daniel ke rumah sakit, raut wajahnya menjadi senang ketika ia meminta mengikutinya pergi.

  Iren mengeluarkan baju ungu berpita putih ditengahnya dan rok pendek selutut berwarna ungu tua.. Ia ingin tampil cantik walaupun hari itu bukanlah hari kencan mereka.

***********
" lama banget.. " melihat ke jarum jam tangannya.

" iren keluar dengan tas hitam selempangnya. " berjalan mendatangi mobil pak daniel.

Berjalan pelan ke mobil pal daniel. " pak? " panggil iren yang telah masuk ke mobil pak daniel.

  " ayo jalan " mendadak pak daniel menatap iren dengan lama.

  " pak? " tangannya melambai lambai di depan pak daniel.

   " eh, iya. " akhirnya sadar dari melamunnya tadi.

    " kok melamun? " mengernyitkan dahinya.

     " aku salah pake baju ya pak? Ya udah, aku ganti dulu ya " membuka pintu mobil. Mendadak pak daniel menarik tangan kanan iren. Iren jadi menutup pintu mobilnya lagi.

      " hmm... Enggak kok, kamu cantik. " pak daniel mengucapkannya dengan malu malu. Ia langsung menginjak pedal gasnya. Iren menjadi ternyum saat pak daniel mengatakannya kalau ia begitu cantik.

   Sebelumnya ia berpikir apa baju ini akan disukai oleh pak daniel atau enggak. Ternyata, pemilihannya tentang baju tidak sia sia.

Love And Forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang