Chapter 20

1.5K 46 0
                                    

Iren masih tertidur di badannya pak daniel hingga hampir 3 jam lamanya. Ia pelan pelan membuka matanya dan iren berdecak kaget melihat dirinya ada di badannya pak daniel. Iren segera melepaskan dirinya dari senderan di badannya pak daniel tadi.
" udah bangun? Gimana? Udah ilang belum? " tanya pak daniel menengok ke wajah iren yang masih kaut kautan abis dari tidur.

" sedikit. " iren berusaha menyadarkan dirinya lebih full.

" ibu kamu lagi ke kantin sebentar, lagi beli air mineral " ucap pak daniel dengan duduk kaki dan tangan menyilang.

" saya ke toilet dulu ya pak. " beranjak dari tempat duduk.

" oke. " melihat iren mulai berjalan ke toilet.

" mendingan nanti aja deh kasihinnya, nunggu ibunya dateng dulu " ucap pak daniel dalam hati.

Iren berniat ingin membasuh wajahnya, ia pun merasa bersalah sama pak daniel. Selama ia tertidur, mungkin ia menghambat kerjanya pak daniel.

Di hadapan cermin, iren membasuh wajahnya dengan penuh air hingga matanya bisa melihat dengan jelas dan jernih. Ada seutas tisue bersih di tas kecilnya, ia keringkan wajahnya dari air yang ia basuh tadi. Setelah selesai, iren pun balik ke tempat tadi waktu ia bersama pak daniel.

" Mamah? " melihat mamahnya dari kejauhan. Ia pun memdatanginya dengan wajah freshnya.

" eh, udah bangun? Gimana, masih pusing? " tanya mamahnya yang iren lihat ia membawa obat di kantong kresek putih bening.

" sedikit. Nanti juga ilang " berbicara dengtam santainya.

" hmm.. Ini ada surat dari lab tadi. Saya gak berani buka, mendingan ibu buka aja. " ucap pak daniel mengeluarkan surat dari saku jas sebelah kanannya.

" udah keluar? " tanya bu alexa menatap pak daniel.

" udah,saat iren tidur tadi. " ucap pak daniel yang masih menatap dingin iren.

" terima kasih ya nak daniel " melihat surat itu dengan bahagia.

" saya pamit dulu ya tan.. Ada jadwal pasien jam sekarang. Permisi. " ucap pamit pak daniel dengan salim lagi ke bu alexa mamahnya iren.

" ouh oke oke.. " ucap bu alexa sudah tidak sabar membuka isi hasil lab tersebut.

Entah kenapa, iren menjadi berubah pikiran. Mungkin aja iren bukan anaknya bu alexa.
" kenapa gue ragu? Mungkin sih, gue bukan anak nya ibu ini. Kan,kejadian seperti itu banyak bukan cuma gue doang. Trus gimana kalo gue bukan anaknya, bisa bisa gue dilaporin ke polisi. " iren getar getir melihat hasilnya seperti apa walaupun hatinya mendadak ragu.

Saat iren melihat bu alexa membuka surat hasil itu, iren deg deg an melihatnya. Dari belakang ia melihat diam diam.
" omaigat!reyang. " ucap bu alexa yang mengagetkan iren. Perasaan iren menjadi nyata.

" tuh, kan.. Gue bukan anaknya. Mati dah gue "

  Mendadak pula bu alexa memeluk reyang. Iren sendiri berubah pendapat kalau ternyata ia benar benar anaknya bu alexa.

" alhamdulillah...reyang, kamu benar anak mamah. Syukurlah, ia tuhan.. " memeluk erat iren.

" syukurlah mah, sumpah aku seneng banget. Gak nyangka mah, sumpah. " ucap iren dengan membalas pelukannya dengan bahagia.

" sekarang, kita harus ngerayain kejadian ini. Eh,.... tapi mamah gak bisa. Mamah harus balik ke kantor sekarang. Besok yah? " memandang iren dengan cemberut.

" iya, gak papa. " iren memberinya senyuman hangat.

Mereka pun pulang dengan terpisah yang satu ke balik kantor yang satunya lagi pulang kerumah barunya. Bahagianya mereka setelah tau hasil labnya. Moment ini gak bakal pernah mereka lupakan karena hari ini adalah hari mereka dipertemukan dan dipersatukan untuk selamanya.

Love And Forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang