Chapter 24

1.8K 43 0
                                    

Pukul 4 sore telah tiba, iren berada di kamarnya yang lagi baca komik doraemon dan sinchan kesukaannya. Dengan udara dingin dari AC, membuat iren tambah bersemangat membaca semuanya.

  Bi lina menaiki tangga menuju kamarnya.
Tok.. Tok.. Tok.. Bi lina membuka pintunya.

" non? Ada den daniel di dibawah. " memberitahu iren mendadak.

" iyah? Ya udah bi, aku kebawah sebentar lagi. " ucap iren bangun berdiri.

" oke non " kembali menutup pintu kamar iren.

  Iren lupa kalau pak daniel mau kerumahnya, ia jadi harus turun dulu kebawah. Ia gak mau melihat pak daniel saat ia turun dari tangga takutnya pak daniel melihat kalau kakinya sedang sakit.
  Saat di bawah bi lina berbicara kepada pak daniel lagi.
" tunggu ya den, iren lagi siap siap turun. " bersikap sopan kepadanya.

Iren pun keluar kamar, ia tiba tiba melihat tangga yang menjorok kebawah jadi takut turun. Dengan cepat, iren bersiap lari ke sofa tamu.

" 1, 2, 3.." iren langsung turun dalam hitungan ketiga dan berlari sampe kebawah. Pak daniel tentu saja melihat iren berlari sekenceng itu turun kebawah. Pak daniel juga melihat iren langsung duduk di bawah setelah berlari.

  Iren memegangi kakinya.. Menunggu sebentar untuk menghilangkan sakitnya. Setelah hilang baru ia menghampiri pak daniel.
" itu anak ngapain disitu sih? " pak daniel bingung dengan apa yang dilakukan iren.

  Iren baru berjalan lagi ke pak daniel. Dengan sangat hati hati dan pelan pelan iren berjalan, ia mengumpulkan tenaganya untuk nanti berlari ke atas kamarnya lagi.

  " eh, bapak.. Sorry ya lama. Ada masalah tadi " barulah ia duduk di sofa.

  " kamu ngapain disitu tadi? " ia mengernyitkan dahinya.

  "  duduklah pak.. " iren sambil mengeluarkan hp dari saku baju tidurnya.

  " kok disitu? Kenapa gak langsung kesini aja? " agak bingung dengan iren.

Iren diam enggak menjawab pak daniel.. Ia sms ke bi lina suruh membawakan kotak makannya pak daniel yang sudah dicuci tadi.

  Bi, tolong bawain kotak makan yang warna ungu Kuning dong.. Yang tadi bibi cuci. Tolong ya bi, kaki iren sakit.

" hey! " pak daniel mengagetkan iren.

" apa, pak? " baru sadar.

" kamu ngapain sih? Saya jadi curiga " ucap pak daniel melihat iren dengan kecurigaan.

  " sms bi lina " ucap iren berkata jujur.

  " ngapain? Kenapa gak samperin aja? " saat pak daniel bertanya, bi lina dengan cepat datengnya.

   " ini non, kotaknya " bi lina membawakannya dengan memakai kantong kresek putih.

   " makasih bi " menerimanya.

   " non, katanya kakinya sakit. Yang mana? " iren gak tau kalau bi lina akan ngomong di depan pak daniel.

    " sst.. " cengar cengir melihat pak daniel. Iren pun memberi kode pergi dan stop berbicara sekarang.

   Bi lina pun langsung mengerti dan pergi ke dapur melanjutkan pekerjaannya.
Pak daniel langsung mengerti perkataan pembantunya iren tapi, pak daniel tidak terlalu memperhatikannya.

" maaf pak, bi lina tadi salah ngomong bukan kaki aku yang sakit tapi, malah dia sendiri " ketawa kecil menutupi kebohongan nya.

" ooh...begitu " pak daniel mempercayainya walaupun tidak seratus persen.

Love And Forever Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang