Rasa yang Sesak

23.1K 404 1
                                    

Inikah cinta ? Begitu indah tapi begitu sakit. Tapi apakah cinta harus di hapus ? Atau diteruskan? Besok keputusanku...

Hari senin yang cerah tapi tak seperti hatiku yang kacau. Semua sedang bersiap untuk upacara bendera di lapangan. Seperti biasa, pak guru dikelilingi siswi penggemarnya.

Saat aku melintas. Aku melihat dia tersenyum lembut pada semua siswi. Mungkin yang dilakukannya padaku juga dilakukannya pada siswi lain. Hanya sebatas Guru dan murid.

"Sinta..." langkahku terhenti ketika Pak guru memanggilku.

"Kamu murid ku yang paling pintar. Aku bangga menjadi gurumu."

Tiba - tiba ucapan pak guru terngiang di telingaku. Ya. Mungkin aku yang terlalu bawa perasaan.

"Ehmm Pak Guru" aku akan mendahului pembicaraannya.

"Bisa Pak guru melupakan kejadian kemarin? Maaf itu nggak disengaja "

Raut wajahnya yang tersenyum seketika menjadi dingin.

"Ya aku mengerti." setelah mengucapkan itu ia lansung memalingkan mukanya dan kembali bercakap dengan siswi lain.

Sejenak aku terdiam... Ternyata kemarin hanyalah hasratnya. Itu sebabnya ia minta maaf pada akhir kejadian itu. Pak guru menganggapku sama seperti siswi lainnya. Dalam hati kumaki diriku sendiri. Mengapa cinta ini selalu bertepuk sebelah tangan. Mengapa aku selalu mencintai orang yang tidak pernah mencintaiku ? Walau sekalipun aku sudah menyadari hal tersebut aku tetap tak bisa berhenti untuk mencintainya. Aku sungguh bodoh. Bodoh ! Bodoh !!?!

***

Jam istirahat berbunyi. Aku masih memikirkan wajah Guru itu. Kepalaku dipenuhi olehnya. Batinku terasa amat tertekan saat ini. Tapi...bila aku tidak bisa dapat cintanya... Bolehkah aku terus berada di sisinya ?

Spontan aku langsung berlari ke ruangan Pak guru. Sesampainya disana aku mengetuk pintu, namun tak ada jawaban.

Ckreekk

"Permisi..." ucapku sambil membuka pintu.

Kulihat Pak guru terbaring di sofa... Ia tertidur nyenyak. Sepertinya ia kelelahan ? Aku duduk di lantai sambil bersandar di sofa tempat Pak guru tertidur. Aku tersenyum. Disekolah dan dirumah penampilannya berbeda. Tapi jujur aku lebih menyukai penampilannya ketika di sekolah dengan kacamatanya itu. Aku tidak tega membangunkannya, lagi pula ini jam istirahat.

Di atas meja kaca bundar itu ada handphone miliknya. Kebetulan juga ini tidak memakai pola. Segera kubuka, karena aku ingin melihat koleksi foto - fotonya.

"Ffuhh !!?!"

"Aaaahh !!!" aku menjerit karena terkejut akibat telingaku di tiup oleh Pak guru.

"Kamu ini suka banget lihat barang pribadi orang. Dasar kepo !" ucapnya sambil merebut ponsel miliknya.

"Cuma lihat aja kok. Gak dicuri." jawabku ngeyel.

Pak guru menghembus nafas panjang.

"Ada apa kamu kemari?" ia mengernyitkan dahinya.

"Ehm. Anu, saya ga ada kerjaan pulang sekolah. Daripada bosan dirumah, Jadi apa boleh saya tetap jadi asisten Pak guru ?".

Pak guru tersenyum. Lalu mengusap ubun - ubunku.

"Okay". Lalu Pak guru bilang ia ada meeting. Jadi aku harus kembali ke kelas.

Aku tersenyum - senyum. Duduk di kursi. Dimana siswi sekelasku suka bergosip.

"Eh tau nggak ? Kita beruntung banget dapat wali kelas baik." ucap Anita.

"Ganteng lagi? Hihi" endira cengengesan

"Tadi pas sblm upacara aku pegang tangan dia... Tangannya itu lho... Pasti berotot." Caressa menyambung.

"Ah yang benar? Tapi emang kan Pak Santo selalu pakai lengan panjang?" tutur Mia.

Apakah hanya aku yang tahu bagaimana tubuh Pak guru yang six packs itu ?

"Kalau gitu seksi dong !!!" Anita tersenyum kegenitan.

"Sinta sih enak bisa berduaan tiap hari..." ucap Caressa sambil melirik ke arahku.

"Nggak lah apaan sih.." ucapku.

Sontak teman - temanku tertawa dan menggodaku.

"Cie... Yang tiap hari sama guru kece terus... Haha"

Tidak... Pak Santo tidak seksi, tidak kece... Tapi dia itu... Sangat...

Sangat....

Hangat...

Hangat...

***

Ciihh karena semalam kurang tidur, aku jadi tertidur di pelajaran Miss Auren. Lupa PR pula ! Dia memberiku tugas dan disuruh mengerjakannya hari ini juga.

Kelas sudah berakhir. Seluruh temanku sudah pulang dan aku sendirian dikelas mengerjakan tugas. Tapi jujur aku memang lemah dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Ku benamkan wajahku di atas lenganku yang telah tersilang di atas meja.

Tiba - tiba aku merasakan ada yang mengelus punggungku. Ku dongakkan kepalaku. Dan kulihat...

"Pak Guru ?!"

"Apa kamu benar - benar bodoh ? Bisa - bisanya kamu tidur di pelajaran Miss Auren ? Semua murid di sekolah ini juga tahu kalau dia itu guru killer ? Hahaha." Pak guru tertawa geli.

"Semalam aku susah tidur pak..."

"sudah tertidur di kelas, tidak mengerjakan PR pula? Sungguh terlalu. Hahaha." sepertinya ia suka sekali menggodaky. Aku jadi kesal dibuatnya.

"Pak guru... Apa kamu kesini cuma mau gangguin aku ??" ucapku setengah menangis.

"Katanya kamu nggak jadi berhenti jadi asistenku ?" pak guru mengernyitkan dahinya.

"Iya, tahu. Tapi aku tidak bisa hari ini" jawabku sambil memutar bola mata dan sedikit ngememel.

"Okay. Ayo kita kerjakan. Memang bukan bidangku. Tapi aku bisa membantumu. Jangan beritahu Miss Auren ya?" ucapnya sambil kembali menggosok ubun - ubunku.

"Ya..."

Pak guru... Dia datang saat aku butuh bantuan. Dari mana ia bisa tahu kalau aku dihukum oleh Miss Auren? Pak guru... Kamu begitu amat perhatian. Apa kamu bakal ngelakuin hal yang sama pada orang lain selain aku ? Dadaku sesak menahan perasaan ini.

Bersambung

Cinta Terlarang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang