Malu

26.8K 397 3
                                    

WARNING !!! 🔞🔞🔞
Dedek yang polos dan imut, harap bijaksana ya ;)

Aku tersentuh mendengarkan hal itu. Ku pegang kedua belah tangannya yang melingkar di tubuhku.

"Aku... Berjanji..."

***

Pak guru membalikkan tubuhku yang membelakanginya. Tetapi... Mataku tertuju di celana pendek yang dikenakannya. Ada sesuatu yang besar dan menonjol. Padahal tadi bagian itu datar saja. Oh tidak ! Senjata Pak guru menegang ! Aku jadi teringat saat dia mansturbasi di toilet lab waktu itu.

"Mau lihat?"

"Ah... Apanya ?!" aku terkejut dengan kalimat itu. Dia mau menunjukkan rudalnya kepadaku ?! Yang benar saja ?!

"Apa kau mau melihatnya ?" Pak guru tersenyum menyeringai.

"Jangan bicara yang macam - macam !" aku jadi gelagapan dan salah tingkah.

"hahaha memangnya apa yang kau pikirkan tentang pertanyaanku tadi ? Kau kira apa yang ingin kuperlihatkan padamu ?" pak guru terkekeh.

Sial ! Dia begitu mudah membaca pikiranku. Lagi - lagi wajahku memerah dibuatnya. Itu sungguh membuatku jengkel. Aku menatapnya kesal. memajukan bibirku dan melengos.

"Hey... Kau cantik sekali kalau cemberut" ucapnya sambil memelukku dari belakang.

Kali ini posisi kami seperti naik motor. Aku di depan dan Pak guru di belakang. Kurasakan benda itu merapat di bongkahan pantatku yang bulat. Tapi aku hanya diam karena masih kesal padanya.

Aku mengingat, temanku pernah mengatakan bahwa hal yang paling menyiksa lelaki adalah hasrat yang tertahan. Tiba - tiba terbesit ide jahilku.

"Lepasin...aku jadi ga bisa nafas." ucapku sambil berusaha melepaskan tangan pak guru sembari menggesek - gesekan pantatku di penisnya yang tegang.

"Uuuuhhh" Pak guru mendesah.

Yeah ! Aku menang. Rasakan kau... Tapi aku merasa pak guru semakin mempererat pelukannya.

"Mengapa kau suka sekali menyiksaku?" bisiknya nakal.

"Siksa apa ? Jangan mengigau di siang bolong" ucapku dengan nada cuek.

"Kau melihatnya kan waktu itu?" aku terkejut.

Apakah saat itu ia tahu kalau aku mengintipnya mansturbasi di toilet lab ? Tapi aku kali ini tak kan terpancing lagi.

"Ck... Lihat apa lagi sih ? Banyak banget yang mesti dilihat?" nadaku cuek dan ia masih saja memelukku.

"Di toilet lab... Sesudah kau terjatuh di pangkuanku... Terus..."aku langsung berbalik badan dan langsung memukul - mukul dadanya dengan kedua kepalan tanganku.

"idiiihhh jangan diterusiiin !!!"

"Ahahaha..." dia tertawa penuh kemenangan.

Sepertinya aku terlalu keras memukulnya, sehingga tubuh kami terdorong di atas kasur. Sekarang posisiku di atas. Tapi secepat kilat Pak guru memeluk pinggangku dan merubah posisi ku dibawah. Kurasakan benda keras itu tepat menindih di area sensitifku. Celananya yang tipis membuatku merasakan kalau benda itu berdenyut.

Matanya sendu menatap mataku. Dibelainya rambutku dengan lembut. Dikecupnya keningku, dan beralih mengecup kedua mataku bergantian.

"Pak guru... Kita belum menikah." ucapku pelan.

Pak guru tersenyum

"Jangan takut. Aku akan menjagamu dan kesucianmu. Apa kau percaya padaku?"

"Aku...percaya..."

"Tetapi satu hal. Aku ingin kau menolongku..."

"Tolong apa?" aku mengernyitkan dahiku.

"ini..." diambilnya tanganku dan diletakkannya di penisnya yng menegang.

"Hah?!" aku terkejut sekaligus malu.

"Setiap di dekatmu adikku selalu mengeras... Dan itu menyiksaku."

Aku mengerti. Dia memintaku melakukan oral seks terhadapnya. Aku belum pernah melakukannya tetapi aku sering mendengarnya dari teman - temanku.

"Aku tidak bisa... Karena aku belum pernah melakukannya." aku menunduk malu.

Pak guru beranjak dan menarik tanganku untuk membantuku duduk. Sekarang pak guru duduk di rajang dan aku di lantai tepat di depan penisnya yang tegak, besar dan keras. Baru pertama kali aku melihat penis secara langsung. Biasanya aku hanya melihatnya di blue film. Aku akan mencoba mempraktekkan yang sering dibicarakan oleh teman - temanku.

"Anggap saja itu es krim, atau lolypop kesukaanmu." aku mengangguk.

Ku pegang batang penis yang besar itu. Lalu ku kecup ujungnya.

"sssshhhh" Pak guru mendesah.

Ku jilati batang penis itu dari pangkal sampai ke kepalanya secara merata.

"aaaahhhh..." Kepala pak guru terpejam dan mendongak ke atas. Sepertinya ia suka dengan perlakuanku dan aku tambah bersemangat untuk 'belajar'.

Ku masukkan seluruh batang penis yang besar itu kedalam mulutku hingga mulutku terasa penuh dan perlahan maju mundur berulang ulang.

"oohhhh yeaaah... Terusshhkann sah... Yanghh... Aahh aahhhh..."

Lalu ku kocok pelan penis pak guru sembari ku jilati buah zakar nya secara merata dan sesekali menyedotnya seperti es krim hingga keluar bunyi berdecap.

"oohhh dii...mulutmuuh... Aahhhh sepertih..ada...ilmu.. sihir... Sa..yaangghh... uuhhhhh" desah pak guru sambil menjambak pelan rambutku.

Aku ingat pekataan temanku, kalau pria sudah kelihatan merasa sangat enak itu saat yang tepat untuk mengocok cepat penisnya sambil mengulum bagian kepalanya untuk mencapai klimaks. Namun kita harus menggenggam penisnya dengan ringan agar si pria merasa nikmat dan tidak merasa sakit. Inilah saatnya, benakku.

Aku pindah posisi duduk setengah berdiri. Pak guru seperti menunggu apa yang akan ku lakukan selanjutnya. Ku genggam ringan penis yang licin karena air liurku itu. Lalu kepala penis pak guru ku benamkan dimulutku. Ku kocok cepat penis itu sambil menjilati kepalanya didalam mulutku.

"aaahhh...Oohhh... Yeah... Sedikit lagi sayang...aahhh...aaahhh" mata pak guru terpejam.

Aku pun semakin kuat mengocok penis yang besar itu. Dan mempercapat jilatanku di kepala penisnya.

"aaaahhh...aahhhh...uuuuuuhhhh yeeeaaahhhhh" kepala Pak guru sesekali mendongak sama saat seperti dia mansturbasi di lab waktu itu.

Ku lihat tubuhnya merinding. Lalu Pak guru mengejang.

"aaarrrrggghhhhh...ahhh..ahh"

"uhukk !!! Uhuk ! Uhuk !" aku tersedak sperma Pak guru. Aku terbatuk beberapa kali. Rasanya seperti asin - asin.

"Sinta?! Sebentar akan ku ambilkan minum."

Pak guru dengan cepat memakai celana pendeknya dan berlari. Beberapa detik kemudian ia membawakanku segelas air. Langsung ku rebut gelas itu dan meminumnya sampai habis.

Bersambung

Cinta Terlarang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang