Chapter 21 : Undangan Pernikahan

18.5K 370 2
                                    

Sinta pov

Hari sabtu, bel berbunyi. Jam pelajaran terakhir adalah kimia. Gurunya tidak lain adalah Ferdy, alias Pak Santo yang menjadi pacarku saat ini.

"Ddrrrrrtt"

®Aku sedang di lab
®Ditunggu
®Ok

Aku tersenyum membaca pesan dari Pak guru. Segeralah aku beranjak akan pergi.

"Hey kau mau kemana Sinta?" ucapan Caressa mencegat langkahku.

"Ada perlu sebentar... Daahh" ucapku sambil melambaikan tangan.

Kulihat Caressa menaikkan satu alisnya tapi aku tidak perduli dan berlalu meninggalkanya.

***

Aku mengetuk pintu. Lagi - lagi tidak ada suara. Aku langsung saja masuk tapi dia tidak ada. Aku memutar bola mataku. Dia yang memintaku datang tapi malah aku yang menunggunya ! Celotehku dalam hati.

Kudekati mejanya. Mataku terbelalak melihat kertas undangan mewah. Tertulis "Ferdi..." pada nama mempelai laki - laki. Sisanya tertutup tumpukan kertas lain. Oh... Dia menyuruhku menemuinya disini untuk mengundangku ? Aku tertegun sejenak mengingat kejadian dirumahnya waktu itu. Ku kira aku salah menuduhnya mencintaiku hanya karena hastratnya. Tapi ternyata itu benar. Meskipun dia tak merenggut kesucianku. Air matanya itu hanya air mata buaya.

"Sinta ? Maaf ya tadi aku ke ruang guru sebentar." aku masih menghadap meja membelakangi  Pak guru yang baru ingin melangkah masuk ke ruangan.

"Aku meminta berhenti jadi asistenmu hari ini." emosi berkecamuk di dalam diriku.

"Hahaha lelucon macam apa itu heum?" ucapnya sambil memelukku dari belakang namun ku tepis dan kudorong hingga tubuhnya agak terpental.

"Jangan dekati aku !!?!" aku membentaknya dengan mata setajam pisau.

Dengan langkah menghentak aku berjalan meninggalkannya tapi di cengkramnya kuat tanganku hingga memerah. Air mataku berlinang.

"Sinta ?! Apa yang kau bic..."

"permisi... Pak Santo ada di dalam?" Suara dibalik pintu membuat Pak Santo melepaskan tanganku.

Beberapa Siswi membawa selembaran kertas melangkah masuk ke lab. Segeralah ku hapus air mataku.

"Aku akan hadir di pesta pernikahanmu." aku mengucapkannya dengan suara kecil namun lantang lalu pergi dengan cepat.

***

"Sinta kau mau kemana lagi ?" Caresa terlihat bingung melihatku mengemasi buku - buku milikku.

"Izin pulang. Aku tidak enak badan."

"Tapi ini sudah pelajaran terakhir ?" Caressa bertambah bingung.

Aku tidak menjawabnya dan langsung pulang.

***

Author pov

Sudah sejak kemarin Ferdy berusaha menghubungi Sinta. Tetapi baik medsos atau pun nomor ponselnya telah di blokir oleh Sinta bahkan di telepon rumah pun pembantu Sinta yang mengangkat dan mengatakan bahwa Sinta tidak ingin bicara kepada siapapun. Tadi pagi bahkan Ferdy ke taman kota untuk menunggu Sinta, kalau saja Sinta akan lari pagi seperti biasa. Namun sampai jam 12 siang hasilnya nihil. Ingin rasanya Ferdy kerumah Sinta tapi apalah daya bahwa Ferdy adalah gurunya.

Cinta Terlarang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang