Chapter 25 : Kesabaran

14.2K 314 1
                                    

Sinta pov

Sopirku sedang sakit. Orang tuaku sedang keluar kota Jadi aku harus pulang pergi sendirian. Tetapi besok aku mau ke toko buku untuk mencari kisi - kisi UN skaligus buku komik.

Namun aku senang karena Ferdy yang akan mengantar jemputku. Dan ia pula yang akan menemani ku ke toko buku.

***

Mobil Ferdy sudah di depan pagar rumahku

"Selamat pagi sayang." sambutnya ketika aku naik mobil.

"Pagi." aku tersenyum padanya lalu menunduk untuk mengenakan sabuk pengaman.

'Cup'

Satu kecupan mendarat di bibirku. Dan ia membantuku memakai sabuk pengaman. Setelah selesai Ferdy kembali melumat bibirku. Tapi ia mau membuka kancing seragamku.

"Ferdy... Nanti di lihat tetanggaku..." ucapku sedikit mendesah.

Ferdy kembali duduk di kursi kemudi.

"Maaf... Aku tidak tahan melihatmu..."

***

Bel pulang tiba. Aku sengaja ingin menunggu sekolah sepi karena ingin pulang bersama Ferdy.

®Aku di dekat tangga lantai 1
®wait

Aku buru - buru turun setelah menerima pesan itu. Saat di tangga lantai 2, ada Bu Kirana. Ia menoleh tapi aku masih buru - buru. Terlihat Sir Adrian sedang bersandar di pegangan membelakangi anak tangga.

Saat Bu Kirana tepat di depan ku, ia seperti tersendat hingga aku menabraknya dan kami berdua jatuh dari tangga. Ferdy terkejut.

Dan aku tak habis pikir. Ferdy malah menolong Bu Kirana. Ferdy menggendongnya yang pingsan dan meninggalkan aku.

Aku masih terpaku pada posisiku. Kulihat lututku yang lebam dan mengalirkan darah sebab terbentur dan tergesek sudut anak tangga. Aku mencoba berdiri tetapi tidak bisa. Sepertinya kakiku terkilir. Aku menangis. Sakit pada kakiku tak sebanding sakit di hatiku melihat Ferdy lebih memilih menolong Kirana dan meninggalkan aku sendirian disini.

Sekolah sudah sepi dan tidak ada seorang pun yang bisa menolongku. Ku paksakan tubuhku untuk berjalan. Namun terlalu sakit sehingga aku terjatuh lagi.

Namun, aku malah jatuh ke pelukan seseorang. Dari tangannya, kulihat ini jas. Jelas ini bukan Ferdy.

"Sir Adrian ?" Ia menatapku ternganga karena melihatku habis menangis. Aku jadi sangat malu.

"Hey... Lututmu berdarah..."

"Aku tidak..."

Sir Adrian langsung menggendongku ala bridal style. Aku menatap wajah dinginnya yang fokus kedepan, begitu cool. Namun ia menghentikan langkahnya.

Saat aku menoleh ke depan. Berdiri Ferdy menatap tajam Adrian sambil terengah - engah karena habis berlari.

"Minggir." ujar Sir Adrian dingin. Namun Ferdy hanya diam dan tetap menatap tajam Sir Adrian.

Melihat itu, Sir Adrian yang masih menggendongku menyingkir dari jalan Ferdy dan melewatinya. Aku diam saja karena masih ingat perlakuan Ferdy padaku barusan.

***

Di UKS, terlihat Kirana yang sedang berbaring dan tersenyum menatap aku yang sedang duduk tepat diranjang sebelahnya. Sir Adrian mengambil kotak P3K lalu duduk agak jauh disebelahku.

Sir Adrian meluruskan satu kakiku yang terluka dan diletakkannya di pangkuanya. Aku hanya meringis menahan sakit saat ia mengobati lukaku.

"Tahan ya, ini akan sakit." ucap Sir Adrian sambil menggoyang - goyangkan telapak kaki ku.

Cinta Terlarang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang