Chapter 29

4.5K 396 145
                                    

Hai hai..
Akhirnya aku kembali nih..
Yah, walaupun gak bakal sering update juga.. Tapi tenang aja, semua cerita ku pasti bakal up satu-satu..

Berapa bulan ini aku kenak syndrom malas nulis, dan berakhir betah berada di Zona para readers, melupakan sejenak cerita yg mau di up 😅😅

Terima kasih yang masih sabar menanti ini update 😚😚😚

.

.

.

.

.

Enjoyed!!

.
.

Setelah kejadian waktu itu dimana Taehyung bertemu dengan pamannya. Pamannya jadi sering menghubungi dirinya hanya untuk sekedar menyapa dan menanyain keadaan dirinya dan anak-anaknya. Seperti, Apakah ia sehat? Bagaimana dengan janinnya? Bagaimana keadaan sikembar?. Tentu dengan hal seperti itu membuat Taehyung merasa bahagia karena pamannya telah kembali seperti dulu, saat dimana sang paman menyayangi dirinya.

Pertemuannya dengan sang paman yang entah mengapa ia sembunyikan dari Jungkook, bahkan pamannya yang sering menghubunginya pun tidak pernah ia ceritakan pada Jungkook. Dan untungnya ketiga anaknya tidak ada yang membahas bahwa mereka pernah bertemu dengan pamannya itu.

Taehyung hanya terlalu takut jika sang suami mengetahuinya, maka kemungkinan besar Jungkook akan melarangnya untuk bertemu pamannya. Mengingat perbuatan sang paman dulu yang hampir tidak bisa dimaafkan Jungkook.

Ddrrrttt ddrrrttt drrrtt

Taehyung yang mendengar getaran ponselnya yang berada di atas meja rias pada kamarnya dengan segera menghampiri ponselnya.

- Paman Min is Calling -

Saat ponselnya sudah berada dalam genggamannya, ia tidak segera mengangkat panggilan tersebut. Sedikit berpikir untuk apa sang paman menghubunginya di pagi hari seperti sekarang ini, ia ingat sang paman biasanya hanya akan menghubunginya pada saat sore hari saja.

Dddrrrttt ddrrrttt drrrttt

Getaran ponselnya masih bisa ia rasakan dalam genggamannya ketika panggilan pertama dari sang paman ia abaikan sebelumnya. Perasaan tidak tega dan penasaran membuat ia menggeser icon itu kewarna hijau dan menempelkan ponselnya tepat pada telinga kanan. Seraya berucap,

" Yeoboseyo?" yang seharusnya tidak ia ucapkan karena ia yang sudah tahu siapa yang menghubunginya.

"Taehyung-ah. Ini Paman" walaupun sang paman sering menghubunginya, tapi tetap saja perasaan itu selalu terbayang setiap kali mendengar suaranya.

Perasaan takut akan suatu hal yang seharusnya sudah tidak ia rasakan lagi. Tapi perasaan itu semakin harinya semakin bertambah karena rasa bersalahnya pada sang suami yang tidak tahu tentang perihal sang paman yang selalu menghubunginya.

"Nhe paman. Wae-yo?" tanyanya dengan berdiri dari posisi duduknya didepan meja riasnya. Melangkahkan kedua kakinya kearah tempat tidur.

"Paman ingin bertemu dengan mu. Apa kau ada waktu luang siang ini?"

"Maafkan aku paman. Siang ini aku berjanji pada anak-anak ku untuk makan siang bersama dengan appa mereka" katanya dengan mendaratkan bokongnya pada pinggiran kasur.

"Begitukah?" ia bisa menangkap suara sang paman yang terdengar cukup kecewa karena dengan tanpa sengaja ia menolak untuk bertemu dengannya.

The Reason 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang