"Ly, sarapan!"
Gadis yang sedang menatap dirinya sendiri dihadapan cermin itu hanya menghela nafasnya pelan. Gadis itu memoleskan sedikit lipbalm nya ke bibirnya. Gadis itu tersenyum sendiri sambil menggandong tasnya dibahu kanannya. Sebelum benar-benar menghilang dari kamar itu, Adel melirik sebentar gaun peach yang digantung di lemarinya. Gadis itu tersenyum, lalu turun kebawah menghampiri Rian yang siap marah-marah karena sudah hampir siang.
"Pagi, Babang! "
"Udah, cepet pake sepatu sama makannya dimobil aja. Legan udah nungguin."
Gadis itu tersentak mendengar nama itu, "Legan? "
Rian mengangguk. "Iya, cepet."
"Yah, Bang, anterin dong. Legan kalau-"
"Gue ada meeting hari ini, Bep," Rian menatap Adel prihatin. "Gak bisa diganggu banget."
Gadis itu langsung mencebikkan bibirnya jengkel, "gak usah bilang, Bep-Bepan. Kalau nyatanya lo sibuk."
Rian langsung tertawa melihat tingkah laku adiknya ini. "Idih. Baperaaaan."
"Udah jam tujuh kurang lima belas, Ly."
Mereka langsung menoleh kearah Legan yang menatap Adel jengkel.
"Udah sana lo pergi."
Adel mengerucutkan bibirnya. Gadis itu menyalami Rian, "Iyaiya. Gue berangkat, ya, Bang!"
Rian mengangguk kecil.
---
Legan berdeham pelan. Suasana dimobil kali ini berbeda sekali. Biasanya akan ada joke-joke nya. Atau ocehan Adel tentang apapun itu. Atau tawa mereka yang keras menertawakan suara mereka masing-masing saat bernyanyi mengikuti lagu di radio. Atau, rumus-rumus atau kalimat-kalimat lainnya yang pantas dihafalkan begitu ada ulangan. Namun, sekarang berbeda. Tidak ada joke, ocehan, tawa, suara lagu, rumus atau kalimat, dan apapun itu.
Matanya melirik sekilas Adel yang sudah selesai memakai sepatunya. Ditangannya ada setumpuk roti yang sudah dimakan setengahnya. Matanya menatap lurus kedepan. Lagi-lagi, yang terdengar hanya helaan nafas Legan yang membenci situasi seperti ini.
"Lo kemana kemaren? " tanyanya, mengakhiri hening dan muramnya suasana.
"Hmn? "
"Lo kemana kemarin? Gue kerumah gak ada."
Deg. Adel melebarkan matanya kaget. Dia lupa dia tidak memintai izin atau sekedar bercerita tentang kemarin. Wajahnya seketika pias.
Gadis itu berdeham sebentar. "Main sebentar sama temen."
Legan meliriknya sebentar sambil menaikan alisnya sebelah. "Lo punya temen? "
Kini, giliran Adel yang menatapnya jengkel, "ya punya, lah!"
Legan tertawa kecil. "Siapa? "
Adel melebarkan matanya. "Em, eh, udah sampe, Gan. Gue duluan, ya!"
Gadis itu langsung menepuk pelan pundak Legan dan langsung keluar dari mobil dan berlari kecil kearah kelasnya.
"Adel!"
Gadis yang dipanggil hanya menoleh. Senyumannya langsung terbit, tangannya sedikit melambai kearah pemuda yang sedang berlari kecil kearahnya.
"Kenapa? "
Gera berjalan mensejajarkan langkah kakinya dengan langkah kaki gadis disebelahnya, "Lo Selasa ini bisa, 'kan? "
Adel mengangguk sambil tersenyum, "Bisa. Tapi, belum izin."
"Soal izin, gue yang atur. Bang Rian juga diundang, Legan, Om Chan, Tante Emma, semua saudara Legan. Semuanya diundang, Lia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Without You
Teen FictionKehidupan Adel, yang mulanya datar. Kini, berubah drastis ketika dia pindah sekolah ke sekolah yang sama dengan sepupunya. Satu persatu orang datang kedalam hidupnya. Dan lalu pergi dengan dan tanpa salam perpisahan. Hingga, ada satu orang yang memb...