Chapter 24

2 5 0
                                    

Beberapa jam kemudian, Adel terjebak di dalam kelas yang sedang rusuh-rusuhnya. Beberapa jam sebelum bell pulang berbunyi, kelas nya tidak ada guru. Meskipun sudah dibilang jangan berisik, dan ada tugas, tetap saja penghuni kelas nya malah rusuh. Dan malah Sang wakil ketua kelaslah yang menyuruh mereka untuk tidak perlu mengerjakan tugas. Biarlah, biar Heri yang menanggung amarah nya guru Bahasa Indonesia mereka yang terkenal tegas.

Bukannya ikut merusuh, Adel kini malah diam ditempat nya. Tangannya menggenggam handphone yang terdapat kabel earphone yang menyambung dengan telinganya. Meskipun dia tidak menyalakan lagu, entah kenapa dia merasa tidak perlu mencopot earphone ditelinga nya. Lagipula, itu akan menjadi alasan agar orang-orang tidak mendekatinya. Atau alasan agar orang lain yang pengecut namun membencinya, yang membicarakan nya dibelakang, dapat didengarnya dengan jelas.

Penghuni kelas kini terbagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok rumpi, yang berisikan ciwi-ciwi yang hiperaktif. Kelompok gamer, yang berisikan laki-laki yang terpaku dengan handphone mereka. Kelompok rajin, yang memilih untuk mengerjakan tugas. Kelompok rusuh, yang hobinya lari sana-sini. Kelompok mager, yang selalu kalian lihat dengan wajah tertutup buku, tidur. Kelompok gabut yang berisik, yang berisikan laki-laki gabut yang sedang bermain monopoli. Dan terakhir, kelompok introvert, seperti Adel. Yang memilih untuk meng-scroll handphone nya. Meskipun letak duduknya diapit oleh kelompok gabut, dan kelompok rumpi.

Sebenarnya, Rara, teman sebangku Adel, sudah mencuri pandang kearah Adel. Ingin rasanya Rara mengajak Adel untuk ikut berkumpul bersama teman-temannya. Namun, nyalinya langsung ciut begitu mengingat Adel bukanlah seseorang yang ekstrovert. Dan bukan Rara saja yang memiliki niat untuk mendekati Adel. Beberapa laki-laki dipojok kelas sudah kepergok beberapa kali oleh Adel sedang menatapnya bagaikan makanan yang menggiurkan. Bahkan, sudah ada beberapa yang hendak menghampiri nya, namun, begitu ingat kenyataan bahwa Adel adalah pacar dari anak pemilik sekolah, mereka langsung berbalik badan seperti orang linglung. Keberanian mereka tidak sebanding dengan kekhawatiran mereka di 'tendang' dari sekolah karena menggoda pacar dari seorang Gera. Apalagi, begitu menyadari bahwa Legan sedang menatap mereka dengan tatapan elangnya.

Ting.

Satu notifikasi yang muncul dari earphone ditelinga Adel, membuat gadis yang hendak menutup matanya langsung berdecak jengkel. Adel langsung membuka aplikasi chat begitu melihat siapa yang mengiriminya chat itu. Seketika, kejengkelan nya meluap begitu saja.

gerasabityav : Lagi dimana?

Adel tersenyum tipis. Dengan cepat, gadis itu membalas chat Gera.

adeliambl : Kelas. Gak ada guru.

gerasabityav : Mau tau bukti gue sayang sama lo gak?

Adel terkekeh kecil. Alisnya menaik sebelah. Rasa penasaran nya yang mendarah daging langsung keluar.

adeliambl : Apa? Lo mau tiba-tiba datang sambil bawa Shawn Mendes buat gue?

gerasabityav : Gak lah! Gila.

adeliambl : Terus?

Di read. Adel menghela nafasnya berat. Beberapa menit berlalu, dan Gera tetap tidak membalas. Menyerah, gadis itu memilih untuk melanjutkan niat untuk tidurnya. Namun, tiba-tiba satu notifikasi membuatnya terduduk tegap.

gerasabityav : Gue lagi di sekolah.

Adel langsung menganga.

adeliambl : Ngapain, njir?

Nothing Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang