Chapter 16

23 8 3
                                    

Trak trak.

Suara sepatu yang mencium lantai berkali-kali dengan cepat dan seakan dihentakkan membuat siapa saja menoleh kearah suara. Legan menatap kedepan tajam. Dibelakangnya, ada teman-temannya yang panik setengah mati. Mereka bahkan masih memakai seragam basket. Namun, hal yang menakutkan benar-benar akan terjadi. Legan ngamuk!

Setelah mengetahui kamar inap dan rumah sakit tempat Adel berada, Legan langsung mengambil barang-barangnya dan pergi begitu saja. Dan itu tanda bahwa Legan benar-benar marah. Dia seakan siap membunuh siapa saja yang mengganggunya sekarang. Dan mau tidak mau, Sigit dan Alam memanggil sahabat-sahabat Legan dan ikut bersama laki-laki itu. Mereka hanya tidak mau, keesokan paginya, Legan berada dikantor polisi dan berniat membakar tempat itu saat itu juga.

Terakhir kali Legan ngamuk itu karena ada satu orang yang menjelek-jelekan Aldi karena dicap sebagai anak koruptor hanya karena Papi Aldi saat itu ada skandal dengan rekan politiknya. Dan akhirnya, tada! Legan dan teman-temannya berakhir di kantor polisi sambil menunggu Chandra menjemput mereka. Belum sampai situ, dia juga meninju polisi yang menuduhnya pencuri hanya karena di dompetnya ada uang yang tidak sedikit. Dan untungnya, Chandra mempunyai jalur khusus yang membuat mereka semua, khususnya Legan, tidak dipenjara.

Legan membuka pintu kamar inap dengan kasar. Matanya langsung menatap tajam seorang laki-laki berambut coklat yang menatapnya bingung. Tanpa aba-aba, Legan langsung memukul Gera tepat di kepala Gera yang menjadi kelemahan laki-laki itu. Tak sampai disitu, Legan juga terus meninju Gera tanpa peduli banyak orang yang menahannya dengan brutal.

"Masalah lo apa?" tanya Gera sambil mengusap darah yang ada di bibirnya jengkel.

Untung saja, Legan sudah berhasil ditahan oleh teman-temannya. Karena, kalau tidak, nyawa Gera sudah tidak aman. Karena, siapapun tau, Gera tidak akan membalas pukulan itu sebelum dia mengetahui alasan Legan melakukan hal itu dengan jelas.

"Lo nanya masalah gue?!" Legan menghentakkan lengan panjang teman-temannya yang menahannya. "LO! Masalah gue itu lo!"

"Coba aja lo gak ke kelas gue waktu itu, Adel gak akan kayak gini. Coba aja lo gak sok care sama orang, Adel gak akan dibully lagi. Mati-matian gue coba bangkitin dia dari kejamnya bully, dan lo, dengan sedetik aja, lo bisa ngeruntuhin semua usaha gue!"

"LEGAN, WOY!" Rian yang ada disitu akhirnya turun tangan. Rian menepuk pundak Legan. "Lo gak seharusnya gini."

Namun, Legan malah menggeleng. "Gue gak akan pernah maafin orang yang pernah buat Adel kesakitan!"

"Gera gak bikin A-"

"DIA BIKIN ADEL DI BULLY. LO NGERTI GAK SIH?!"

Surya langsung mengatupkan bibirnya rapat. Diam-diam, laki-kaki itu menghela nafasnya pelan. Legan benar-benar marah sekarang. Ini bukan pertama kalinya Legan marah dengan sahabatnya sendiri. Ini kedua kalinya. Dan Surya khawatir, kali ini akibatnya akan seperti yang pertama kali. Dulu, Shefar bagian dari mereka. Dulu, Shefar adalah sahabatnya juga. Namun, karena laki-laki itu membuat sepupu kesayangan Legan menangis, Legan marah besar. Sampai-sampai Shefar pindah sekolah dan memutuskan persahabatan mereka. Dan Surya tidak ingin Gera menjadi orang yang kedua setelah Shefar. Shefar dan Gera berbeda. Shefar memang sangat berarti bagi mereka. Namun, Gera sudah seperti keluarga bagi mereka.

"Lo juga pernah bikin Sellva dibully, ingat? Lo juga pernah bikin orang yang disayang Gera masuk kesakitan. Ini cuma kebalikannya," Aldi tersenyum lega begitu melihat mata Legan melunak. "Tapi, Gera maafin lo. Gera bilang, itu bukan salah lo. Itu cuma kesalah pahaman. Dan sekarang, keadaannya dibalik. Lo mau, Gera kayak Shefar? Apa gak bisa lo maafin Gera?"

Legan terdiam. Laki-laki itu mendengus. Jika saja hatinya tidak membenarkan perkataan Aldi, dia pasti sudah meninjunya. Dulu, dia memang pernah menjadi alasan Sellva dibully oleh Shafana-gadis yang tergila-gila dengannya-. Hanya karena saat itu dia memeluk Sellva yang menangis karena saat itu adalah hari pertama kalinya Gera mengatakan bahwa Gera membencinya.

Nothing Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang