First Day

964 97 0
                                    

"annyeonghaseo" pemuda manis itu terus membungkuk seraya memberi salam pada gadis-gadis yang menyerukan namanya.

"annyeong" lagi-lagi ia meramahkan diri dengan lingkungan barunya.
.
.
.

"daebaaakk.... Ia lebih tampan dari yang kulihat di televisi" seru salah satu siswi menganga tak percaya dengan makhluk yang baru saja melintas di depannya.

Ini bukanlah kejadian di film horor. Ini adalah euforia gara-gara ada seorang idol--emm tepatnya calon idol yang akan bersekolah di sini.

Sebenarnya ia bukan satu-satunya calon idol yang bersekolah di Hanlim School Art. Tapi karena ketenaran bakat, ajang survival yang sedang naik daun dan tentu saja parasnya yang menawan membuat sebagian siswi di sekolah terkena anaphylactic shock.

Pemuda yang menjadi pusat perhatian tersebut terus saja berjalan gontai menuju lantai dua. Tampilannya terkesan badung justru serasi dengan raut wajah pemuda itu yang dianugrahi rahang yang sempurna. Tak lupa kalung rantai yang menjuntai di leher serta saku nya.

Dasar.

Virginia Bad Boy !

Sesampainya di bibir tangga ia tampak tak yakin dan sedang mencari sesuatu.

"permisi..bolehkah aku bertanya dimana ruang  dewan kesiswaan disini? Aku sedikit bingung" pemuda itu bertanya dengan suara husky-nya.

Segerombol siswi yang masih terpana tersebut hanya melongo tak percaya sampai-sampai pemuda itu harus melambaikan tangan di depan mata si gadis, menyadarkan dari halusinasi-nya.

"..mian..dewan kesiswaan ada di ujung koridor ini. Di sebelah kiri" jelas siswi itu terbata-bata.

"gomawo, kahmsahamnida" balas pemuda itu ramah.

"nnnnn.. Bolehkan aku mengambil gambarmu?" tanya siswi berkacamata tersebut ragu-ragu. Antara tak percaya, gemas, kagum, memuja atau apalah itu.

"neee?" Si pemuda terlihat bingung sambil menggaruk tengkuknya.

"bukankah kau Bobby? kau trainee dari YG dan member dari team B kan?" Jelas si gadis meyakinkan. Ia tahu betul pemuda ini adalah calon wajah baru dunia boygrup di Korea Selatan yang sedang trnding topik saat ini.

"Hmmmm.." pemuda bermata sipit itu mengangguk.

"silahkan saja" ucapnya sambil tersenyum malu.

Ahh, tidak enak hati tepatnya. Ia bukan siapa-siapa disini, ternyata banyak juga yang menjadi penggemarnya.

Apa aku setenar itu? Batinnya

Ia berpose manis memperlihatkan gigi kelinci dan tentu saja, eye smile-nya.

"kamsahamnida, kau benar-benar kereenn" ucap gadis antusias.

"terimakasih"

Pemuda bernama Bobby hanya tersenyum salah tingkah.

Ia kemudian berlalu menuju ruang yang dimaksud.

"Tok tok tok"

Seseorang guru menjemput kedatangannya. Jung In Sun sonsaengnim.

"selamat pagi" ucap pemuda itu ragu-ragu.

"selamat pagi, kau siswa baru yang dimaksud?" Ny. Jung mengulurkan tangannya. Disambut pemuda tegap bermata sipit tersebut.

"iya, Anda benar"

"silahkan duduk dulu, akan ku urus berkas-berkasmu" Ny. Jung berlalu ke ruangan lain tempat administrasi pemuda itu disimpan.

"nee" pemuda itu membungkuk kemudian duduk di kursi dekatnya berdiri.

Matanya memandangi ruangan sekitar. Tentunya dengan perasaan yang tak bisa ditebak. Hari ini hari pertama kembali ia bersekolah setelah kira-kira 2 tahun ia beristirahat sebagai siswa sekolah formal.

"namamu Kim Jiwon?" Kehadiran Ny. Jung yang tidak disadarinya, mengagetkan pandangan pemuda itu. Ny. Jung memposisikan diri duduk di depan pemuda tersebut.

"nee.." katanya, sambil membenarkan posisi duduknya.

"kau pindahan dari Grundy Senior HighScool, Virginia?"

"nee.."

"Kudengar kau menjalani masa training di salah satu agensi?"

"nee, ssaem"

"Boleh kutahu apa alasanmu memilih sekolah formal, sementara jadwal sebagai trainee juga padat bukan?" tilik Ny. Jung.

"eunggg.. Mungkin ini cara saya menyayangi eomma saya" matanya menatap langit-langit, pemuda terebut menjawab dengan mode polos.

Ny. Jung mengerutkan dahinya, "apa maksudnya?"

"karena eomma saya akan mengirim saya ke Virginia lagi bila saya menjadi trainee tanpa bersekolah. Dan saya rasa disini tempat yang tepat untuk melanjutkan dua-duanya" ia menjelaskan sambil tersenyum lugu. Aahh, my babby bunny.

"...lagipula kurasa kembali bersekolah itu tidak terlalu buruk" tambahnya.

Ny. Jung mengangguk sambil tersenyum, merasa lucu dengan jawaban pemuda ini yang begitu terbuka dan keluar begitu saja.

"tidak buruk bagimu, bukan berarti semuanya akan berjalan baik" Ny. Jung kembali dalam mode serius.

"Kau tau peraturan di Hanlim sama seperti sekolah formal lainnya. Kami tidak mentoleransi jadwal lain yang mengganggu jam sekolah. Saya harap kau sudah memikirkannya" tegasnya.

Pemuda itu menelan salivanya. Merasa atmosfer santai telah hilang didepan matanya.

"ne sonsaengnim..semua konsekuensi sudah saya pikirkan dengan matang. Silahkan tegur saya apabila membuat kesalahan ssaem"

Ny. Jung adalah ketua dewan kesiswaan di Hanlim school Art. Perangainya yang tegas dan garang adalah faktor penting dalam kedisiplinan siswa di sekolah ini. Tidak heran kalau ia begitu disegani-bahkan dihindari oleh semua murid Hanlim.

Berbeda dengan pemuda dihadapannya. Ia adalah pemuda berjiwa bebas dan santai. Tak ambil pusing dengan hal rumit disekitarnya. Dan begitu masa bodoh.

"kulihat dari riwayat sekolahmu terdahulu, kau sudah melewati tahun pertamamu di sekolah menengah atas?..

..bukankah kau berhenti 2 tahun sebelum ini?"

"anda benar ssaem, kelas saya dulu adalah kelas akselerasi pada saat saya masuk sekolah menengah pertama dan atas, kalau diperbolehkan saya ingin melanjutkan dikelas dua saja"

"Oooooo..." Ny. Jung mengangguk paham. Ia membolak-balik, memperhatikan lembar evaluasi laporan nilai Bobby.

..nilaimu cukup bagus, kau akan langsung naik kelas jika mampu lolos dalam test kenaikan kelas. Itu aturan disini. Kita bisa lakukan test hari ini"

"baik sonsaengnim, saya rasa tidak masalah"

"okelah kalo begitu, silahkan persiapkan dirimu. Akan saya antar ke ruang ujian" Ny. Jung berdiri dan bersiap, diikuti Bobby yang memundurkan kursinya.

"Oh ya. Satu lagi" ucap Ny. Jung tiba-tiba.

Bobby yang terkejut diam ditempatnya dalam posisi setengah berdiri.

"rantai itu sangat mengganggu pandanganku. Aku harap kau bisa membuangnya atau menyimpannya dulu. Saya tak ingin melihat benda itu dan saya harap kau tidak membuat catatan pertama pada buku pelanggaran besok" tunjuk Ny. Jung pada rantai di saku dsn di leher Bobby.

Pemuda itu terkekeh. Merasa lucu. Ia melepas rantai dari leher dan sakunya.

Ia lupa bahwa ia sedang bersekolah bukan perform.

Ha ha. Pabo Bunny.

***yolinkaPrantyas***

To

Be

Continue

2018

PROMISE (BobSoo❤️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang