Mengulang Waktu part I

437 39 11
                                    

Seberapa penting masa lalu bagi kisahmu?
Seberapa ingin kau mengingatnya atau kau justru ingin menghapusnya.

Antara dua hal, kenangan dan kehilangan.

**********

Autumn, Seoul, 7th years ago..

Hari belum menjelang terik, langit kota biru bersih dengan awan tipis menggantung di beberapa posisi tak rela jika membiarkan langit terlalu monoton.

Angin berhembus, menerbangkan harum musim gugur dan beberapa daun pohon maple tua kemerahan hingga kuning keemasan yang khas pada musim ini.

Sakura juga tak ingin kalah memberi warna pada bumi, kelopaknya yang dominan pink hingga putih terbang ringan pasrah kemana angin akan menjatuhkannya.

Ini indah. Tapi maaf untuk kau yang alergi dengan serbuk bunga pasti benci dengan musim gugur.
.
.
.
.

"Hatchiiiiiiiiiiinggg" pemuda dibalut masker, topi, dan jacket hitam itu terus mengusap kasar pangkal hidungnya. Kasihan, sampai memerah seperti ia sedang terkena flu berat.

Masker nyatanya tak membantu menghalangi serbuk misterius itu untuk menggelitik indra penciumannya.

"Hatchiiiiiinggg, haaaahhhh" hidungnya berair dan pengar bila terus terusan di udara terbuka terlebih angin terlalu intens membawa benda-benda tak kasat mata terbang kesana dan kemari.

Pemuda yang terlihat menderita itu sedang duduk di sebuah taman tak jauh dari dorm tempatnya tinggal. Ia menunggu seseorang.

Mengumpat kesal juga kenapa orang yang dinantinya tak kunjung datang. Lebih dari 30menit ia menderita terus-terusan bersin dan lagi, menunggu tak seindah kelihatannya bukan?

Headset yang sedari tadi terpasang di telinganya tak mampu mengusir rasa bosan yang mendera. Alhasil pemuda itu hanya mendecih sebal dan memainkan handphone asal.

Tinnnn!!!

Suara klakson mobil membuat ia berlari segera ke arah mobil itu dan cepat-cepat menghempaskan duduknya.
.
.

"auntie kau tega membuatku menderita" sebalnya.

"hahaha, mian he, aku sengaja, wleee" yaaa..auntie yang sungguh amat sangat menggemaskan.

Mobil melaju. Jiwon masih menggaruk gatal hidungnya dengan jari telunjuknya, So Ra yang mengemudi disampingnya hanya menggeleng gemas.

"kau harus bersabar demi seorang wanita, you know? Dan kau tak boleh marah apalagi padaku. Eung?"

"neeee, memang aku terlihat marah? Aku hanya tersenyum dari tadi. Hmmmmmmm" kilah Jiwon sambil meringis lebar dipaksa-paksakan.

"haha, wajahmu seperti babby octopus. Maaf, tadi banyak pasien dan aku harus melayani mereka dulu. Tak ada penantian yang sia-sia, Aunti mengambil pesanan makanya lama. Untuk mendapatkannya aunti harus menunggu lama dan syukurlah hari ini release" terang So Ra berbinar.

"apa?" Jiwon bertanya tapi tak peduli. Fokus dengan handphone-nya.

"sneakers jordan air 3 Seoul keluaran Nike limited edition" terangnya lagi.

"whoaaaaaaaa, yang diproduksi hanya beberapa buah di Seoul? Auntie mendapatkannya? Kereeenn!!! Auntie membelinya untukku kan?" kali ini Jiwon menoleh sambil memasang muka mengharap.

"enak saja, memberikan kepada ponakan yang mengomel saat menungguku? Ch, tak ada untungnya"

"lalu untuk siapa? Auntie? Tak mungkin? Pacar auntie juga bukan penyuka sneakers"

PROMISE (BobSoo❤️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang