Promise (End)

679 42 9
                                    

Beruntung Tuhan menguji kisah cinta kami berdua jauh-jauh hari sebelum hari ini.

Memisahkan untuk menyatukan kembali.
Merenggangkan kemudian mengeratkannya kembali.

Diwaktu itu...

Saat pertama kali aku memutuskan melabuhkan hatiku padamu, hatiku tak bisa berubah meskipun aku sengaja merubahnya.

Diwaktu itu...

Saat rasa-rasanya aku sudah tak sanggup lagi mencintaimu, tiba-tiba Tuhan mengirimkan sebuah takdir yang memaksa pertemuan kesekian kita, meskipun dalam situasi yang tak menyenangkan.

Bahkan takdir yang berulang kali mencoba memisahkan kita takkkan sanggup merubah janji kita.

Pertemuan kita yang pertama jauh-jauh hari saat kita masih terlalu tabu untuk mengatakan cinta, kemudian waktu dan jarak memisahkan dengan kejamnya, namun akhirnya kau kembali padaku.

Bahkan dalam perpisahan kita yang kedua dan selanjutnya, lucunya semua akan berakhir sama.

Kau akan kembali untukku.

Begitulah kita digariskan.

Kau adalah pria satu-satunya yang mendiami relung hatiku.

Kim Jiwon. Semuanya lebih baik sekarang.

Kau menepati janjimu.

Kini giliranku untuk berjanji di depan Tuhan. Akan mendampingimu dengan sisa waktu yang kita punya. Biarkan aku menua bersamamu. Karena saat ucapan janji ini berakhir, aku akan bermula untuk menjadi satu-satunya terbaik disisimu.

Priaku, Kim Jiwon.

***********

Altar gereja pagi itu terlihat dihiasi ornamen putih, beberapa bunga lili menjadi penunggu sudut ruangan. Suasana sejuk, karena semalam hujan gerimis. Aura positif menyeruak diantara khidmatnya pesta sederhana ini.

Kursi panjang yang sejajar membentuk barisan rapi, rata-rata sudah dipenuhi oleh kerabat serta teman dekat. Gemuruh canda tawa, senyum kebahagiaan, mendominasi atmosfer pagi ini.

Pria gagah si pemeran utama hari ini, berdiri dengan tampilan maksimalnya. Dia tampan, tapi kali ini jauh beribu-ribu kali lebih tampan dalam balutan suite putih tulangnya, rambut hitamnya tertata rapi menyiratkan wajah bersih dengan senyum tipis menghias di bibirnya.

Ia sedang menanti seseorang, seseorang yang amat dicintainya.

Teng
Teng
Teng
Teng

Jam dinding klasik berdenting berirama menunjukkan jarum pukul 10.00, seiring berakhirnya dentingan disusul alunan piano mengalun syahdu. Semua orang berdiri, menyambut kedatangan wanita cantik yang bergandengan dengan ayahanda sang pria sedang berdiri anggun di ujung pintu gereja. Ia melangkah pasti dengan senyum terukir di bibirnya, melangkah pasti menyusul pria pujaan hatinya yang telah menantinya di depan altar, di depan sang pendeta.

Hari ini adalah hari pernikahan mereka.

Hari ini janji yang sebenarnya akan diikrarkan oleh dua insan itu, janji suci yang sarat makna. Karena mereka diciptakan memang untuk saling memaknai dan melengkapi.

Sebelum semuanya diakhiri dengan cerita bahagia layaknya sebuah drama korea, biarkan waktu berhenti sejenak, memberi kesaksian atas terciptanya momen indah hari ini.

PROMISE (BobSoo❤️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang