Airplane

540 62 2
                                    

Bandara Incheon
14.00 KST

Seorang pemuda dengan sweater longgarnya berlari gusar. Wajahnya tertutup masker, topi hingga dalaman turtle neck yang hanya menyisakkan mata tajamnya saja yang terlihat. Sedari turun dari mobil yang dikendarainya hingga saat ini ia berada di ruang tunggu keberangkatan penumpang, wajahnya cemas menatap setiap sudut yang dipandangnya. sesekali ia menumpu tangan pada lututnya. Menahan rasa letih serta perutnya yang kram akibat terus berlari sepanjang koridor. Nafasnya tersengal. Pandangannya berputar mencari objek yang sangat ingin ditemuinya.

Jangan dulu pergi. ..

Kumohon..

Aku datang...

Maaf aku terlambat...

Ia membaca billboard pengumuman keberangkatan pesawat, memastikan jam penerbangan ke Paris.

15.45 KST

Masih belum waktunya. Ia membuang nafas lega, tapi belum melegakan hatinya. Objek yang ia cari belum ia temukan.

Tak kehilangan ide, dengan gelisah namun pasti ia menekan tombol speeddial pada handphone-nya. Satu nama tertera disana.

Tuuuutt...
Tuuuutt...
Tuuuutt...

Panggilan menunggu.

Angkatlah.. Kumohon.. ~ gelisahnya dalam hati.

Nomor yang Anda tuju tidak dapat menerima panggilan, mohon tinggalkan pe........

Pantang menyerah diulanginya kembali nomor yang sama.

Tuuuutttt...
Tuuuutttt...

Jiwon memegang handphone-nya gelisah.

"yubuseo, Kim Jiwon. Ada apa?"

Mata Jiwon berbinar. Lega mendengar suara sesorang diseberang sana. Lembut tapi jutek.

"kau dimana?"

"aku di bandara, kan sudah ku bilang a-----"

"arra, aku juga disini. Kau dimana?" potong Bobby tak sabar.

"mmmm..aku?" Gadis itu reflek menilik sekitar. "Di toilet. Kau disini? Benarkah?" matanya melebar tak percaya. Meyakinkan pendengarannya. Ia tak salah dengar bukan?

"yaa...cepatlah kemari. Aku didepan ruang informasi"titahnya.

"nee..tunggu sebentar" gadis dengan rambut terurai membenarkan riasan polosnya. Ia sedang bercermin tatkala panggilan masuk yang baru saja diterimanya.

Tiba-tiba saja ia merasakan jantungnya berpacu cepat. Namun bibirnya tersenyum. Pemuda yang ia harapkan menepati janjinya.

Gadis manis dengan tas slempang serta koper yang di seretnya di tangan kirinya melangkah pasti menuju sosok yang menunggunya.
Matanya juga mencari. Tak sabar menatap "sahabat dekat"nya itu.

Lelaki disana. Mata sipitnya juga tak fokus pada satu titik. Jarak mereka cukup jauh. Apalagi padatnya orang berlalu lalang, menghalangi kehadiran laki-laki dengan daya tarik tersebut. Tapi gadis itu cukup mengenali pemuda dengan senyum khas yang dimilikinya, bahkan lebih dari radius ber-mil~mil jauhnya.

Akhirnya pandangan mereka bertemu. Seperti tertarik magnet pemuda dengan senyum merekah berlari mendekat pada gadis manis itu. Si gadis pada akhirnya berhenti melangkah dan menahan pelukan pemuda kelinci itu.

"jangan pergi" lirih pemuda itu. Si pemuda memeluk erat lawannya. Berharap waktu berjalan lambat karena ia sebenarnya tak rela dengan keberangkatan gadis ini.

PROMISE (BobSoo❤️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang