Waee?? Kenapa kau menolongku. waeee?? Biarkan aku mati!!! Biarkan!!!! aku rindu EOMAAAAAA??????. EOMAAAA, bogoshipoeyoo, jeongmal bogoshipoeyo, mian heo eommaaa!!!!??? kenapa kau tinggalkan aku, Huuuhuuhuuu"
*******"ANDWEE!!!! Eommaaaa!!!. Minggir!! Aku Kim Jisoo putrinya!!" Jisoo dengan panik menerobos di balik kerumunan orang-orang yang tengah berpayung, yang kebanyakan adalah petugas kepolisian. Hujan deras menambah suram gambaran hati Jisoo malam ini. Di bagian tepi toko yang ditinggali, sudah terpasang rapi garis polisi yang mengelilingi dasar toko yang ditinggali Jisoo. Darah segar bercampur air hujan menambah miris pemandangan tengah malam itu.
Ya, diantara dua manusia yang tergeletak salah satu adalah eomma Jisoo, yang satu sudah tertutup oleh kain, satu korban tewas beberapa menit sebelum pertolongan pertama datang.
"kenapa kalian biarkan eomma kedinginan" teriak Jisoo kalut pada petugas kepolisian disana.
"eomma, bangun eomma, mian ne, mian ne aku terlambat datang, miane eomma, kumohon bukalah matamu, ini aku, putrimu, ini aku Jichu, eomma bangun" teriak Jisoo kalut, badannya sudah basah kuyup, tak peduli dingin yang menderanya, Tak peduli pakaian dan tangannya terkena noda darah. Jisoo mencium wajah eommanya, berusaha melindungi wajahnya dari hujan. Air matanya terus mengalir semenjak ia mengetahui ada yang tak beres dengan panggilan eomma-nya beberapa jam tadi. Kalut, takut, melihat eomma-nya tak sadarkan diri, beberapa lebam di wajahnya dan bagian belakang kepalanya terluka. Jisoo tak sanggup, kakinya bergetar tapi ia harus kuat. Ia memaksa untuk kuat.
Tak berselang lama, kehadiran 2 ambulance datang, 1 ambulance jenazah dan 1 lagi ambulance untuk menyelamatkan nyawa eomma Jisoo. Keadaanya kritis, beberapa patah tulang dan shock berat, ia harus segera mendapat pertolongan agar selamat.
Jisoo terus menangis, berdoa dalam hati memohon keajaiban pada Tuhan, ia hanya ingin menyelamatkan eomma-nya, bahkan bila diganti dengan nyawa Jisoo sekalipun, Jisoo bersedia.
"eomma, kumohon bangunlah, eomma jangan tinggalkan aku eomma" rintih Jisoo berkali-kali mencium tangan lunglai ibunya.
Jisoo kini sedang berada di ambulance, selang oksigen terpasang pada hidung dan mulut Jisoo eomma, pertolongan pertama segera diberikan semampunya walau peralatan medis dalam ambulance tak selengkap di rumah sakit. Sial, pendarahan di bagian belakang kepala Jisoo eomma tak mau berhenti, ia segera harus transfusi. Kalau tidak nyawanya bisa celaka.
.
Suara bed periksa di dorong dengan tergesa, menuju ruang tindakan. Jisoo tahu ia tidak diperbolehkan masuk, tapi ia terbawa naluri ingin menemani eomma-nya diruang operasi.
"maaf nona, anda tidak diperbolehkan masuk, silahkan menunggu disini. Kami akan upayakan yang terbaik"
Jisoo menghela nafas, menengadah keatas. Ya Tuhan, apa yang terjadi malam ini. Ia mengangguk lemah menjawab salah satu nakes yang menghalanginya. Memasrahkan nyawa eomma-nya pada ahlinya di dalam sana. Jisoo masih menangis, wajahnya lelah dan matanya bengkak menggambarkan betapa khawatirnya ia.
Baju yang ia pakai masih basah, dingin. Jisoo sampai lupa dengan dirinya. Ia sedikit menggigil, itu tak penting sekarang. Yang paling penting adalah nyawa eomma-nya.
Mimpi apa dia malam ini, yang lebih buruk ini bukan mimpi. Ini kenyataan. Apa yang terjadi? Bahkan Jisoo belum mampu berfikir. Ia hanya bersandar pasrah pada dinding di depan ruang operasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE (BobSoo❤️)
RomanceI just fallin in love with same person and it's you KIM BOBBY. Mau bikin sequelnya, gara2 rindu berat sama bobby..yang lain pada update bobby hibernasi mulu.. sebel Spoiler "SECOND THOUSAND MINUTES" BOBSOO ofc, ini seq nya promise ya..