Kita Teman

549 60 0
                                    

JISOO POV

"lakukan sesukamu agar kau tak bosan. Aku akan segera kembali"

Bayangan Jiwon beberapa detik sebelum ia menghilang di balik pintu. Aku tersenyum membayangkan seperti itukah bila ia berada dirumah?

"Password unit. Kalau kau mau ke supermarket ada di basement bawah, dan ini cardku. Passwordnya sama. Aku tak punya banyak bahan makanan disini, jadi kau bisa delivery atau membeli kebutuhanmu, heeee"

Ingatku kembali, ia mengakhiri kalimat itu dengan senyum dan matanya yang menghilang, kembali membuatku berkhayal bukankah Jiwon adalah sesuatu?

Jiwon benar-benar memberikan password unit dan card pribadi-nya padaku, apakah kita teman yang saling mempercayai hingga kau begitu santainya membagi sesuatu yang penting seperti ini bahkan.

Dan adegan dimana ia cukup lucu meminta apa yang jadi keinginannya.

"Mana handphonemu?"

Kala ia dengan sifat memaksanya yang selalu berkamuflase dengan baik, alis dan dagunya terangkat, tangannya menengadah.

Aku mengernyit heran dengan pandangan "buat apa" dan ia sedikit tak sabaran mendesis memprotes like "cepatlah" mendikte aku harus menurutinya saat itu juga. Aku menghembus nafas pendek, mau tak mau aku harus menyerahkan handphoneku.

Dengan tergesa ia merebut setelah aku membuka pola pada screen, tangannya terlihat mengetik sesuatu dengan antusias.

"telponlah kalau kau butuh sesuatu, aku pergi sebentar"

Dan ia benar-benar pergi setelah itu.

Bodohnya aku sekarang merasa kesepian tanpa kehadirannya disini?

Dan aku semakin merasa bodoh karena tersanjung dengan nama "🐰jiwon🐰" yang ia tandai sendiri di handphone-ku, lagi-lagi aku kembali tersenyum mengagumi perilaku pemuda itu.

Oh Tuhan, lama-lama aku bisa gila.


Ucapannya beberapa jam yang lalu masih terngiang di pikiranku. Bagaimana ia bisa mempercayaiku menghuni kediamannya.

Kim Jiwon.

Lelaki liar yang ku sebutkan dulu tidaklah seliar fisik-nya, maksudku dia terlihat dengan image badboy yang lekat, walau dia begitu swag dan cuek--- ia sukses membuatku....... Terkesan.

Ia mempunyai kepribadian yang bertolak belakang dengan citra-nya, bukankah Jiwon baik? Kalau baik itu standart, maka Jiwon adalah standart sebagai pemuda baik di muka bumi. Kalau tentang visual, Jiwon selalu tampak menarik dengan segala apa yang dikerjakannya, i think, isnt right? Dia bukan tipe flower boy, dia benar-benar cool guy with him own way. Jiwon hanya melakukan apa yang menurutnya nyaman, tidak ada pencitraan dalam dirinya. Apalagi untuk menarik minat orang lain. Dia bukan tipe pencari perhatian.

Aku merasa beruntung bisa mengenalnya sebagai salah satu temanku sekarang. Ya. Hanya sebatas itu. Aku mengaguminya. Kepribadiannya, talentanya, dan segala yang ia lakukan mungkin. Sebenarnya sangat-sangat sederhana, tapi mengapa terlihat istimewa bila Jiwon yang melakukannya?

Ups, apa aku terlalu memujinya berlebihan, dia bisa besar kepala nanti.

Aku masih terduduk di sofa depan kamarnya. Tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang. Tak mungkin menunggunya pulang kan? Bukan karena merasa tidak nyaman disini, namun bagaimana pekerjaanku? Eomma-ku? Aku tak ingin menambah rasa khawatirnya.

Bosan.. aku pun berdiri, Melihat dengan kagum seluruh sudut apartemen ini. Muda belia bahkan kau sudah punya kediamaan sendiri. Begitu mudah hidup yang kau jalani, Jiwon-ah. Apartemen ber desain minimalis dengan interior kayu bernuansa hitam putih ini memang cukup luas kalau dihuni untuk satu orang. Aku lihat ada beberapa pintu disini. Mungkin itu kamar. Dan di samping kiri ruang santai ini ada jendela kaca besar yang balkonnya mengarah langsung ke pusat kota. Bahkan aku bisa melihat ujung Namsan Tower yang bersinar itu.

PROMISE (BobSoo❤️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang