Kau tahu hal buruk baru saja menimpaku kemarin.
Trauma ku terhadap appa yang hampir melecehkanku bukan hal sepele yang bisa aku lewatkan begitu saja. Ketakutanku terhadap manusia jelmaan iblis itu semakin membuatku paranoid. Aku menjadi trauma bila di rumah sendiri apalagi pulang kerja larut malam. Dan rumah ku yang sudah diketahui oleh appa adalah seperti teror bagiku. Tak mungkin si tua itu tak datang lagi kemari.
Hampir semenjak aku di sekolah atas appa tak tahu keberadaan rumah kami. Dan itu seperti berkah. Karena aku bisa menjalankan hidupku dengan tenang. Namun setelah mimpi buruk itu menjadi kenyataan, habislah duniaku.
Eomma ku menangis setelah apa yang kuceritakan tentang kejadian appa. Aku tahu hatinya pasti terluka. Tak habis pikir dalam benak eomma kenapa appa sampai sebinatang itu. Ia berjanji untuk melindungiku apapun caranya. Ia juga mengusulkan untuk melaporkan appa ke kepolisian. Tapi aku menolak. Aku belum siap. Ini akan berbuntut panjang. Dan aku takut dampaknya merembet ke kehidupan sekolahku. Tak menutup kemungkinan aku semakin dikucilkan disekolah. Sungguh, tekanan yang kualami disekolah juga sangat berat.
Eomma dan appa memang belum resmi bercerai. Tapi mereka sudah lama tak serumah. Peringai appa ku seperti iblis kalau ia sedang dalam candu alkohol, walau dalam keadaan sadar pun ia sama seperti iblis. Ia datang hanya kalau butuh uang. Dan kalau eomma menolak. Hal buruk yang akan terjadi.
Ia menggila seperti kuda lepas kendali. Eomma dipukul bahkan aku juga pernah jadi sasaran amukan amarahnya. Aku tak tahan lagi dengan appa.
Aku lupa kapan tepatnya appa berubah menjadi iblis berwujud manusia. Jelas dalam bingkai foto masa kecilku yang masih eomma pajang di dinding ruang tamu itu. Ada gambar keluarga kami, foto appa menggendong gadis mungil yakni aku. Saat kira-kira umurku masih 2 atau 3 tahun. Sosok yang penyayang itu hilang ditelan globalisasi.
Aku menangis. Setiap mereview hal-hal keras dan buruk yang kujalani dalam hidupku. Kadang aku iri, kenapa hidupku tak sebaik mereka. Kenapa harus aku?
Tapi saat aku sadar dan melihat wajah eomma-ku, aku bersyukur. Bersyukur dan sangat bersyukur. Karena eomma adalah dunia bagiku. Ia yang menguatkanku, yang berjuang untukku.
Banyak hal yang kulakukan disaat bayang-bayang kelam masa laluku muncul dalam ingatan, sibuk bekerja adalah pelarian.
Bertemu orang-orang baru, mencari jawaban atas kehidupan mereka dari sorot matanya, gaya bicara, serta raut wajahnya pada saat aku melayani mereka di kedai pizza salah satu hal yang biasa kulakukan.
Satu hal yang membuatku sedikit lupa tentang mimpi buruk itu, kini aku mulai bisa mengontrol rasa takutku. Aku mulai mencari kesibukan dan kau tahu apa satu hal yang baru? Stalking tentang Kim Jiwon. Kumohon jangan tertawa. Tentu, itu hal yang tak penting yang pernah kulakukan.
Tapi aku justru merasa terhibur. Begini rasanya menjadi fansgirl.
Fansgirl? Begitukah aku disebut?
Kuharap aku tak menjadi gila karena menjadi stalkernya.
Hari ini adalah hari pertama aku bertemu dengannya setelah insiden aku yang menginap di apartemennya.
Disana keberadaanya, ia tiba lebih dulu . Dengan earphone merah bersarang ditelinganya. Ia dikerumuni teman-teman laki-laki yang asik membahas sesuatu. Penampakan Jiwon selalu saja menjadi daya tarik, bahkan pose sederhana saja bisa membuat ia begitu keren. Tanpa sadar aku berdecak kagum menikmati betapa menariknya ia saat ini.
Fokusnya yang sedang bercanda tiba-tiba teralihkan padaku. Menyadari keberadaanku ia ber-high five dengan senyum memikatnya.
"wazup Kim Jisoo !!" pekiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE (BobSoo❤️)
RomanceI just fallin in love with same person and it's you KIM BOBBY. Mau bikin sequelnya, gara2 rindu berat sama bobby..yang lain pada update bobby hibernasi mulu.. sebel Spoiler "SECOND THOUSAND MINUTES" BOBSOO ofc, ini seq nya promise ya..