That Girl

727 67 5
                                    

BOBBY POV

"hyung.. Bagaimana hari pertamamu disekolah? Apa kau membuat onar?" Donghyuk menyembulkan kepalanya dari arah pintu. Aku yang sedari tadi fokus dengan monitor serta iPad ku membuat perhatianku teralihkan padanya.

Ia kemudian masuk tanpa permisi, merebahkan tubuhnya di sofa panjang yang ada dalam studio mini di gedung Pelatihan Trainee YG.

"yaaa..apa maksudmu? Apa aku seperti si pembuat onar?" protesku datar, masih tak peduli dengan ocehannya. Tangan ku masih berkutat dengan keybord, menyelesaikan single yang kubuat.

"tentu saja, kau badboy  Virginia si troublemaker, bukankah begitu?" Balasnya mengejek. Seharian tak bertemu denganku membuat level annoying-nya meningkat.

"Cih..diamlah, mulutmu tidak bermanfaat Donggi-ya! apa kau disini hanya untuk mengejekku? Ha?" Aku merubah posisi dudukku menghadapnya, ia hanya terkekeh sambil tertawa.

"Tentu saja, hehe" tantangnya.

Melihat ia sengaja menggodaku, kesabaranku habis. Segera kulayani rival seumur hidupku ini dengan cara menyerangnya. Kukunci tubuhnya dengan sikuku. Donghyuk yang tak siap mengaduh sambil tertawa cekikikan.

"Aaaa...ampun hyung, aw appoo"

"apa tak puas mengataiku terus, ha?" Posisiku masih sama, diatas Donghyuk dan memberinya pukulan-pukulan kecil.

"mianheo hyung, hanya saja kau terus-terusan serius seperti itu. Membosankan" tambahnya. Ia masih berada di bawah dengan lengan terkunci.

Aku memukul pelan kepalanya dan melepas seranganku. Ia tertawa ringan karena berhasil menggodaku, begitulah Donghyuk, maknae yang selalu mengusik ketenanganku, tapi aku senang karena kehadirannya aku menjadi terhibur.

"bagaimana latihanmu?" Ucapku mengalihkan pembicaraan. Donghyuk memang sedang ada latihan koreografi saat aku berada di studio.

"ada koreo baru yang ditambahkan. Tak ada masalah. Kau sendiri? Bagaimana lagumu?"

"kau menggangguku bagaimana ini bisa selesai tepat waktu. Jinjjaa.." aku mengusap kasar rambutku. Frustasi juga arrasenment yang kubuat belum sesuai dengan keinginanku.

Ia berpindah posisi. Meraih lembaran kertas yang kutulis. Membacanya.

"Probably Perfect" gumamnya.

"lirik yang bagus" komentarnya setelah membaca sekilas.

"itulah aliran Korea. Apa itu tak terlalu datar, apa kau mau mendengarnya?" Dibalas anggukan oleh Donghyuk.

Aku memutar lagu yang kubuat. Kami hening. Mengevaluasi.

"liriknya mengalir begitu saja. Ini alami, hyung. Bagaimana kau bisa membuat musik yang bagus seperti ini" pujinya, entah mengejek atau memang memuji kemampuanku.

"lihatlah, mulutmu begitu manis sekarang. Kau sudah besar rupanya Donggi-ya?" Aku menggodanya dengan mengacak-acak rambutnya.

"jaga ucapanmu, hyung, kau pikir aku akan jadi maknae sejati. Eum?"ia menepis dan merapikan rambut pinneaple-nya  gara-gara ulahku.

"kau berisik sekali. Aku lapar. Kau mau menemaniku atau tetap disini. Mengoceh sampai pagi. Hmmm?"

"bagaimana manusia kejam sepertimu bisa menjadi hyung-ku?

"sadarilah fakta bahwa aku adalah hyung-mu. Haha.." ujarku puas.

Dia Kim Donghyuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia Kim Donghyuk. Walau marga kami sama kami adalah saudara beda ayah beda ibu.

Ia juga salah satu trainee disini. Salah satu dari lima orang yang kuanggap lebih dari keluarga sendiri. Kami terkumpul karena sama-sama mempunyai satu mimpi dan tujuan yang sama.

Dan kami sedang berusaha mewujudkan mimpi tersebut.
.
.
.

"aaahhh... Mashitaa.." ujarku sambil melahap satu slice pizza.

Ini sudah menjelang larut. Dan menghabiskan waktu di studio membuatku kelaparan di tengah malam. Jangan heran kami masih terjaga di jam-jam menjelang pergantian hari. Kami setap hari seperti ini, belajar, meng-arasenmen lagu, membuat lirik, berlatih vokal, berlatih koreo. Bila diurai satu-satu, waktu 24 jam sehari tidak akan cukup untuk membuktikan usaha kami bahwa kami layak untuk debut.

Dan disinilah kami sekarang. Di kedai pizza yang tak jauh dari pusat pelatihan trainee.

"habiskan hyung, kau tampak sangat butuh asupan nutrisi" ia melihatku sambil menghabiskan potongan ayamnya.

"hey.. ucapanmu berlaku untukmu sendiri. Kau makanlah yang banyak. Kau kehilangan banyak berat badan. Aku tahu berat badanmu mudah naik, tapi dietmu terlalu ekstrim, jangan sampai kau jatuh sakit. Hmm?"

"Areaseo hyung, tapi Tn. Yang memujiku karena berat badanku turun minggu lalu"

"mmmm, jinjaa?? Wah selamat-selamat, atur pola makanmu, dan banyak konsumsi vitamin, okey"

Tn. Yang memang sensitif dan detail menilai penampilan kami, bahkan untuk urusan berpakaian pun terkadang Tn. Yang memprotes kami langsung. Kami tidak sakit hati sih, mungkin semacam perasaan senang karena Tn. Yang benar-benar memperhatikan kami.

Tiba-tiba pandanganku tertuju pada satu titik.

Gadis yang disana. Yang sibuk membersihkan meja, membawa nampan dengan sisa-sisa makanan pengunjung, ia dengan seragam kerjanya.

Gadis dengan surai diikat kebelakang, menampakkan wajahnya yang natural, polos dan arogan(?). Wajahnya menunjukkan raut lelah tapi tak mengurangi daya tarik dari gadis tersebut.

Kedai memang telah sepi. Hanya ada beberapa pengunjung mungkin sebagian pekerja kantor atau mahasiswa yang lembur tugas mereka. Kedai menyisakan meja-meja kosong.

"... Ya... Hyung, kau melamun apa? Kau tak mendengarku bicara?" protes Donghyuk.

Sepersekian detik yang kuhabiskan gara-gara bermonolog dengan pikiranku membuat aku tak begitu memperhatikan lawan bicaraku ini. Dan ia hanya mendelik kesal. Aku terkekeh dibuatnya.

"mwoo...?" jawabku enteng, tapi pandanganku tetap memperhatikan aktifitas gadis yang berada empat meja didepanku.

Jelas ia takkan mengenalku, karena topi dan hoodie menutupi penampilanku.

Aku juga urung menyapanya. Hanya ingin memperhatikannya.

Kenapa ia masih bekerja di waktu yang selarut ini?

Donghyuk memutar kepalanya 90 derajat. Mengikuti arah pandangku.

"apa yang kau perhatikan?"

Ia tahu objek yang kuamati.

"...apa kau mengenalnya?" tanyanya ingin tahu.

Aku mengangguk, " sepertinya begitu, aku baru mengenalnya tadi pagi"

"aaahhhh, dia teman satu sekolahmu? Kenapa ia masih bekerja di jam segini?" Dongi meng copy pertanyaan di otakku.

"entahlah.........." aku menggedikkan bahu.

"...........kadang masa sulit harus kita lewati untuk bertahan hidup"



***yolinkaPrantyas***

To...

Be...

Continue..

PROMISE (BobSoo❤️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang