Part 013 : I Miss You

550 111 9
                                    

A/N : expect some typos.

PLEASE VOMENT!!! Karena voment adalah salah satu faktor penyemangat untuk melanjutkan work ini

Sejak Juna kembali ke meja kantin—setelah menerima telephone dari Dinda—mulut Rosa rasanya sudah gatal untuk bertanya ini itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak Juna kembali ke meja kantin—setelah menerima telephone dari Dinda—mulut Rosa rasanya sudah gatal untuk bertanya ini itu.

Dinda ngomong apa aja di telephone?

Hal sepenting apa sih yang harus dibicarain lewat telephone?

Sebenarnya apa hubungan Juna dan Dinda?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus berkelebatan dipikiran Rosa. Namun hingga Juna mengajak Rosa makan malam di Bandar Djakarta, beli martabak Bos di Tebet, dan sekarang mereka sudah kembali di dalam mobil untuk pulang kerumah Lisa, pertanyaan itu belum juga keluar dari mulut Rosa.

"—Rosa? Kamu dengerin aku gak?" Rosa yang sempat melamun akhirnya tersadar setelah Juna menyentuh tangannya.

"eh—sorry. Tadi lo ngomong apa?" tanya Rosa.

"aku tanya, kamu suka gak sama makanannya tadi?" Juna mengulang pertanyaannya.

"oh, suka. Gue suka banget seafood"

"kalau suka kok tadi makannya gak habis?"

"hmm.. masih kenyang Jun"

"kenyang makan apa?"

"jus jambu?" jawab Rosa asal.

"yeee emang jus jambu bisa bikin kenyang?" Juna tertawa kecil, sambil mengelus puncak kepala Rosa pelan. Rosa hanya diam, dan tidak menanggapi omongan Juna.

Diamnya Rosa adalah sebuah hal yang ganjil bagi Juna. Tidak biasanya Rosa seperti ini, biasanya kalau dimobil ada saja obrolan diantara mereka. Dari membicarakan anak-anak caffe sampai anjing peliharaan Lisa dan Tyo. Juna tidak bisa berhenti melirik kearah Rosa. Dia penasaran.

"kamu beneran gak kenapa-kenapa Ros? Kamu diem terus dari tadi, aku ngerasa kaya punya salah" Juna yang sudah tidak tahan akhirnya bertanya.

"lo kenapa sih, dari tadi ngomongnya aku kamu terus?" bukannya menjawab, Rosa malah balik bertanya. Nada suaranya juga berubah ketus.

"jadi itu masalahnya yang bikin kamu diem terus seharian ini?" alis Juna terangkat. "kamu gak suka aku pakai bahasa aku-kamu kaya sekarang?" tanya Juna lagi.

"yaaaa—" Rosa bingung sendiri. Dalam hari dia merutuki dirinya yang malah membahas hal ini dari pada DInda "—bukannya gak suka tapi—"

"berarti kamu suka" potong Juna.

Rosa kalang kabut. Bingung harus jawab apa.

"kamu nyaman gak kalau aku pakai aku-kamu kaya gini?" tanya Juna.

Fokus mata Rosa berlarian kemana-mana kecuali Juna yang sesekali mengalihkan pandangannya dari jalanan ke arah Rosa.

"nyaman gak Ros?" Juna mendesak Rosa untuk menjawab pertanyaannya saat itu juga.

Mawar Untuk Arjuna ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang