Part 035 : It is You

527 100 24
                                    

A/N

Jangan lupa vote dan komen.

Mulai chapter ini sampai seterusnya, sudah tidak ada lagi poster yang misahin perbagian cerita yaaa genks. (if you know what i mean)

🌹🌹🌹🌹

Hal pertama yang Rosa rasakan sesaat setelah membuka mata adalah rasa haus yang teramat sangat. Tenggorokannya terasa seperti terbakar dan saat dia bangkit dari posisi tidurnya, kepalanya seperti berputar-putar. Dia pasti minum cukup banyak di acara makan-makan kelas Jeffry tadi. Tapi dia tidak ingat seberapa banyak.

Melihat keadaan disekitarnya, dan menyadari kalau dia sudah berada di kamarnya sendiri, Rosa sedikit bernapas lega. Setidaknya Jeffry masih memiliki hati nurani untuk memulangkan Rosa, dan tidak meninggalkannya ditengah jalan.

Karena tenggorokannya yang luar biasa kering, gadis itu memutuskan pergi ke daput untuk mengambil minum.

Rosa keluar kamar, dan menemukan lampu di lorong yang menghubungkan ruang TV dan dapur tidak menyala. Rosa berpikiran kalau Jeffry mungkin langsung pulang, setelah memulangkan Rosa dengan selamat. Namun saat berjalan semain dekat kearah ruang TV, Rosa mendengar samar-samar suara TV yang menyala.

"Jeff?" Rosa berseru, sambil berjalan ke ruang TV.

Saat sampai disana, Rosa melihat sebuah siluet laki-laki yang duduk tegap di sofanya. Dengan hanya cahaya TV yang menyinari, Rosa tidak dapat melihat dengan jelas namun dia langsung berspekulasi kalau itu adalah Jeffry.

"Jeff, kau masih disni?" tanya Rosa lagi. Tapi masih tidak ada jawaban.

Rosa kemudian berjalan mendekati saklar lampu dan menyalakan lampu di ruang TV. Saat lampu menyala, Rosa terkejut bukan main saat melihat sosok yang sedari tadi duduk manis di sofanya adalah Juna.

"Hah? Mimpi ya gue?" Rosa tentu tidak langsung percaya dengan penglihatannya. Dia baru saja mabuk, dan bangun tidur matanya pasti salah lihat. Atau mungkin ini hanya mimpi.

Saat mendekat, Rosa semakin bisa melihat dengan jelas sosokyang Juna bersedekap sambil memandangi dirinya. Kalau dilihat lamat-lamat ekspresi wajah Juna terlihat tidak baik. Sepertinya dia sedang marah.

Parah banget halusinasi gue nih, sampe bisa berwujud gini.

Meskipun saat ini Rosa sudah berhadap-hadapan dengan Juna, dia masih tidak percaya dengan matanya sendiri. Bagaimana bisa Juna disini? Dia seharusnya ada di Indonesia, bukan di Jepang.

"Juna?" panggil Rosa pada akhirnya.

"Ya"

"Astaga!" Suara Juna sukses membuat Rosa terlonjak kaget, hingga dia terduduk di sofa. "Gak mungkin."Rosa menggeleng. "Gue pasti minum banyak banget tadi. Ini gak mungkin Juna kan. Gue pasti lagi mimpi deh"

Tiba-tiba Rosa menepuk pipi Juna dengan kencang hingga berbunyi PLAKK nyaring. Tepukan itu sebenarnya tidak beda jauh dengan sebuah tamparan.

Dan meskipun merasakan sakit ditangannya, Rosa masih tidak bisa percaya. Dia kemudian semakin brutal menyentuh dan mencubit area wajah Juna. Hingga akhirnya Rosa menarik kedua pipi Juna sangat kuat.

"Aduh," Juna mengaduh dan mengambil kedua tangan Rosa yang ada di pipinya. "Sakit, jangan cubit lagi."

"HAH!!" Rosa kaget setengah mati, dan tanpa sadar mendorong tubuh Juna menjauh dan berdiri,"Ka-kamu kenapa bisa ada disini?"

Rosa menunjuk wajah Juna, sambil melihat kesekeliling apartemennya. Memastikan kalau ini benar apartemennya yang ada di Jepang dan bukan di Indonesia.

Mawar Untuk Arjuna ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang