Part 025 : Two Women

480 101 7
                                    

A/N

VOTE DAN KOMEN YAW

Sepi adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Dinda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepi adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Dinda.

Dinda adalah anak tunggal dan kedua orang tuanya bercerai sejak dia masih kecil. Hak asuh Dinda jatuh ke tangan Wira—sang Ayah. Pada awalnya Wira adalah seorang ayah baik dan penyang. Namun setelah perceraian, Wira berubah menjadi seorang yang ambisius dan gila kerja sekaligus melupakan Dinda kecil yang masih membutuhkan banyak perhatian.

Leoni—ibu Dinda—adalah seorang wanita karir yang tidak bisa hidup tanpa cinta. Leo banyak berganti pasangan. Membuat Dinda jijik bahkan benci karena memiliki seorang ibu seperti Leoni.

Dinda tidak punya temanSejak TK Dinda sering menjadi bulan-bulanan pembully-an teman sekelasnya. Karakter Dinda yang penakut, cengeng, dan tidak bisa melawan membuatnya semakin membuat bullying menjadi-jadi. Hal ini berlanjut hingga SMP.

Bagi Dinda, masa-masa SMP adalah masa terburuk di hidupnya. Entah sudah berapa kali Dinda di sudutkan, dipermalukan, hingga membuat Dinda akhirnya memutuskan untuk home schooling waktu SMA. Sejak memulai home schooling, Dinda merasa nyaman namun kehampaan semakin dalam menggerogoti hatinya.

Dinda adalah seorang yang kesepian. Hidupnya bagai kertas kosong berdebu. Usang, polos, dan membosankan.

Hingga kemudian datang Arjuna. Orang pertama yang mengenalkan Dinda apa arti pertemanan, dan persahabatan.

Kehadiran Juna di hidup Dinda adalah segalanya.

Kertas kosong berdebu milik Dinda, berubah penuh warna. Warna-warna yang selama ini tidak pernah Dinda temui. Walau saat ini kertas itu remuk, terlipat, bahkan sobek, Dinda tetap bahagia dan akan menjagaya sampai kapanpun.

 Walau saat ini kertas itu remuk, terlipat, bahkan sobek, Dinda tetap bahagia dan akan menjagaya sampai kapanpun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepeninggalan Rosa dari caffee, Dinda langsung menyeka air matanya dengan kasar. Rahangnya mengeras menahan emosi. Rencananya gagal total. Bukan ini yang diharapkan Dinda. Rosa seharusnya merasa bersalah dan diam, maka dengan begitu Dinda akan semakin menghabisi mental gadis itu. Tapi Rosa ternyata sudah lebih dahulu menyerang sebelum Dinda selesai dengan racun dimulutnya.

Mawar Untuk Arjuna ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang