A/N
Expect typos dan jangan lupa Vote-komen sebagai apresiasi kalian terhadap penulis dan work ini.Thanks.
Tidak lama setelah peristiwa pengeroyokan malam itu, Juna meminta bantuan Raymond untuk mencari info tentang Ricky. Sahabatnya yang doyan dugem dan punya kenalan dimana-mana itu memang paling jago untuk urusan kepo dan berantem—dua hal yang sangat Juna butuhkan saat ini. Tidak butuh waktu lama bagi Raymond untuk mendapatkan informasi tentang Ricky. Pacar—atau mungkin sekarang mantan—Dinda itu ternyata tinggal di daerah Jakarta Selatan dan anggota salah satu tongkrongan bernama Brislo.
"Brislo tuh nama tongkrongan anak otomotif" jelas Raymond yang sekarang sudah duduk di bangku penumpang. "kebetulan gue punya temen yang jadi pengurus Brislo. Jadi gue ke doi urusan kita sama Ricky. Mereka oke selama gak dihabisin di tempat tongkrongan" jelasnya
Bagi Juna itu bukanlah perkara sulit. Yang ada di otaknya saat ini adalah bertemu dengan Ricky. Urusan tempat eksekusi bisa dimana saja.
Saat mobil yang dikendarai Juna berbelok di daerah Warung Buncit Jakarta Selatan, tangan Juna mengepal erat. Tidak sabar untuk menjalankan rencana balas dendamnya.
"waktu lo dikeroyok sama si Ricky kenapa lo gak ngelawan? Buat apa lo punya sabuk item taekwondo kalau berantem aja gak bisa" Axel nyeletuk ditengah-tengah perjalan mereka yang hanya diisi suara penyiar radio prambors malam itu.
"Gue gak siap. Dan saat itu mereka pake senjata. Belom apa-apa kepala gue udah dipukul. Bangsat gak?!" Dada Juna bergemuruh marah mengingat kejadian malam nahas itu. "apalagi malam itu ada Rosa. Gue takut kalau gue ngelawan mereka malah ngincer dia"
"alah alesan bilang aja gak bisa, sabuk item lo hasil nyogok si. Makanya kalau ujian yang jujur jangan nyogok apalagi nyontek Sat!" ejek Raymond. Pria berambut cukup gondrong itu terkekeh meledek Juna.
Omongan Raymond memang pedas dan nyelekit sekaligus menyulut amarah Juna untuk meratakan wajah Ricky ke aspal jalan.
"itu tempatnya" Raymond menunjuk sebuah caffee dengan deretan mobil-mobil modif yang terparkir di pinggir jalan. Juna kemudian memarkirkan mobilnya dideretan mobil-mobil itu.
"Eh, Bro" sesaat sebelum Juna membuka pintu mobilnya Raymond bersuara. "take it easy. Gue cuma gak mau lo masuk penjara kalau itu anak mati" ucap Raymond.
Tidak menghiraukan sahabatnya, Juna cepat-cepat turun dari mobil.
Raymond hanya menghela napas pelan. Dia yakin keberadaannya disini bukan sebagai tukang jotos tapi lebih seperti wasit. Tugasnya hanya mengawasi Juna agar tidak kebablasan menghabisi anak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar Untuk Arjuna ✔️
Romance[SELESAI] Liburan semester tahun ini Rosa hanya berencana untuk liburan, bukan jatuh cinta. Tapi tuhan ternyata berkehendak lain. Pertemuannya dengan Juna, barista tampan di sebuah cafe merubah seluruh rencana awal liburannya. Ditambah dengan kehad...