A/N
Jangan lupa vote dan komen.
Malam keberangkatan Rosa ke Jepang dipenuhi dengan tangis dan hujan nasehat dari sang Ibu. Wanita paruh baya itu tidak berhenti mengingatkan Rosa untuk makan teratur dan minum banyak air putih. Rosa yang sedih karena harus berpisah dengan orangtuanya hanya bisa mengangguk, dan memeluk ibu, ayah, kakak, dan sahabatnya Jennie bergantian.
"Call me when you arrived safely in Japan." Jennie berucap dengan senyum lebar dan mata yang berair. Sahabat pertamanya di Australia itu bukan tipe orang yang mudah menangis, tetapi entah kenapa setiap dia mengantarkan Rosa untuk bepergian lama, Jennie selalu meneteskan air matanya.
"Jaga diri baik-baik! Jangan mau digombalin cowok-cowok Jepang." kali ini Dean yang berucap, sambil mengacak-acak rambut Rosa pelan. Rosa memberengut. Dia kesal karena Dean menghancurkan rambutnya, dan nasehatnya yang entah kenapa selalu berisi peringatan tentang cowok. Seakan-akan cowok adalah makhluk bahaya dimuka bumi. Padahal Dean sendiri kan cowok, Ayah juga, dan mereka berdua tidak seburuk apa yang Dean gambarkan.
"Iya, bawel!"
"i love you Rosie. Take care." Ayah mencium kening Rosa dan seketika air mata Rosa langsung merembes keluar saat merasakan kehangatan itu.
Rosa benci perpisahan. Dia tidak menyukai kesedihan yang seakan menempel sepaket dengan kata selamat tinggal. Tapi gadis itu tahu kalau saat ini mereka berpisah untuk bertemu lagi nanti.
Tidak mau terlalu malam berlarut-larut dalam haru, Rosa memutuskan untuk cepat-cepat masuk ke dalam boarding. Untuk terakhir kalinya Rosa melambaikan tangannya kepada keluarganya. Ibunya menangis haru dipelukan sang Ayah, Jennie melambaikan tangannya sambil menangis, sedangkan Dean berpura-pura sok keren dengan menepuk-nepuk bahu Jennie dan menawarkan lengan jaketnya untuk menghapus air mata Jennie.
Dasar modus. Gerutu Rosa dalam hati.
Perjalanan Sydney-Tokyo menghabiskan waktu hampir 16 jam, termasuk waktu transit di Kuala Lumpur, Malaysia. Tidak banyak yang dilakukan Rosa di dalam pesawat, selain menonton film, membaca buku, mendengarkan musik, dan...
... membaca kembali pesan-pesan yang dikirimkan Juna.
Rosa membaca pesan terakhir yang dikirimkan Juna kemarin. Juna memberi tahu Rosa kalau minggu depan Juna akan sidang skripsi, dan Juna berharap Rosa bisa memberinya semangat.
Melihat pesan-pesan Juna yang selalu meminta maaf dan memohon Rosa untuk membalas pesannya, membat Rosa berpikir. Apa dia sudah kelewatan bersikap dingin kepada Juna? Apa Rosa terlalu kejam hingga tidak bisa memberikan maaf kepada Juna?
Haruskah Rosa membalas pesan Juna?
Perdebatan batin untuk membalas atau tidak pesa-pesan Juna terhenti saat pesawat yang ditumpangi Rosa mendarat di bandara Haneda, Tokyo. Niat Rosa untuk membalaspun akhirnya ditunda hingga waktu dan mood yang memungkinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar Untuk Arjuna ✔️
Romansa[SELESAI] Liburan semester tahun ini Rosa hanya berencana untuk liburan, bukan jatuh cinta. Tapi tuhan ternyata berkehendak lain. Pertemuannya dengan Juna, barista tampan di sebuah cafe merubah seluruh rencana awal liburannya. Ditambah dengan kehad...