Part 020 : Step by Step

552 98 8
                                    

A/N

jangan lupa VOTE dan KOMEN yaaaa. Expect some typos.

Hari ini adalah hari yang panjang sekaligus menegangkan bagi Juna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari yang panjang sekaligus menegangkan bagi Juna. Sama sekali tidak Juna sangka kalau sore itu dia akan mendapat kabar kalau Laras masuk rumah sakit. Perasaan panik dan takut menjalari seluruh tubuh Juna. Walaupun Bima berkali-kali memberitahu Juna untuk tidak panik tetap saja Juna tidak bisa menghilangkan perasaan itu.

Selama ini Juna fikir, Laras dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Tapi kejadian sore ini seakan menjadi tanda peringatan bagi Juna. Juna harus lebih memerhatikan kesehataan ibunya.

Terlalu banyak pikiran yang hilir mudik di kepala Juna membuat Juna tidak bisa terlelap. Terlebih AC di kamar Bima ternyata rusak total dan membuat hawa di kamar menjadi panas. Juna melihat jam dinding yang ada dikamar Bima, dan melihat jarum pendeknya sudah menyentuh angka 12. Menyerah dengan kegerahan ini, Juna akhirnya memutuskan untuk mengungsi di kamar Laras.

Kamar Bima ada di lantai 2, dekat tangga. Sedangkan kamar Laras ada di lantai 1. Maka dari itu, Juna harus turun kebawah untuk ke kamar ibunya. Saat Juna menapaki satu persatu anak tangga, dia melihat lampu dapur yang menyala. Tidak biasanya lampu di dapur menyala tengah malam seperti ini. Laras selalu bawel kepada bi Yani dan juga kedua anak laki-lakinya untuk mematikan lampu yang tidak diperlukan saat waktu tidur.

Mungkin bi Yani kelupaan. Pikir Juna

Saat menapaki anak tangga terakhir, Juna berjalan kearah dapur. Berniat untuk mematikan lampu dapur. Namun betapa terkejutnya Juna saat melihat ternyata ada Dinda disana.

"Dinda?"

"eh, hai Jun" sapanya ramah dengan senyum kecil.

"belum tidur?" Dengan langkah perlahan Juna berjalan kearah dapur. Juna mengambil segelas air dingin dan satu chitato rasa BBQ di kitchen set. Sebelum akhirnya menarik bangku disebelah gadis berambut panjang itu dan duduk disana.

"gak bisa tidur" jawab Dinda singkat. Juna hanya menganggukan kepala.

Sepasang sahabat itu kemudian hanya berdiam diri untuk beberapa. Dinda menyibukkan diri dengan cangkir berisi air hangat yang ada dihadapannya, sedangkan Juna melahap makanan ringan yang ada ditangannya banyal-banyak.

"Din—" Juna mengakhiri keheningan diantara mereka. "—makasih udah bawa nyokab gue ke rumah sakit"

Dinda menolehkan kepalanya kearah Juna. "sama-sama, gak usah formal gitu juga kali. Kaya sama orang asing aja kamu" jawabnya.

"ngomong-ngomong kok lo pas banget bisa ada di rumah gue pas ibu pingsan" tanya Juna.

"ooh, waktu itu aku sempet whatsapp ibu kamu, ngabarin kalau aku lagi di Bandung. Terus ibu kamu nyuruh aku main ke rumah. Katanya kalau aku dateng ke rumah kamu, ibu mau masakin soto ayam kesukaan aku. Yaudah deh akhirnya ke rumah ibu" Dinda menjelaskan.

Mawar Untuk Arjuna ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang