Part 037 : The Date

586 97 15
                                    

A/N : Vote dan komen yaaa

***

Keesokan harinya, sekitar jam 10 pagi, Juna sudah berada di depan apartemen Rosa. Cowok itu memencet bell beberapa kali, sebelum akhirnya Rosa membukakan pintu.

"Ohaio gozaimasu," sapa Juna dengan sapaan selamat pagi dalam bahasa Jepang. Senyum cowok itu secerah langit Tokyo pagi ini.

Kenapa dia kelihatan seneng banget deh? Rosa heran.

"Pagi," ucap Rosa sambil berjalan keluar unit apartemen dan mengunci pintunya.

Sebenarnya Rosa sudah menentukan tempat untuk mereka bertemu dan melarang Juna untuk menjemputnya.Karena jarak dari hotel Juna ke Disney Land jauh lebih dekat dibanding dari apartemen Rosa. Jadi, kalau Juna jemput Rosa, sama saja buang-buang waktu dan tenaga.

Tapi cowok itu tetap pada pendiriannya untuk menjemput Rosa pagi ini dan berangkat sama-sama.

"Aku bilang gak usah dijemput, masih aja keras kepala." omel Rosa saat mereka sudah berada di dalam lift yang akan membawa mereka langsung ke groun floor yang langsung berhubungan dengan stasiun kereta bawah tanah.

"Kenapa sih, pagi-pagi udah ngomel aja" Juna bersedekap sambil menempelkan punggungnya ke dinding lift dan memandangi Rosa.

"Kamu jadi muter-muter kalau jemput aku, Jun."

Juna mengangkat bahunya acuh tak acuh, "Yaudah biarin. Aku ini kan yang muter-muter, kenapa kamu yang bawel."

Rosa hanya diam sambil cemberut. Gak tahu kenapa Rosa jadi sebel sendiri kalau Juna gak mau dengerin saran atau omongannya. Apalagi ini kan untuk kebaikan Juna sendiri. Rosa cuma gak mau Juna buang-buang tenaga. Mereka bisa lebih efisien kalau ketemuan langsung di sana.

"Akucuma mau ngabisin waktu sebanyak-banyaknya sama kamu hari ini. Makanya aku gak mau pergi sendirian." jelas Juna."Mending di jalan berdua sama kamu,enak ada temen ngobrol, ada yang bisa diledekin, digombalin."

"Ihhh, jangan coba-coba ya gombalin aku. Bisa-bisa aku muntah nanti di subway," ancam Rosa dengan wajah sok serius, sedangkan Juna hanya meledek Rosa dengan mengikuti ekspresi wajah Rosa dengan dibuat-buat.

"Jangan ngeselinnnn," Rosa mencubit lengan Juna kencang, sampai-sampai cowok itu mengaduh kesakitan.

"Aduh, Aw, Beb jangan dicubit." Juna mengusap-ngusap lengannya yang baru dicubit Rosa. Saat dia melihat lengannya, ada bekas kemerahan di sana. Rosa ternyata gak main-main waktu nyubit Juna tadi.

"Jangan panggil Beb!" Rosa makin galak.

"Jangan Ge-Er, emang kamu tahu kepanjangannya Beb itu apa?" tangan Juna masih ngusap-ngusap lengannya yang masih perih.

"Iya tahu!" Ingatan Rosa langsung melayang ke beberapa bulan yang lalu, di loby sebuah rumah sakit di Bandung. Saat itu untuk pertama kalinya Juna menanggil Rosa dengan sebutan Beb.

"Bebek kan?"ucap Rosa dengan nada kesal.

Sebutan Beb, yang diberikan Juna pada Rosa memang bukan berarti Baby, atau panggilan sayang para pasangan yang lagi kasmaran. Beb yang dimaksud Juna itu Bebek.

Dasar ngeselin. Batin Rosa.

Juna tidak bisa menyembunyikan tawanya, dan berbarengan dengan tawa Juna, pintu lift yang mereka tumpangi kemudian terbuka.

"Ayo Bebek, udah sampe nih." Juna semakin menjadi-jadi meledek. Saat dia melihat Rosa yang bergeming tidak beranjak dari tempatnya berdiri, Juna berinisiatif menarik lengan Rosa.

Mawar Untuk Arjuna ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang