A/N : expect some typos
PLEASE VOMENT, kalau enggak vote atau komen gue marah.
wkwkwkwk
Pukul 7 malam lewat 10 menit, Aris akhirnya meniup lilin berangka 54 yang ada dikue tiramisu miliknya. Kemudian acara makan malam itu pun dimulai. Makan malam dilakukan di halaman belakang, dengan Tyo CS yang bertugas sebagai petugas pemanggang. Semuanya tampak baik-baik saja dan menyenangkan hingga Aris memulai introgasinya pada dua orang laki-laki yang dibawa anak dan keponakannya malam itu.Mahesa adalah korban pertama.
Saat Aris bertanya ini itu pada Mahesa, Rosa dapat melihat bulit-bulir keringat yang membasahi pelipis Mahesa. Kasihan, cowok itu pasti sedang panas dingin ditatap 'calon mertua' yang bawel dan galak.
"-Jadi, Juki sekarang sibuk apa? Sudah kerja, kuliah atau jadi pengacara-pengangguran banyak acara?" Aris yang merasa sudah puas mengintrogasi dan 'menggoreng' Mahesa, beralih pada Juna.
"namanya Juna om, bukan Juki" Rosa tanpa lelah membetulkan Aris entah untuk yang keberapa kali.
"ah, beda sedikit Rosa"Aris tidak mengambil pusing. "jadi gimana Juki?"
"Saya masih kuliah om, tingkat akhir. Rencanya awal semester depan kalau gak ada halangan saya mau sidang. Saya juga ngurus caffe punya kakak saya. Caffe yang di depan komplek itu punya kakak saya om" jelas Juna.
Aris hanya mengangguk-anggukan kepalanya pelan.
"rumah dimana?" tanya Aris to the point.
"Di Bandung om"
"jadi di Jakarta nge-kos?"
"ngontrak om, di komplek sebelah" Juna menjawab setiap pertanyan Aris dengan santai. Rosa melirik kearah Juna yang duduk disampingnya, dan mencoba untuk menemukan keringat dingin dipelipis Juna, tapi ternyata tidak ada.
Aris kemudian kembali bertanya banyak hal pada Juna, tentang kuliahnya, tentang caffe, dan juga tentang kopi. Rosa yang tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa melirik kearah Lisa-meminta bantuan-sedangkan Lisa hanya bisa memberikan tatapan prihatin. Seakan-akan mata itu berbicara
I feel you sissy.
"Ros, satenya nih. Katanya mau nambah" Taro yang sedang memanggang sate berucap. Tangan kanannya masih terus mengipasi sate dan sosis yang ada dipemanggang.
"Jun, kamu mau nambah gak satenya?" Rosa memotong obrolan Juna dan Aris.
"gak usah. Aku kenyang banget" tolak Juna.
"makan yang banyak Juna, jangan sungkan ya" Diana ikut nimbrung, ibu penyayang yang satu itu mendekatkan piring berisi udang sam manis kearah Juna "papih sih, nanya macem-macem kan Juna jadi gak nafsu makan"
"enggak kok tante" Juna mencoba untuk membela Aris.
"apanya yang enggak, si papih emang reseh Jun" Dia tersenyum ramah. "numpung ada masakan rumah, kamu harus banyak makan. Anak kos pasti paling kangen sama masakan rumah kan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar Untuk Arjuna ✔️
Romance[SELESAI] Liburan semester tahun ini Rosa hanya berencana untuk liburan, bukan jatuh cinta. Tapi tuhan ternyata berkehendak lain. Pertemuannya dengan Juna, barista tampan di sebuah cafe merubah seluruh rencana awal liburannya. Ditambah dengan kehad...