Part 019 : Cresendo

578 98 9
                                    

A/N

Expect some typos.

Jangan lupa juga VOTE DAN KOMEN biar gue semangat ngelanjutin work ini.

Jangan lupa juga VOTE DAN KOMEN biar gue semangat ngelanjutin work ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juna adalah anak bungsu dari 2 bersaudara. Kakaknya bernama Bima dan umur mereka terpaut 5 tahun. Sejak kelas 3 SMP, Juna dan Bima diasuh seorang diri oleh Ibu—Laras. Sang Ayah—Henry—meninggalkan mereka begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata. Bertahun-tahun tidak ada kabar, hingga kemudian mereka tahu kalau Henry sudah menikah lagi dan berbahagia dengan keluarga kecil barunya. Laras, Bima dan Juna merasa hancur, kecewa dan marah.

Tidak hilang dari ingatan Juna bagaimana setelah ditinggal Henry, hari-harinya dipenuhi oleh tangis Laras. Wanita itu menangis setiap malam hingga seakan-akan tidak akan ada lagi sisa air mata untuknya. Namun Laras adalah seorang wanita mandiri dan kuat. Walau hatinya sudah hancur lebur berkeping-keping, dia tidak pernah lelah membesarkan dan mencintai kedua anaknya.

Saat ini bagi Juna tidak ada hal apapun yang lebih penting dari membuat Laras bahagia.

"kenapa ibu gak bilang ke Juna kalau lagi sakit?" Juna bertanya sambil menggenggam tangan Laras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kenapa ibu gak bilang ke Juna kalau lagi sakit?" Juna bertanya sambil menggenggam tangan Laras. Raut wajah khawatir terlukis jelas di wajah Juna.

Saat ini Laras sudah dipindahkan ke ruang rawat inap. Bima, Juna, Rosa dan Dinda berkumpul di kamar itu.

"ibu gak sakit Juna, cuma tadi siang entah kenapa kepala ibu pusing banget" Laras berucap dengan perlahan-lahan. Suaranya lembut dan terdengar sedikit serak. "Dinda tadi pasti kaget ya"

Dan semua mata kemudian beralih kepada Dinda. Dinda berjalan kesisi ranjang Laras.

"kaget sedikit sih bu, tapi Dinda bersyukur Ibu gak kenapa-kenapa" jawab Dinda. Kemudian mereka sempat mengoborl, tertawa, dan saling bertukar candaan yang tidak Rosa mengerti.

Ah! Jadi Dinda sudah sedekat itu sama mamahnya Juna.

Rosa tidak bisa memungkiri perasaan aneh yang sedikit demi sedikit merayap saat melihat Dinda yang terlihat begitu santai dan familiar dengan keluarga Juna. Jika Rosa tidak tahu bahwa Dinda adalah sahabat Juna, mungkin Rosa sudah menebak kalau Dinda sebagai anak perempuan Laras.

Mawar Untuk Arjuna ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang