Part 022 : Intentions

519 94 16
                                    

A/N

Budayakan selalu VOTE dan KOMEN. expect some typos.

"Lis kok gue deg-degan ya" Rosa menoleh kearah Lisa dengan raut cemas, sesaat setelah mereka berada di loby rumah sakit tempat ibu Juna dirawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lis kok gue deg-degan ya" Rosa menoleh kearah Lisa dengan raut cemas, sesaat setelah mereka berada di loby rumah sakit tempat ibu Juna dirawat.

"santai sih Ros. Lo kaya mau ketemu mertua aja—eh tapi emang bener mau ketemu calon mertua deh" Lisa terkekeh geli, sambil menyenggol-nyenggol bahu Rosa.

Membuat Rosa bukannya semakin membanik malah semakin panik.

Rosa memeluk parsel buah yang dibawanya jauh-jauh dari Jakarta dengan cemas. Waktu membeli parsel ini, Lisa sampai marah karena Rosa milihnya lama banget. Mulai dari isi, bentuk, warna, sama pita parsel harus sesuai sama standar Rosa.

Dalam hati Lisa hanya bisa bersabar untuk tidak mengambil sembarang parsel dan menyeret Rosa untuk keluar dari toko buah itu.

"lo udah ngabarin Juna belum kalau mau kesini?" Lisa kembali bertanya saat mereka sudah berada di dalam lift.

"udah baru gue kabarin pas di parkiran. Gue chat Juna kalau gue di rumah sakit mau jenguk ibu nya"

Tidak lama setelah itu pintu lift terbuka dilantai 5 rumah sakit. Rosa yang sudah familiar memimpin perjalanan sedangkan Lisa hanya mengikuti dari belakang.

"sumpah Lis, gue deg degan"

"ih ampun deh, apanya yang ditakutin sih sissy. Emang nyokabnya Juna galak?"

Rosa menggeleng pelen."enggak"

"yaudah santai aja" Lisa menepuk bahu Rosa pelan.

Langkah mereka kemudian berakhir di depan sebuah pintu putih bernomor 507.

"ini kamarnya? Lo yakin?"

"iya yakin. Inget banget gue" jawab Rosa.

"yaudah ketok pintunya, terus masuk"

"ah takut Lis, pulang aja deh yuk"

"ih! Anak ini aneh banget. Udah jauh-jauh sampe sini masa mau pulang"

"ah udah pulang aja yuk. Nyokabnya Juna kayanya baik-baik aja deh. Gue cuma over thinking" Rosa berucap sambil berusaha menarik Lisa menjauh dari pintu kamar rumah sakit. Namun Lisa bergeming. Dia tidak bisa begitu saja menerima keputusan Rosa.

Enak aja minta pulang.

Jadi, sebelum Rosa menarik Lisa lebih jauh Lisa sudah terlebih dahulu mengetuk pintu kamar 507 itu beberapa kali. Mata Rosa melotot melihat kelakuan sepupunya.

"Lis! Lo ngapain?" Rosa mendesis pelan.

"udah terlanjur, cepet masuk" sekarang gantian Lisa yang menarik Rosa untuk berdiri kedepan dan mendorong pintu itu perlahan, hingga memperlihatkan seorang wanita paruh baya yang sedang duduk bersandar di tampat tidurnya.

Mawar Untuk Arjuna ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang