Part 018 : Penyesalan

575 93 3
                                    

A/N

expect some typos.

JANGAN LUPA VOMENT!!

"aku suka kamu" kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Juna, tanpa rencana dan tanpa aba-aba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"aku suka kamu" kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Juna, tanpa rencana dan tanpa aba-aba.

Dari jarak sedekat ini, tentu Juna tidak akan melewatkan ekspresi kaget Rosa. Sekaligus semburat merah yang muncul dikedua pipinya. Sejujurnya Juna sungguh ingin menyentuh pipi itu, tetapi setengah mati dia tahan.

"huh?" dengan polosnya, hanya kata itu yang keluar dari bibir Rosa.

Juna memegang kedua bahu Rosa, membuat mata mereka bertemu.

"aku suka kamu Ros" Juna mengulang kalimatnya, kali ini lebih jelas dan perlahan. Seakan ingin menekankan tiap katanya di telinga Rosa.

Sejujurnya, Juna ingin mendengar jawaban dari Rosa, tapi melihat Rosa yang seakan terlalu kaget untuk membuka mulutnya, Juna tidak mengharapkan labih. Alih-alih menuntut balasan Rosa, Juna malah melepas genggamannya di kedua bahu Rosa dan tersenyum.

"aku cuma mau bilang itu aja" Juna mengakhiri ucapannya dengan usapan lembut di puncak kepala Rosa. Juna berbalik dan berniat mengambil ponselnya yang tadi sempat bergetar. Sesaat setelah tangannya menyentuh benda kecil itu, Rosa berucap.

"jangan dibalas"

Kening Juna berkerut.

"apa?" tanya Juna dengan tangan yang sibuk dengan ponselnya.

"jangan diangkat, dan jangan dibalas" Rosa kembali berucap, dan kali ini Juna mengerti apa maksud Rosa.

Disana, dilayar ponselnya, ada panggilan tidak terjawab dari Dinda. Dan tidak lama kemudian getaran di ponsel Juna kembali muncul. Menandakan pinggilan masuk dari Dinda. Rosa tetap berdiri disana, diam tidak mengatakan apapun. Seakan memberikan kesempatan Juna untuk memilih.

"kenapa?" tanya Juna.

"karena—" pupil mata Rosa berlarian kemana-mana. Dia tidak bisa menemukan jawaban untuk pertanyaan Juna.

Tapi sesungguhnya, tidak perlu jawaban bagi Juna untuk mengerti apa yang Rosa maksud. Rosa sudah melihat bagaimana sikap manja dan posesifnya Dinda pada Juna. Walaupun berkali-kali Juna memberi tahu Rosa kalau Dinda dan Rosa hanyalah sahabat, hal itu tentu tidak bisa meredupkan rasa curiga Rosa.

Juna juga menyadari bagaimana perubahan sikap Dinda yang menjadi lebih manja dan sensitif setiap Juna mencoba untuk mendekati perempuan lain. Tidak ada bedanya dengan saat ini—saat Juna mendekati Rosa. Puluhan pesan, telephone, dan perhatian merupakan salah satu bukti dari perubahan sikap Dinda.

Juna sempat berpikir kalau sikap Dinda yang begitu tidak mau kehilangan Juna, membuat Dinda akhirnya sadar akan ketulusan dan rasa sayang Juna. Tapi nyatanya tidak. Saat perempuan-perempuan yang sempat Juna dekati mundur teratur karena tidak tahan dengan 'persahabatan Juna-Dinda yang tidak normal', Dinda akan kembali menjadi Dinda yang dulu. Yang menganggap Juna hanya sekedar teman disaat sepi.

Mawar Untuk Arjuna ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang