Part 031 : Titik Nol

541 111 27
                                    

A/N : Jangan lupa vote dan komen.

A/N : Jangan lupa vote dan komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"If you love somebody, let them go, for if they return, they were always yours. And if they don't, they never were"

-Khalil Gibran-

Australia bagaikan angin segar bagi jiwa Rosa yang keruh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Australia bagaikan angin segar bagi jiwa Rosa yang keruh. Bertemu kedua orang tua, rumah masa kecil, dan sahabat-sahabatnya membuat Rosa bahagia. Pikiran tentang seorang laki-laki yang jauh di seberang lautan sana hilang saat mendengar celotehan Jennie tentang pacar barunya; atau saat Rosa menghabiskan waktu dengan sang ibu sambil bergosip dan menata mawar-mawar yang ada di halaman belakang. Itu adalah saat-saat terbaik baginya.

Namun sesaat setelah matahari tergantikan oleh bulan, dan matanya terpejam bersiap untuk pergi ke alam mimpi, wajah itu kembali muncul. Seakan-akan memberitahu Rosa kalau segala tentang dia belum berakhir dan melupakannya tidak semudah itu.

Senyumnya, tawanya, dan suaranya. Semuanya masih terlihat jelas diangan-angan Rosa.

Sudah satu minggu Rosa meninggalkan Jakarta, dan satu minggu itu pula malamnya selalu dipenuhi oleh bayang-bayang Juna.

Rosa menyerah dengan kerisauan hatinya dan memutuskan untuk bangkit dari posisi tidurnya dan menyalakan lampu tidur di atas nakas.

"Kenapa sih?" Rosa menghembuskan napas, sambil memegangi kepalanya yang terus menerus memunculkan bayangan Juna. "kenapa kamu selalu muncul dan gak bisa hilang?"

***

Kepergian Rosa adalah sebuah pukulan berat bagi Juna. Apalagi Rosa pergi sebelum Juna menyadari dan memperbaiki kesalahannya. Beruntung, Rosa sempat mengangkat sambungan telephonennya saat itu, dan Juna langsung mencurahkan apa yang ada dipikirannya. Rosa sama sekali tidak mengatakan sepatah katapun, hanya suara hembusan napas pelan yang terdengar. Tapi Juna yakin, Rosa mendengarkan.

Makadari itu Juna terus berbicara dengan harapan Rosa dapat mengerti maksud hati dan memaafkannya. Juna tahu itu semua tidak cukup. Tidak cukup untuk menyembuhkan luka di dalam hati Rosa yang diciptakan olehnya. Betapa bodohnya Juna selama ini. Kenapa dia terus menerus membohongi Rosa dan membuat wanita itu penuh kecurigaan dan kebimbangan. Seharusnya sejak awal Juna jujur tentang hubungannya dengan Dinda. Dengan begitu sejak awal Rosa dapat menentukan pilihannya untuk tetap bersama Juna atau pergi.

Mawar Untuk Arjuna ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang