MINGGU hari ini Khansa dan kelompok-nya melakukan penelitian dan wawancara di sawah. Hari ini mood-nya Khansa kurang baik entah karena ada Naila atau dia mungkin kurang gak enak badan.
Brukk.
"Ahh," rengkek Naila yang telah terjatuh di sawah
"Kamu gak papa Nai?" tanya Reyno khawatir "Ada yang sakit?"
"Kaki ku Reyn sakit"
"Bisa jalan gak?apa mau aku gendong?"
"Ya ampun panas banget ya disini" ucap Khansa dengan nada meninggi "ada es gak sih, butuh es nih PANAS soal nya"
"Ini Sa minum minuman ku dulu aja!" ucap Naila sambil mengulurkan minuman-nya
"EH, Lo tau es gak sih?" suara Khansa yang meninggi "Gue butuh-nya es karna disini panas, ngerti gak sih lo?"
"Saa, kamu kenapa sih?" tanya Reyno dengan nada melembut.
"Mungkin Khansa capek Reyn karna disini panas juga" sambung Naila "Lagian aku yang salah kok, Khansa kan minta-nya minuman yang diingin, tapi malah aku kasih yang biasa"
"EH, LO TAU PA GIMANA SIH?YANG DITANYA REYNO TU GUE BUKAN LO. JADI NGAPAIN LO YANG JAWAB?" jawab Khansa yang mulai emosi
"Sa, lo apa-apaan sih?"
Reyno menatap berganti Khansa dan Naila
"Naila kan niat-nya baik hargain dikit dong"
"Belain aja terus temen lama kamu tuh"
"Udah-udah" Bimas mulai melerai perdebatan mereka "udah Reyn lo urusin Khansa aja tuh, biar Naila gue yang urusin"
Setelah sampai-lah digubuk untuk menunggu pentani yang diwawancara datang Reyno dan teman-teman istirahat sebentar.
"Sa, tadi kamu kenapa?" sambung Reyno yang mengelus rambut Khansa "kamu lagi badmood?"
"Enggak kok"
"Terus kamu sakit?"
"Enggak juga" sambung Khansa "tadi sih cuma pusing dikit, tapi se-"
Reyno meraih kepala Khansa untuk bersandar dibahu-nya."Kalau kamu pusing senderan aja Sa" Reyno mengelus lembut rambut Khansa "bahu ku siap kok buat sandaran kamu kapan aja"
"Makasih Reyn"ucap Khansa pelan tapi masih bisa terdengar oleh Reyno.
"Kamu baik Reyn, aku pengen lebih deket sama kamu tapi aku takut kamu hanya nganggep aku cuma sebatas sahabat gak lebih"
"Nanti pulang dari sini gimana kalau aku beliin ice cream" tawar Reyno
"Boleh" jawab Khansa yang masih bersandar dibahu Reyno
Karna terlalu lama Khansa bersandar membuat Naila cemburu saat melihat-nya.
"Udah deh senderan-nya. Senderan terus gak bisa berdiri sendiri lo?" cibir Naila
Khansa tiba-tiba mengembalikan posisi duduk nya.
"Maksud lo apaan?" jawab Khansa
"Maksud gue lo gak bisa gitu berhenti curi-curi kesempatan"
"Eh bukan gue ya, yang curi-curi kesempatan, tapi lo aja mungkin yang ngerasa curi-curi kesempatan lo gak ada hasil makanya lo ngomong gitu ke gue, lo iri?"
"Gue iri sama lo? Cuma sama Khansa?" lalu Naila membisikan kata-kata ditelinga Khansa "gue udah lebih kenal dulu dari pada lo"
"Udah-udah kalian malah ngapain sih, kalian semua tu temen gue. Lo Nai kalau butuh senderan gue juga selalu ada kok buat lo!"
Mereka memulai wawancara dengan petani yang ada disawah. Setelah selesai mereka kembali ke-tempat parkir montor didekat sawah.
"Sa, pulang bareng gue aja yuk" ajak Reyno "sekalian gue mau beliin ice cream buat lo"
" boleh, ayuk" jawab Khansa bersemangat
"Gue pulang sama siapa?" tanya Naila
"Lo dianterin pulang bimas aja gimana?" tawar Reyno
"Lo beneran gak mau nganterin pulang gue Reyn?"
"Nai sorry gue udah ada janji sama Khansa"
"Ya udah deh" suara Naila yang lesu
Jadilah Reyno dan Khansa pulang bareng, Naila akhirnya dianter pulang sama Bimas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersamamu Bikin Aku Ngefly || END
Romantik"Jangan sendiri jangan Bertiga, karna Sendiri itu sepi, Bertiga itu Sakit. Cukup Berdua, Aku dan Kamu"