Hembusan angin pagi yang sangat menyejukan membelai kulit dengan sedikit sianr matahari yang menghambur sesekali menyilaukan mata, karena korden jendela yang tertiup angin pagi. Aku membuka mata dengan malas dan aku baru ingat kalau sekarang aku tinggal dirumah Indra, seperti biasa tempat disamping ku sudah tidak berpenghuni, kadang aku merasa malu karena selalu didahului bangun pagi olehnya. Suasana kamar ini sangat berbeda dengan kamar milik ku, mau tidak mau aku harus membiasakan diri dengan kondisi dan suasana kamar dan rumah ini, karena rumah ini yang akan aku tempati entah sampai kapan.
Terdengan lantunan lagu Darren Hayer dari ruang tengah, nuansa romantis pasti akan langsung muncul didalam benak perempuan yang mendengarkanya, aku menelusuri penjuru rumah yang masih terjangkau mata ku, namun tidak melihat apa – apa lagi pula apa yang aku cari?
“ Ada yang loe cari? “ suara dari belakang mengagetkan ku bersyukur aku berpegangan kuat dengan pegangan tangga yang berhasil menopang ku.
“ Ahhh tidak gue hanya masih bingung disini jadi…… “
“ Bukanya waktu itu mama udah ngajak loe melihat – lihat rumah ini? “
“Iya, mungkin karena baru bangun tidur jadi masih belum sadar sepenuhnya “ Indra mengangguk – anggukan kepala sepertinya alasan ku masuk akal buatnya. Melihat penampilan Indra aku mulai bertanya – tanya lagi apa mungkin dia akan berangkat bekerja?
“Loe bisa menjelajahi rumah ini supaya loe gak bingung lagi, kalau sedikit berantakan ya maklumin aja rumah bujangan ya gini “
“ Emmm apa loe mau berangkat kekantor? “ tanya ku ragu – ragu.
“Iya gue hanya cuti beberapa hari aja, dan beberapa hari juga sudah membuat gue harus kerja keras menyelesaikan pekerjaan yang gue tinggal selama gue cuti “ Indra sudah mau beranjak dari tempatnya berdiri.
“ Gue belum tahu apa pekerjaan loe “ pertanyaan ku membuatnya menghentikan langkahnya.
“Gue akan jelasin semuanya setelah gue ada waktu, okey sekarang gue harus buru – buru berangkat “
“Apa loe udah sarapan? “ Tanya ku lagi, dan lagi – lagi membuatnya berhenti melangkah lagi.
“ Tenang aja loe boleh tenang setiap paginya karena gue tidak terlalu suka sarapan pagi “
Kali ini dia benar – benar pergi, tanpa ucapan apapun. Suasana yang sepi dan menyadari kalau aku hanya sendirian dirumah membuat perasaan ku berkecamuk, perasaan hampa dan kesedihan mendominasinya. Impian memiliki suami dan sebuah keluarga yang bahagia semakin jauh dari kata mungkin. Mungkin pikiran ku terlalu berlebihan namun sederhana, aku hanya menginginkan sarapa bareng dimeja makan setiap hari dan selalu mendapatkan sebuah kecupan saat aku membuka mata di pagi hari oleh suami ku. Selalu menunjukan kesukaan memasak ku dan dia akan selalu memuji ku dengan mendapatkan hadiah sebuah pelukan hangat darinya setidaknya.
Sebutir air mata jatuh ke pipi ku, perasaan sakit yang sangat dalam membuat ku tidak sanggup merasakan semua ini lagi. Namun mau bagaimana lagi semua sudah terjadi, dan aku tidak mungkin bisa lari dan menghindari semua ini, tidak semua yang terjadi buruk aku masih beruntung memiliki suami yang tahu tidak aku cintai sama sekali namun dia masih mau menghargai ku dan bersikap baik kepada ku.
==#==
Sehariaan aku hanya berkutak dirumah menelusuri segala penjuru dengan leluasa karena tidak ada yang punya seperti layaknya maling yang sedang mencari barang – barang beraharga, aku seperti itu namun yang aku cari bukan barang berharga namun informasi yang bisa aku dapatkan tentang suami ku itu. Namun seperti mencari jarum didalam jerami sia – sia saja aku mencari gak satu pun informasi yang aku dapat, hanya beberapa CD music yang aku temui dan sekarang aku tahu jenis musik apa yang dia sukai.
