Saat membuka mata dipagi hari yang sangat cerah secerah hati ku dan hati Indra, senyum ku langsung terkembang melihat sosok yang ternyata mencintai ku dengan caranya sendiri. Mata Indra masih tertutup dengan tangannya masih memeluk perut ku, seingat ku, semalam aku tertidur disofa ruang tengah kenapa sekarang bisa ditempat tidur siapa lagi kalau bukan ulah Indra. Dengan hati – hati aku mengangkat tangan Indra dari perut ku supaya tidak menmbangunkanya.
Tiba – tiba tangan itu semakin kuat menahan tubuh ku baru aku sadari kalau itu perbuatan sengaja Indra dan ternyata Indra sudah bangun sejak tadi hanya pura – pura tertidur saja.
“ Hay…. “ ucap ku kaget.
“ Pagi, loe mau kemana? “
“ Gue mau siapin sarapan, ini udah siang loe gak kekantor? “
“ Gue pengen cuti dan dirumah aja sama loe “
“ Loe kenapa sih, gue mau bikin sarapan Indra lepasin gue “ aku mencoba lagi dan lagi – lagi Indra justru memeluk ku, dan aku tertawa karena geli diperlakukan seperti ini.
Sembari membuat sarapan, kejadian – kejadian malam tadi membuat ku malu, dan baru sekarang aku menyadari kalau semalam waktu Indra mencium ku ada Evan, Doni dan Rika. Ya ampun bodoh banget sih aku sampai gak inget sekitar gitu, malu – maluin aja, Indra juga kenapa senekat itu sih. Rengkuhan tangan mengagetkan ku ternyata Indra memeluk ku dari belakang, kenapa Indra menjadi aneh seperti ini sih, dulu saat bersama dengan Awan aku risih kalau diperlakukan seperti ini tapi anehnya kenapa sekarang diperlakukan seperti ini oleh Indra aku justru merasa bahagian dan nyaman banget, apa ini yang namanya jodoh kali ya.
“ Nanti gue anter ya ke Cafenya? “ bisik Indra ditelinga ku.
“ Kenapa? “
“ Soalnya nanti sore kita harus mampir kerumah ayah dan Ibu, jadi nanti gue jemput loe “
“ Kerumah? Mau ngapain? “ tanya ku penasaran.
“ Rahasia “
“ Ihhhh Indra nyebelin banget sih “
Indra benar – benar mengantar ku ke Café dan berjanji akan menjemput ku juga nanti sore untuk ke rumah orang tua ku entah untuk apa, kedua orang tua ku juga ternyata gak tahu kalau Indra akan kerumah. Sebuah kecupan dipipi kanan ku masih membekas ciuman dari Indra, aku masih memeganginya tidak mau melepaskan takut rasa itu akan hilang. Kebahagiaan yang dulu sempat aku ragukan tidak akan aku rasakan lagi sedikit demi sedikit mulai bisa aku dapatkan dan rasakan semenjak hadirnya Indra disisi ku.
Today is my new Life menjadi PM di BBM ku, tidak lama banyak teman dikontak ku yanag menanyakanya terutama Zaza, dan tanpa diduga – duga Indra juga ikutan dan mengetik Me Too aku langsung tertawa membacanya dan berkali – kali aku baca lagi takut kalau itu hanya halusinasi aku aja yang terlalu berharap untuk mendapatkanya.
Jam istirahat orang – orang kantor, café menjadi semakin rame dan hampir semua anak buah ku tidak bisa mengobrol seperti tadi. Aku membantu sang koki didapur membuatkan pesanan dari para pengunjung ku. Saat semua sudah pengunjung sedikit demi sedikit berkurang tanpa disadari jam berjalan dengan cepatnya tanpa aku sadari kalau ternyata sudah sore dan semua mulai bisa santai kembali.
“ Mbak Vio kayaknya seneng banget sih, kenapa tuh? “ tanya Titin dengan ragu – ragu.
“ Masa sih, emangnya kelihatan ya? “
“ Ya mbak orang baru kenal juga bisa tahu kalau mbak lagi seneng, bagi – bagi donk “
“ Hmmm Tin, selama ini ternyata aku salah, dulu aku pikir aku gak akan pernah menemukan kebahagiaan lagi disisa hidup ku ini. Tapi ternyata…… “
