Just close your eyes
Each loving day (each loving day)
I know this feeling won't go away (no)
Every word I say is true
This I promise you
Every word I say is true
This I promise you
Ooh, I promise you...
( N' sync _This i promise you )^_~ ♡♥♡♥♥♥♡♡♡♡
Sepekan sudah semenjak kejadian waktu itu, aku dan Indra tidur terpisah semakin jarang berkomunikasi lagi dan bertemu lagi. Tidak tahu disengaja atau gak kita sama – sama disibukan dengan pekerjaan kita masing – masing. Walau kadang setiap malam aku merasakan seseorang mencium kening ku saat aku tertidur. Apa mungkin Indra? Tapi entahlah lagi pula mungkin itu semua hanya mimpi ku aja. Walau demikian coklat panas masih selalu ada dimeja makan setiap aku bangun dan seringnya Indra sudah tidak ada dirumah dia sudah berangkat pastinya. Justru aku yang sekarang tidak pernah membuatkannya sarapan ataupun sekedar kopi.
Hari demi hari aku dan dia lewati tanpa terasa sudah mapir tiga bulan usia pernikahan yang tidak bernyawa ini, hanya sebuah status yang berubah selama ini, aku dan dia sama – sama tidak ada keinginan untuk mengembangkanya menjadi kenyataan. Semakin lama semakin membingungkan dan hanya mengikat satu dengan yang satunya, sebagai teman yang baik tidak bisa aku dan dia lakukan justru perasaan – perasaan aneh bermunculan pada saat mencoba untuk saling mendekatkan diri.
Hati ku selalu saja ngilu kalau memikirkan masa depan pernikahan ku ini, tidak ada sedikit pun kemajuan yang ada justru hanya kemunduran demi kemunduran. Sebutir air mata jatuh dipipi ku aku benar – benar bingung harus bagaimana sekarang ini, beberapa kali aku memergoki Indra sedang terbicara dengan Rika dan mungkin saling bertemu diluar, sedang kan aku masih tetap disini dengan kenangan percintaan yang tidak seberuntung dia.
“ Ngelamun aja nih si non “
“ Ehh loe Za, jalan yuk gue bête nih “
“ Okey, siapa takut kemana? “
“ Kemana aja yang penting jauh dari pikiran gue “
Seharusnya aku sudah bisa menebaknya, setiap mengajak Zaza jalan pasti ujung – ujungnya belanja, ke mall, dan jalan – jalan. Ya buat kali ini aku gak akan protes aku coba untuk menikmatinya, dalam waktu satu jam saja Zaza sudah berhasil membawa tentengan ditangan kanan dan kirinya, akhirnya satu tempat dari banyaknya pilihan Zaza hanya restoran ini yang aku setujui.
Zaza mengobrol panjang lebar sembari menunggu pesanan kita datang, kepuasan terlihat jelas diwajah Zaza. Kalau aku ya lumayan terhibur melihat harga – harga yang sangat funtastik barang – barang yang Zaza beli.
“ Hay Viona? “ seorang cewek menyapa ku. ternyata Rika
“ Hay, sama siapa? “ tanya ku mencoba biasa aja.
“ Sama Indra. Loe sama siapa? “ ekspresi ku langsung berubah saat mendengar nama Indra disebut. Gak lama Indra menyusul dari belakang.
“ Vio, hay Za kalian baru mau makan? “ “ Iya, kok kalian kesini gak ngajak – ajak sih “ jawab Zaza.
“ Tadi kebetulan gue ada perlu disini dan kebetulan juga ketemu Rika. Kok loe gak bilang mau kesini Vi? “ Tanya Indra masih dengan nada yang bingung
“ Gak ada rencana sih cuma kebetulan aja kesini buat makan “ jawab ku sinis
“ Ndra ayo nanti filemsnya keburu mulai “ apa filem, suara manja Rika terdengar dari luar karena Rika sudah gak sabar untuk keluar dari restoran.
“ Ow kalian mau nonton juga, Za gue gak selera makan tiba – tiba “ dengan membanting lap yang udah disiapkan aku pergi meninggalkan Zaza dan Indra yang kebingungan melihat kelakuan ku.
