Pengakuan dan Kecemburuan

36.3K 1.5K 9
                                    

Beberapa pesan masuk diponselku dari Awan yang menanyakan kebenaran kata – kata ku tentang pernikahan. Awalnya aku tidak menganggapnya penting mau percaya atau tidak itu urusan dia yang penting aku sudah berusaha jujur dan aku tidak pernah meneyesalinya. Tidak tahu apa yang terjadi dengan beberapa perubahan didalam diri aku, semenjak pertemuan itu hampir setiap malam Awan hadis disetiap mimpi ku, seperti mengulang masa lalu kenangan demi kenangan masa lalu berputar kembali dimimpiku. Walau demikian demi menjaga perasaan Indra aku simpan sendiri hal ini. Disaat – saat seperti ini aku membutuhkan kehadiran Zaza namun mana mungkin aku tega mengganggu kebahagiaanya dengan hal yang tidak penting seperti ini.  

Seperti halnya malam ini pun sama dengan malam – malam sebelumnya, malam yang melelahkan aku lewati dengan Indra tapi bukanya Indra yang muncul didalam mimpi ku justru Awan, lagi - lagi Awan harus dengan cara apa lagi aku mengusirnya dalam mimpi ku. Saat aku membuka mata disamping ku sudah tidak ada orang lagi, dan ini pertama kalinya Indra meninggalkan ku setelah apa yang kita lakukan semalam. Tidak mau berfikir macam – macam, mungkin dia kekamar mandi atau ada urusan penting lainya. Namun sudah hampir satu jam Indra gak kelihatan hanya coklat panas sudah siap disamping tempat tidur ku.  

Mobil Indra sudah tidak ada di garasi dan disaat ini aku baru sadar kalau dia ternyata sudah berangkat aku langsung melihat jam dinding takut aku yang kesiangan tapi jam didinding juga baru menungjukan jam 07.30 dan ini masih terlalu pagi untuk seorang Indra masuk kerja.  

Akhir – akhir ini Vio’s Café membutuhkan ku disana mau tidak mau aku harus datang dan mulai bekerja lagi disana, urusan Awan bisa dicari jalan keluarnya nanti tapi masa depan Vio’s Café adalah jauh lebih penting buat ku. Kesibukan ku dan kesibukan Indra lagi – lagi bentrok. Tidak ada lagi makan malam yang ceria seperti beberapa waktu sebelumnya Janis mulai sibuk dengan jadwalnya yang sedang menyusun tugasnya dan beberpa hari menetap dirumahnya di bandung.   Waktu ku untuk bertemu dan berbicara dengan Indra semakin sedikit, Indra selalu pulang larut malam pekerjaan ku yang sedang padat membuat usaha ku selalu gagal untuk menunggunya pulang kerja, aku selalu ketiduran disofa depan dan saat aku terbangun sudah dikamar dan Indra sudah tidak ada dan seperti biasa hanya segelas coklat panas yang menjadi tanda kalau dia sudah berangkat bekerja lagi.  

==#==  

Pekerjaan di Vio’s Café akhirnya sekarang mulai berkurang setidaknya aku bisa bersantai ria sejenak, berharap ada pesan masuk dari Indra aku mengecek ponsel ku dengan kecewa ternyata tidak ada mungkin Indra sibuk jadi sampai untuk mengetik pesanpun dia tidak ada waktu. Ponsel ku berdering panggilan masuk segera aku lihat siapa tahu itu dari Indra karena saking sibuknya dia tidak ada waktu untuk mengetik jadi dia putuskan untuk menelpon aja tapi lagi lagi aku harus menelan kekecewaan karena bukan nama Indra yang muncul dilayar justru nomor baru yang beberpa hari ini selalu mengganggu ku. Mungkin sekarang aku harus hadapi dia supaya dia bisa mengerti apa yang aku maksud dan tidak lagi mengganggu ku.

“ Hallo “

“ Hahh akhirnya loe mau jawab telpon dari gue “

“ Ada apa? “

“ Vio gue tahu kalau loe udah menikah dan kelihatanya loe jauh lebih bahagia dibanding dulu waktu sama gue, tapi gue mohon gue cuma mau menjelaskan sesuatu sama loe perihal gue meninggalkan loe waktu itu, gue yakin loe masih bertanya – tanya kan kenapa gue ngelakuin itu? “  

Akhirnya aku memenuhi permintanya karena memang sebenarnya aku masih penasaran dengan alasan dia, walaupun itu semua sudah tidak akan mempengaruhi apa pun saat ini tapi setidaknya aku tahu apa masalaahnya. Sebelum menemui Awan aku menghubungi Indra untuk meminta ijinya, aku tahu dia pasti mengijinkanya namun responya yang acuh tak acuh membuat ku berfikir lain ada sesuatu yang tidak beres selama ini. Tapi sebaiknya satu persatu dulu dibereskan karena tidak mungkin untuk menyelesaikanya secara bersamaan.  

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang