Prolog

97.4K 2.9K 13
                                    

Apa yang sedang aku lakukan sekarang ini, berdiri bersanding dengan orang yang benar – benar tidak aku cintai, bahkan tidak aku kenal sama sekali sebelumnya. Mata ku pun masih sembab akibat tangisan ku semalam. Beruntung aku ditangani oleh tangan handal sehingga wajah ku yang sudah tidak bisa diselamatkan pada dasarny terutama dibagian mata. Dengan sekejap wajah ku berubah 180 derajat, yang terlihat kini wajah yang cantik khas layaknya seorang pengantin pada umumnya yang berseri – seri dengan rona kebahagiaan yang sedang para pengantin rasakan.

 “Hai sayang selamat ya, gue selalu ikut bahagia buat loe “ pelukan dan kata – kata Zaza membuat ku kembali pada kesadaran ku.

 Tidak sepatah katapun yang berhasil keluar dari mulut ku seolah suara ku hilang entah kemana, Zaza memang sahabat yang paling mengerti aku. Tanpa aku harus berbicara dia sudah paham apa yang sedang aku rasakan, aku hanya terdiam dan menatapnya dengan mata yang sudah mulai panas karena menahan tangis. Zaza memluk ku, pelukanya seperti memberikan suntikan tenaga baru untuk ku dan tatapan mata Zaza memberikan pesan yang tersirat Jangan menangis lagi terutama saat ini tatapan Zaza membuat ku tidak bisa menahan air mata, mata ku mulai berkaca – kaca dan siap tajuh kapan saja.

 “ Please!!!! “ pinta Zaza pada akhirnya.

 Aku hanya bisa menganggukan kepala ku dengan berat dan sampai akhirnya aku memiliki keberanian untuk tersenyum sedikit walaupun hasilnya sudah pasti gagal namun saat menyadari kelegaan sudah terlihat di wajah Zaza, dia pun akhirnya mulai berlalu dari hadapan ku dan member selamat pada orang yang sejak tadi berdiri disamping ku. Aku memberanikan diri untuk melirik seseorang yang berdiri disamping ku sejak tadi. Terlihat senyuman yang sama dengan yang aku berikan pada Zaza terlihat jelas di wajah itu namun setidaknya aktingnya jauh lebih baik dari yang aku lakukan untuk di perlihatkan pada orang banyak.

==#==

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang