Hari yang ditunggu – tunggu akhirnya tiba juga, hari dimana benar – benar melakukanya dengan perasaan cinta dan sayang terhadap orang yang ada disamping ku, berdiri di atas panggung pengantin dan di tonton oleh begitu banyaknya tamu undangan dari teman ke dua orang tua ku, mertua ku, teman ku sampai teman Indra.
Semua datang untuk mengucapkan selamat dan berbahagia bersama dengan kita berdua. Tidak ada senyum terpaksa dan di buat – buat kali ini, senyum yang sejak pagi tadi kita berdua lihatkan adalah benar – benar senyum kebahagiaan. Sampai detik ini aku sebenarnya masih tidak percaya bisa mencintai laki – laki lain dihidup ku yang aku pikir sudah mati dan gak akan ada lagi yang membuat ku hidup lagi.
Ternyata aku salah, dengan kesabaranya dia akhirnya bisa membuat perasaan ku yang mati hidup kembali dan menawarkan masa depan yang sangat bahagia untuk ku.
Nuansa hijau dan ke emasan mendominasi acara resepsi ini, hijau adalah warna kesukaan ku. Di padu dengan warna emas yang sangat elegan dan sedikit gelamor mempercantik dekorasi acara ini. Semua yang menjadi panitia acara ini mengenakan kebaya hijau lumut untuk perempuanya dan kemeja batik dengan warna sepadan untuk laki – lakinya. Semua adalah ide dari ku awalnya semua kurang setuju karena perpaduan warna yang jarang sekali digunakan membuat orang takut hasilnya kurang maksimal namun ketakutan itu sekarang sudah terbayarkan melihat rasa kagum dan kepuasan para tamu undangan yang memuji dekorasinya.
Dengan mengusung adat jawa dan adat sunda acara ini dimulai, dengan adat jawa aku mengenakan pakaian dodot khas pengantin jawa, awalnya aku merasa malu karena belum pernah seterbuka ini mengenakan pakaina adat didepan banyak orang. Dengan melalui beberapa ritual adat kita hanya menahan tawa selama menjalainya sama – sama belum pernah dan kurang pengalaman membuat suasana kocak pun mau gak mau harus tercipta.
Beberapa kali kita melakukan kesalahan yang justru menimbulkan bahan tertawaan para tamu undangan, rasa malu selalu menyertai apa yang akan kita lakukan takut akan salah dan jadi tertawaan lagi. Akhirnya semua sudah selesai dilakukan dan kita berdua bisa bernafas lega sekarang kita hanya tinggal duduk diatas pelaminan dan menerima ucapan selamat dari para tamu undangan. Beberapa tamu mulai berdatangan lagi dengan rona kebahagiaan mereka menghadiri pesta ini tidak kalah bahagianya dengan yang aku rasakan.
Teman – teman ku mulai terlihat dan langusng memberikan ucapan selamat anak buah ku juga gak mau ketinggalan dengan kehebohan khas mereka meramaikan acara dan sesi foto – foto narsis terjadi dipanggung ini seketika itu juga.
“ Vio selamat ya, gue gak nyangka nasib loe beruntung banget dari dulu loe sama Awan ehhh sekarang malah dapet yang lebih dari dia “ aku hanya tersenyum dan melirik ke arah Indra yang juga hanya diam.
“ Makasih ya Wit, udah dateng “ dia pun berlalu.
“ Ndra…. “ aku mencoba menjelaskan tapi sepertinya Indra tidak mau membahasnya.
“ Ya “ jawabnya singkat jelas dan padat.
“ Tadi itu,…..” disaat aku mau menjelaskan suara Evan mendominasi telinga ku.
“ Cie cie cie pengantenya lagi ngobrol nih “ suara Evan langsung mencairkan suasana yang mulai cangung diantara aku dan Indra tadi.
“ Selamat ya Vio, jadi istri yang baik buat sahabat gue ya “ Evan memeluk ku dengan kasih sayang sebagai teman.
“ Siap bos “ jawab ku asal juga.
“ Hay bro,selamat ya, sukses nanti malamnya, kali ini jangan dianggurin lagi pamali kata orang sunda mah “ aku pura – pura gak tahu apa maksud obrolan mereka berdua.
“ Apaan sih loe, sono loe cari makan aja jangan ganggu tamu – tamu gue ya awas loe “
“ Haha boleh kali kenalan sama temen – temen istri loe, cakep – cakep bro “
