Hmmmm semakin kesini nulis cerita ini bikin aku pengen cepet - cepet nemuin Indra ku sendiri hehehe... kapan yah???
Hapz sudahlah berhenti berhayal dan mari kita lanjutkan saja.....
^_^ love ♡♥
Hujan yang turun sejak pagi membuat semua tempat terasa lembab dan basah, kadang hujan memang bisa membuat perasaan menjadi tenang dan damai. Tapi tidak jarang juga hujan menghambat aktivitas yang sedang orang – orang lakukan membuat rasa malas muncul secara tiba – tiba dan sulit sekali mengusirnya.
Namun tidak dengan ku,rasa malas hilang dengan sendirinya kalau hujan seperti ini, aku harus bangun pagi – pagi untuk membuatkan sarapan dan bekal Indra karena dia harus dinas ke luar kota mau tidak mau aku harus menyiapkan keperluanya. Ini adalah pertama kalinya Indra ditugaskan ke luar kota awalnya saat mendengar Indra mengatakan hal ini ada sesuatu yang aneh pada hati ku entah rasa apa itu. Seperti halnya aku ternyata Indra juga sebenarnya tidak mau pergi keluar kota itu artinya kita harus berpisah untuk beberapa saat, tapi pekerjaan adalah pekerjaan yang selalu menuntut tanggung jawab.
Setelah Indra mengantar ku sampai café dia benar – benar pergi memang hanya ke bogor sih sebenarnya tapi tetap aja seperti ada yang hilang dari ku. Seperti biasa di saat hujan café gak tahu kenapa selalu ramai oleh pengunjung, sedikit membantu ku untuk tidak terlalu memikirkan perihal kepergian Indra. Hari sudah semakin sore ketika pengunjung sudah mulai berkurang dan aku baru bisa istirahat beberapa anak buah ku masih sibuk dengan pengunjung yang masih tetap ada yang memesan menu Café. Ponsel ku berbunyi ternyata panggilan masuk dari Indra, seperti mendapatkan obat disaat sakit, segera aku menjawabnya.
“ Hallo…. “
“ Sayang kamu dari mana aja sih dari tadi aku telpon kok gak diangkat? “ ternyata sejak tadi pendengaran ku benar karena semar – samar aku mendengar dering ponsel ku.
“ Sorry tadi café lagi rame jadi…… “
“ Okey, aku mau minta tolong Janis sore ini samapi di Indonesia jadi tolong banget jemput dia ya, aku gak bisa pulang hari ini juga “
“ Janis adek kamu? “
“ Iya sayang please…. “
“ Tapi kan aku gak tahu orangnya itu seperti apa, bagaimana aku bisa tahu kalau itu dia? “
“ Aku punya foto dia kok, maaf ya aku harus ngerepotin kamu “
“ Gak apa – apa kok “sejujurnya ada rasa males mengingat percakapan terakhirku denganya yang kurang berkesan membuat ku sedikit malas, karena Indra aku mau harus digaris bawahi yah.
Bagaimana aku bisa menjemput orang yang belum sekalipun aku lihat hanya sebuah foto yang aku miliki itu pun foto yang diambil beberapa tahun yang lalu gak menutup kemungkinan penampilan akan berubah apa lagi untuk cewek secantik Janis. Walaupun belum pernah mengenalnya aku sudah bisa mengetahui bagaimana Janis, dia tipikal cewek yang mementingkan penampilan dan selalu mengikuti tren yang sedang buming.
==#==
Suasana bandara disore hari ternyata jauh lebih ramai dibandingkan pada pagi hari ataupun siang hari, mengikuti apa yang diusulkan Indra aku menuliskan nama Janis disebuah kertas dan mengangkatnya tinggi – tinggi berharap Janis akan melihatnya dan dia yang mendatangi ku. Ternyata tidak semudah yang aku bayangkan sudah hampir satu jam aku berdiri melakukan hal yang aku anggap memalukan karena aku merasa seperti seorang yang sedang mencari majikanya. Sebuah tangan menyentuh pundak ku dari belakang, rasa takut sempat mampir di otak ku namun aku selalu mencoba berfikir positif aja siapa tahu itu Janis.