Chapter 16

811 71 3
                                    

30 agustus 2013

Andre pov

Saat kak david sedang menjawab telepon, aku bermain dengan menginjak- injak bayangan kakak.

Kak david hanya tertawa dan berkata,
"Andre kau sudah dewasa,"

Aku tersenyum mendengar ucapannya.

Butuh waktu dua jam berjalan dari sekolah kerumah. Jika naik bus kurang lebih tiga puluh menit, tapi bisa juga dua puluh menit lewat jalan utama.

Tapi kakak selalu mengajakku untuk mengambil beberapa jalan pintas.
Gang kecil atau bahkan memanjat jembatan. Dan kami berdua dengan keras kepala melewati rute ini.

Sudah hampir setengah tahun setelah aku keluar dari rumah sakit dan pindah sekolah.

Aku tidak kenal siapapun, tapi itu tidak masalah.

Aku sudah berkali kali pindah sekolah. Dan siapa yang menduga aku akan berakhir dirumah sakit lagi.

Aku bertemu kak david, saat itu baru awal semester, kakak mendekatiku, menyapaku dan menemaniku selama dua jam perjalanan pulang, padahal rumah kami berdua berlawanan.

Aku tidak bertanya kenapa dia bersedia menemaniku pulang.
Didalam hatiku, aku berharap dua jam dibawah terik matahari ini akan berlangsung lama.

Aku mulai mengganggu kakak yang masih menelpon.
Kak david mematikan telepon dan mulai mengejarku. Kami berlari kejar kejaran.
.
.

Dibawah sinar matahari ini, eskrim mulai meleleh. Aku membelinya tadi bersama kak david.

Aku melihat kak david memakan eskrim lalu memandangku dan tersenyum, dan aku juga mulai merasa takut.
'berapa lama semua ini akan bertahan'

Aku takut kak david akan meninggalkan ku nantinya.
Aku tak ingin kehilangan orang yang sudah aku anggap sebagai kakakku sendiri yang aku sayangi. dia segalanya.

Bagaimana kalau dia pergi?
Aku tidak akan membiarkannya.
.

.

.

David pov

Aku tidak tahu bagaimana kehidupan andre sebelum bertemu denganku.

Aku tidak tahu bagaimana dunianya.

Aku tidak tahu apakah andre mempunyai ketakutan akan sesuatu. Tapi, apa yang perlu andre takuti. Ia punya segalanya didunia ini, orangtua, harta, semuanya.
Tapi kenapa tadi dia meperlihatkan wajah ketakutannya saat memandangku.

Aku tidak menakutkan, bukan?

Andre itu penyendiri, setidaknya itu yang andre katakan padaku.

Aku penasaran apakah penyendiri pernah menangis karena sendiri?
Aku tak tahu semua itu.

Aku tidak ingin kehilangan segalanya yang ada pada andre, sikap cerianya, perhatiannya, bahkan dirinya. Sederhananya aku tidak ingin kehilangan andre, dia adikku yang sangat berarti.





*Seperti biasa, update subuh😂,
Chapter ini bisa kalian lihat arti persahabatan andre dan juga david.
Sedikit haru saya nulisnya,🤧.

TEARS A BOY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang